Sabtu, 11 Desember 2010

Sekolah Disediakan ‘Software’ Gratis

Pendidikan Lampost : Sabtu, 11 Desember 2010

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Kabar baik untuk pelajar di Lampung. Pemerintah akan memfasilitasi penggunaan software gratis untuk membatasi penggunaan software bajakan di sekolah-sekolah.

Hal itu dikemukakan Zulkifli dari Braind Information and Technology (IT), perwakilan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dalam hal sosialisasi penggunaan open source untuk Provinsi Lampung, Jumat (10-12).

"Berdasarkan surat edaram Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara nomor 01/M.PAN/III/2009, yang isinya seluruh instansi pemerintah, termasuk sekolah, harus terbebas dari penggunaan software bajakan," kata Zulkifli.

Menurut dia, Menristek mengadakan sosialisasi dan pelatihan penggunaan software gratis berbasis open source di berbagai instansi pemerintah, termasuk sekolah.

"Untuk itulah, dengan kerja sama antara SMK 2 Mei Bandar Lampung, Braind IT Lampung, dan Kemenristek menggelar training of trainers untuk penggunaan open source yang ke tiga kalinya di Lampung," kata dia.

Ia menuturkan secara tidak langsung program sosialisasi ini dapat memerangi budaya penggunaan barang bajakan ke berbagai pihak, termasuk di kalangan dunia pendidikan. Pemerintah menargetkan pada 2011 Indonesia sudah terbebas dari penggunaan barang bajakan.

"Dengan demikian, pilihannya cuma dua, yakni menggunakan software orisinal dengan menginvestasikan biaya cukup mahal untuk setiap tahun atau beralih menggunakan software gratis yang bersifat open source," kata dia.

Software gratis open source itu sengaja diciptakan untuk mengimbangi dominasi penggunaan softwear berbayar. Softwear gratis dapat diunduh di internet dan dapat dikopi atau disebarluaskan secara bebas ke sesama pengguna. "Karena sifatnya yang open source atau terbuka, setiap orang bebas untuk sekadar menggunakan ataupun mengedit, menambah kemampuan program tersebut," kata dia.

Zulkifli menjelaskan pada kesempatan itu kepada 40 orang peserta yang berasal dari Bandar Lampung, Pringsewu, dan Kota Metro itu pihaknya menyosialisasikan penggunaan Linux sebagai open source sebanding dengan Microsoft Windows, Open Office sebagai pengganti program Microsoft Word dan pengenalan program Java sebagai alat untuk membangun program open source.

"Peserta hari ini terdiri dari berbagai kalangan, mahasiswa, dosen, guru, karyawan, pegawai pemerintahan. Sebagai trainers mereka mendapatkan sertifikat dari Kemenristek dan diharapkan dapat melakukan kegiatan pelatihan dan sosialisasi serupa di daerahnya masing-masing," ujarnya.(MG14/S-1)
Cetak Berita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar