Selasa, 14 Desember 2010

DAMPAK POSITIF PENGGUNAAN BAHASA ASING

Pendidikan Lampost : Rabu, 15 Desember 2010

CHAIRIL ANWAR


BAHASA Indonesia tidak dapat dilepaskan dari peranan bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing. Peranan bahasa asing dalam bahasa Indonesia membuktikan adanya kontak atau hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia.

Penyerapan di sini dapat diartikan sebagai pengambilan unsur bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia untuk dibakukan dan digunakan secara resmi oleh pemakai bahasa Indonesia. Fungsi penyerapan bahasa asing sendiri adalah untuk memperkaya khazanah kosakata bahasa Indonesia menjadi lebih beragam.

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat dilepaskan dari pengaruh dunia luar, khususnya dunia barat, baik dari segi gaya hidup, style, sampai pada penggunaan bahasanya. Oleh karena itu, tidak jarang ditemukan sebuah fenomena di mana seseorang cenderung menggunakan kosakata-kosakata bahasa asing daripada bahasa Indonesia.

Penggunaan bahasa asing dalam masyarakat ada dua macam. Pertama adalah bahasa asing yang telah dibakukan oleh Pusat Bahasa, dan kedua adalah bahasa asing yang belum dibakukan.

Apabila sesorang menggunakan bahasa asing yang telah dibakukan seperti pada kata atom, vitamin, unit dsb., tentunya ini bukan merupakan masalah karena bahasa asing itu sudah menjadi padanan dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi, apabila pengguna bahasa Indonesia menggunakan bahasa asing yang belum dibakukan, ini menjadi suatu ancaman terhadap bahasa kita tercinta ini.

Dalam kenyataannya pengguna bahasa Indonesia yang menggunakan bahasa asing dalam kegiatan berbahasanya disebabkan dari beberapa faktor, antara lain gengsi, kebiasaan, pergaulan, gaya berbahasa agar terkesan “wah”, dsb. Jelas, alasan ini merupakan dampak yang negatif dan menjadi suatu ancaman bagi bahasa Indonesia, tetapi di sisi lain ada dampak positif dalam penggunaan bahasa asing yang belum dibakukan ini terhadap kegiatan berbahasa secara umum.

Dampak positif itu berupa kemudahan dalam berkomunikasi antarsesama karena timbulnya suatu keadaan di mana kosakata bahasa asing dirasa lebih mudah dimengerti dan digunakan dalam komunikasi dibandingkan dengan padanan dalam bahasa Indonesianya. Kenyataan yang timbul di lapangan terkait dengan penggunaan istilah asing ini adalah sebagai berikut.

Sering kita jumpai ujaran seperti ini: "Bu, adik ingin membeli snack yang rasa kentang itu.” Dalam ujaran itu terdapat kata asing, yaitu kata snack, kata itu merupakan istilah asing yang seolah-olah sudah menjadi bahasa Indonesia yang cenderung dipakai untuk merujuk kepada “makanan ringan”, padahal secara aturan kebahasaan ada padanan lain dalam bahasa Indoneisa yang artinya semakna dengan kata snack tersebut. Kata itu adalah kudapan.

Namun, kata kudapan dalam kenyataannya lebih asing apabila dibandingkan dengan kata snack di telinga para pemakai bahasa Indonesia dan penggunaan kata snack dirasa cukup efektif dalam berkomunikasi daripada menggunakan kata kudapan. Masih banyak padanan kosakata bahasa Indonesia lainnya yang statusnya lebih asing di telinga dibandingkan kosakata dari bahasa asing.

Kesimpulannya, penggunaan kosakata asing dalam bahasa Indonesia tidak selalu diidentikkan dengan dampak negatif karena terselip hal positif, yakni dapat mempermudah kegiatan berkomunikasi, khususnya dalam tuturan yang di dalamnya terdapat bahasa asing yang terasa lebih akrab di telinga dibandingkan dengan padanan bahasa Indonesianya. Namun, diharapkan adanya sosialisasi terhadap padanan bahasa Indonesia secara intensif agar identitas kosakata pada bahasa Indonesia tidak terkikis oleh kosakata dari bahasa asing sehingga diharapkan kelak tidak lagi terdapat wacana bahwa kosakata bahasa asing lebih akrab di telinga para pengguna bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa Indonesia sendiri.

* Alumnus FKIP Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Angkatan 2006, Universitas Lampung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar