Jumat, 24 Desember 2010

STERS BISA DIMANFAATKAN UNTUK MEMACU PRESTASI

Pendidikan Lampost : Jum'at, 24 Desember 2010


BANDAR LAMPUNG (Lampost): Anda stres? Jangan panik karena pada tingkatan tertentu bisa memberi peran positif bagi pencapaian prestasi seseorang, termasuk dalam berwirausaha.

Demikian pemaparan Bambang dalam Seminar Kewirausahaan di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Lampung, di aula Gedung G lantai II kampus setempat, Kamis (23-12).

"Stres merupakan kondisi ketegangan psikologis yang memengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi personal seseorang yang mengalaminya," kata salah satu staf pengajar di STKIP PGRI itu.

Namun, menurut Bambang, kondisi stres dengan kadar tertentu itulah yang justru dapat memacu seseorang untuk bertindak dan mencoba mengubah keadaan tidak nyaman yang dihadapinya.

"Stres dapat mendorong orang untuk berusaha dan bekerja keras mempertemukan apa yang sesungguhnya diinginkannya dengan keadaan yang dialami olehnya," ujarnya.

Mengutip seorang pakar manajemen Higginus, Bambang mengatakan bila karyawan tidak memiliki stres, tantangan kerja berarti tidak ada. Hal ini akan berimplikasi pada rendahnya prestasi yang bersangkutan dalam bekerja.

"Makin tinggi stres seseorang karena tantangan kerja yang dihadapi mengakibatkan prestasi kerja yang bertambah. Namun jika stres sudah maksimal, tantangan kerja jangan ditambah karena berakibat menurunnya prestasi kerja," kata dia.

Demikian pemaparan Bambang di hadapan sekitar 250 mahasiswa STKIP. Ia memotivasi para mahasiswa agar tidak takut terhadap stres, termasuk ketegangan dalam memulai sebuah usaha.

Pendidikan kewirausahaan ini diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STKIP PGRI Lampung. Selain menghadirkan akademisi, seminar ini juga mendatangkan beberapa praktisi, di antaranya Sukendar, pengelola usaha briket, dan Nazamudin, penemu sumber listrik dengan pemanfaatan gravitasi sebagai sumber energi.

Sukendar mengatakan agar mahasiswa STKIP jangan terpaku pada profesi menjadi pegawai negeri atau menjadi guru. "Meski kalian dididik sebagai guru, luangkan waktu kalian untuk berpikir kreatif dan produktif," kata dia.

Ia menuturkan modal utama untuk berwirausaha adalah pola pikir kreatif dalam menghasilkan ide-ide. Kemudian mengolahnya menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis. "Mulailah dari apa yang kalian gemari atau gandrungi."

Selanjutnya, kata Sukendar, adalah kemampuan untuk membaca peluang yang ada serta kemandirian dan keberanian untuk mengambil risiko. "Tidak selama sebuah usaha itu bermula dari modal besar. Awalilah dari me-manage hal yang kecil," kata dia.

Sementara itu, Nazamudin mencoba memperkenalkan metode pengembangan kewirausahaannya dengan metode telur kolombus. Telur kolombus adalah pola pikir untuk menetaskan ide-ide baru dan mencoba keluar dari apa yang dipikirkan banyak orang.

Kebiasaan untuk berproses secara kreatif, menurut Nazamudin, akan membawa mahasiswa pada sebuah ide yang memiliki nilai jual. "Proses kreatif memproduksi ide, ide menghasilkan ide baru lagi, akan bermuara pada telur kolombus," ujarnya.

"Kita coba padukan antara pandangan akademisi dan pandangan dari praktisi dalam memotivasi mahasiswa untu berwirausaha. Kombinasi keduanya diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi mahasiswa peserta seminar ini," kata Deni Renald, selaku ketua pelaksana. (MG14/S-1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar