Sabtu, 27 Desember 2008

Belajar tentang Awan di Halaman

Hari ini, 27 Desember 2008, pagi menjelang siang cuaca begitu cerah. Langit pun terlihat begitu biru. Di halaman samping rumah baru kami yang masih lapang ditumbuhi rumput ilalang, anak-anak asyik bermain rumah-rumahan. Bertiangkan beberapa potongan bambu yang diatapi potongan kayu tripleks bekas, Azkia dan Luqman mengamati awan yang tampak jelas bergerak di angkasa.

Memang luar biasa kawasan rumah tinggal kami sekarang ini. Banyak yang bisa kami eksplorasi dan amati, banyak bahan pelajaran faktual yang dihadiahkan alam ciptaan Tuhan ini untuk kami. Ada jangkrik gemuk-gemuk keluar dari liang karena tanahnya tergali, ada bekicot yang menempel di antara ilalang, ada capung dan kupu yang liar beterbangan, ada banyak putri malu yang bisa disentuh kapan saja untuk melihat mereka malu-malu menutup daunnya, dan yang paling menakjubkan pada hari ini adalah ketika Azkia berlari mengambil buku dari kamar untuk mencocokkan bentuk awan yang dilihatnya dengan informasi yang pernah ia baca.

Luqman seperti biasa menguntit kakaknya, yang rajin memberi info terbaru. Dan saya tahu ia juga belajar ketika kakaknya berteriak takjub, "Mama, tadi kakak lihat awan kumulus dan altostratus!".

Aduh, karena saya sibuk mengawasi para pekerja yang sedang membangun dapur, tak sempat saya ikut mengamati awan apalagi memotretnya. Tapi jauh di dalam hati, saya bersyukur dan juga takjub dengan spirit belajar putera-puteri saya yang tak surut karena kepindahan kami ke wilayah pinggiran seperti Tanjungsari ini. Bahkan awan yang gratis bisa kita lihat di atas sana pun membuat mereka tak kehilangan momentum belajar. Puji syukur hanya kepada Allah Yang Mahapemurah. Semoga kepindahan kami ke tempat baru ini memberi berkah. Amin.

Jumat, 19 Desember 2008

Prediksi UN, UAN SMP 2009 test

prediction test of UAN, UN for junior high school 2009, base on examworls.us, below is some important file for SMP, below file is prediction test for UAN, is your browser enabled flash and embed object below the list this prediction include pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia, Mathematics and English Language. if your browser doesn't support flash, don't worry download it by link

Selasa, 16 Desember 2008

Soal Bahasa Indonesia or SMP (Junior High School)

Below is complete list of Indonesian Language test for final exam from 2003 until 2006, final test or called UAN (Ujian Akhir Nasional) or UN (Ujian Nasional) is final test of each level education, without passing this test we can not move to higher level education.

to download this soal you can download it in each kind of test sheet below

Download Bahasa Indonesia SMP 2003

Soal UAN Bahasa

Minggu, 14 Desember 2008

Belajar Sepanjang Hayat

Seminggu mertua saya menginap di rumah kami. Berhubung sebagian besar buku sudah dibawa ke Tanjung Sari, ayah dan ibu mertua saya hanya disuguhi buku-buku tentang tanaman obat untuk selingan, karena buku-buku itu-lah yang masih tertinggal di rumah kami di Bandung. Karena sudah banyak juga keluhan sakit, searching tanaman yang berkhasiat obat pun jadi menarik. Ayah mertua saya sampai mem-foto copy beberapa buku yang bersinggungan dengan penyakit beliau.

Ada satu hal yang membuat saya sangat takjub. Saat saya mematikan mesin air, saya lihat sepintas dari jendela, ibu mertua saya sedang menulis di atas secarik kertas. Bahkan mungkin bukan secarik, tapi beberapa lembar juga sudah tergeletak di atas kasur. Saya tak bertanya, karena siapa tahu beliau sedang mencatat surat penting.

Akan tetapi, ketika saya sedang mempersiapkan sarapan di dapur, ibu mertua saya melongok ke dapur dan bercerita bahwa beliau sudah mencatat beberapa tanaman dan khasiat serta resep obat dari buku, dan tinggal sedikit lagi yang belum ditulis. Subhanallah! Saya sampai geleng-geleng kepala... Saat saya lihat ke kamar, memang benar, catatan itu sudah dengan rapinya tertulis pada beberapa lembar kertas.

Tentu sangatlah tidak bijak bukan, kalau saya membiarkan seorang ibu yang begitu bersemangat untuk mendapatkan ilmu harus mencatat begitu rupa, dengan tulisan tangan pula. Akhirnya buku itu pun saya hadiahkan buat beliau. Wah! Mama mertuaku tentu saja senang.

Bagaimana dengan anak-anak muda? Masihkah menyala semangat belajar itu? Sampai kapan? Semoga sepanjang hayat, kita selalu terinspirasi dan bersemangat untuk belajar, tak peduli sudah berapapun usia kita. Amin.

Sabtu, 13 Desember 2008

Test Sheet of Ujian Nasional SMP Bahasa Indonesia Tahun 2003

Bahasa Indonesia is formal language of republic Indonesia, although all island and a lot of city have different language like, sunda, batak, jawa, madura, bugis, osing, dayak, and a lot of other language but with Indonesian Language all Indonesian people can communicate easily and together understanding the achievement of development project.Bahasa Indonesia or Indonesian Language also became

Jumat, 05 Desember 2008

FOTO GALLERY

































PARASIT AYAM

LATAR BELAKANG
Perkembangan dunia perunggasan di negara kita, memang sudah banyak menciptakan peluang bisnis. Hal ini disebabkan karena bisnis perunggasan bisa dijangkau masyarakat kalangan bawah, dapat dipelihara oleh masyarakat atau peternak dengan lahan yang cukup kecil, kapital “demand power” yang cukup kuat, menyebabkan ternak ini lebih cepat perkembangannya dibandingkan dengan perkembangan ternak lain. Demikian Situs Komunitas Dokter Hewan Indonesia menyatakan,. Namun, menurut mereka, para peternak tidak sedikit mengalami hambatan dan rintangan selain harga pakan yang terus naik, obat-obatan yang cukup mahal juga adanya berbagai macam penyakit yang sering menyerang ternak. Salah satu penyakit pada ayam yang sering ditemui adalah askaridiasis. Penyakit ini disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoides yang menyerang usus halus bagian tengah. Cacing ini menyebabkan keradangan dibagian usus yang disebut hemorrhagic. Larva cacing ini berukuran sekitar 7 mm dan dapat ditemukan diselaput lendir usus. Parasit ini juga dapat ditemukan dibagian albumen dari telur ayam yang terinfeksi.

Menurut Situs Komunitas Dokter Hewan Indonesia itu, infeksi Ascaridia dapat disebabkan oleh Ascaridia galli, Ascaridia dissmilis, Ascaridia numidae, Ascaridia columbae, Ascaridia compar, dan Ascaridia bonase. Ascaris lumbricoides selain berparasit pada ayam, Ascaris lumbricoides juga ditemukan pada itik, kalkun, burung dara, dan angsa. Cacing ini tinggal didalam usus halus, berwarna putih, bulat, tidak bersegmen dan panjangnya sekitar6-13cm. merupakan suatu parasit cacing yang paling sering ditemukan pada unggas peliharaan dan menimbulkan kerugian ekonomik yang cukup tinggi. Cacing tersebut biasanya menimbulkan kerusakan yang parah selam bermigrasi pada fase jaringan dari stadium perkembangan larva.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu
1. Bagaimanakah potensi ayam untuk terkena parasit ?
2.Apa sajakah parasit yang dapat menyerang ayam dan bagaimana penanggulanganya?
TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menunjukan potensi ayam untuk terkena parasit dan parasit apa saja yang dapat menyerang ayam dan bagaimana cara penanggulanganya.
TINJAUAN PUSTAKA
Nemathelminthes umumnya cacing yg hidupnya parasit dan merugikan manusia,
Pada umumnya merugikan, sebab parasit pada manusia maupun hewan, kecuali Planaria. Planaria dapat dimanfaatkan untuk makanan ikan. Nemathelminthes ( cacing gilig), contohnya Ascaris lumbricoides. Sering disebut cacing perut atau cacing usus atau cacing gelang. Parasit pada usus halus manusia, hewan yang memiliki tubuh simetris bilateral dengan saluran pencernaan yang baik namun tidak ada sistem peredaran darah. Contoh cacing gilik : cacing askaris, cacing akarm cacing tambang, cacing filaria. Nemathelminthes hampir seluruhnya mempunyai akibat yg buruk jika memasuki tubuh mahluk hidup lainnya. Contoh cacing Ascaris lumbricoides merupakan cacing perut yg menghisap sari makanan dari manusia. Jadi selain pengurai annelida seringkali malah menjadi parasit pada tubuh manusia atau hewan

CIRI-CIRI

Nemathelminthes berasal dari kata Nemathos = benang; Helminthes = cacing. Jadi pengertian Nemathelminthes adalah cacing yang berbentuk benang atau gilig

1. Tubuh berbentuk gilig atau seperti batang dan tidak bersegmen, mempunyai selom semu (pseudoselomata), tripoblastik. Permukaan tubuh dilapisi kutikula sehingga tampak mengkilat.
2. Saluran pencernaan sempurna mulai dari mulut sampai anus. Beberapa jenis diantaranya memiliki kait.
3. Sistem respirasi melalui permukaan tubuh secara difusi.
4. Saluran peredaran darah tidak ada, tetapi cacing ini mempunyai cairan yang fungsinya menyerupai darah.
5. Sistem reproduksi :
Alat kelamin terpisah, cacing betina lebih besar dari cacing jantan dan yang jantan mempunyai ujung berkait (gambar 1). Gonad berhubungan dengan saluran alat kelamin, dan telur dilapisi oleh kulit yang terbuat dari kitin. Hewan ini tidak berkembangbiak secara aseksual

6. Habitat
Sebagian besar hewan ini hidup bebas dalam air dan tanah, tetapi ada juga
sebagai parasit dalam tanah, yakni merusak tanaman atau dalam saluran
pencernaan



STRUKTUR TUBUH


Tubuh simetribilateral, bulat panjang
(gilig) disebut cacing gilig
• Memiliki saluran pencernaan
• Dioceous (berumah dua) reproduksi
seksual (jantan dan betina)
• Mempunyai saluran pencernaan
• Memiliki rongga badan palsu
Triploblastik Pseudoselomata
• Kosmopolitan, ada yang parasit dan ada
pula yang hidup bebas

Beberapa Cacing yang menyerang ayam
Ascaris lumbricoides
Infeksi cacing ini terutama menyerang ayam usia 3-4 bulan. Spesimen dari parasit ini kadang-kadang ditemukan dalam telur. Cacing ini berpindah tempat dari usus ke oviduct dan dapat masuk ke dalam telur pada saat pembentukan telur tersebut. Cacing dewasa mudah dilihat dengan mata telanjang karena panjang cacing dewasa mencapai ½ hingga 3 inchi.
Riwayat hidup cacing ini sangat simple. Cacing betina akan meletakan telurnya di usus unggas yang terinfeksi dan akan ikut dikeluarkan bersama tinja. Embrio akan terus berkembang dalam telur tersebut meskipun tidak akan langsung menetas. Larva dalam telur mencapai stadium infektif dalam 2-3 minggu. Telur yang mengandung embryo ini sangat tahan banting bahkan dalam kondisi laboratorium dapat bertahan hingga 2 tahun, sedangkan dalam keadaan biasa akan tetap bertahan hingga 1 tahun bahkan lebih. Hal yang penting di sini adalah desinfektan yang digunakan pada peternakan tidak dapat membunuh/ merusak telur. Unggas akan terinfeksi jika memakan telur cacing ini.
Unggas yang terinfeksi oleh cacing ini akan terlihat lesu, diare dan kurus. Kerusakan utama yang ditimbulkan adalah penurunan efisiensi pakan, namun kematian hanya timbul pada infeksi yang sangat berat.
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan sanitasi kandang dengan baik dan pemisahan ayam berdasarkan umur. Bersihkan kandang sebersih mungkin jika kandang akan digunakan untuk populasi ayam yang baru.Sedangkan obat yang digunakan adalah preparat piperazine yang hanya dapat memutus rantai penularan dengan membunuh cacing dewasa. Preparat yang biasa kami gunakan dan kami berikan tiap 4 minggu adalah Piperavaks produksi dari Vaksindo. Pemberian obat ini cukup dicampurkan pada air minum.
- Heterakis gallinae
Parasit ini tidak menimbulkan akibat yang serius pada kesehatan ayam. Minimal tidak menimbulkan gejala atau patologi yang signifikan. Cara penularan cacing ini sama dengan Ascaris. Namun telur yang mengandung larva akan infektif dalam 2 minggu. Dalam cuaca yang dingin akan membutuhkan waktu yang lebih panjang. Parasit ini dapat dibasmi dengan fenbendazole.
- Capillaria annulata atau Capllaria contorta
Cacing ini sering ditemukan pada esophagus dan tembolok. Parasit ini menyebabkan penipisan dan inflamasi pada mukosa. Pada system gastrointestinal bagian bawah, dapat ditemukan beberapa spesies parasit tetapi biasanya adalah Capillaria obsignata.
Berbeda dengan cacing yang lain, pembentukan embryo memakan waktu 6-8 hari dan akan sangat infeksius untuk peternakan. Kerusakan terparah akan terjadi pada 2 minggu setelah infeksi. Parasit ini akan menimbulkan inflamasi berat dan kadang-kadang terjadi perdarahan. Erosi pada usus akan menyebabkan kematian. Problem yang sering ditimbulkan oleh parasit ini adalah penurunan pertumbuhan, penurunan produksi dan fertilitas.
Sanitasi yang baik merupakan kunci pencegahan yang utama. Pemberian vitamin A dapat memberikan nilai tambah. Parasit ini dapat dibasmi dengan menggunakan fenbendazole atau leviamisole.
Secara umum gejala penyakit cacingan pada ayam adalah sbb:
- tubuh ayam menjadi kurus
- nafsu makan berkurang
- sayap kusam dan terkulai
- kotoran encer, berlendir berwarna keputihan dan kadang berdarah
- pertumbuhan lamban
Penanggulangan yang dapat dilakukan secara umum adalah:
- sanitasi kandang dengan desinfektan
- pemberian Caricid pada umur 4-6 minggu dengan dosis 30 ml/3 liter air untuk 100 ekor ayam. Umur lebih dari 6 minggu diberi dosis 6 ml/10 L air untuk 100 ekor ayam
- campurkan premix 2.4% ke dalam makanan dengan dosis 2.5 kg/kg pakan diberikan selama 5-6 hari

PENYAKIT AKIBAT CACING
Di negara berkembang seperti Indonesia, penyakit cacing merupakan penyakit rakyat umum. Infeksinya pun dapat terjadi secara simultan oleh beberapa cacing sekaligus.
Infeksi cacing umumnya terjadi melalui mulut, kadang langsung melalui luka di kulit (cacing tambang, dan benang) atau lewat telur (kista) atau larva cacing, yang ada dimana-dimana di atas tanah.
Cacing yang merupakan parasit manusia dapat dibagi dalam 2 kelompok, yakni cacing pipih dan cacing bundar.
1. Platyhelminthes. Ciri-cirinya bentuk pipih, tidak memiliki rongga tubuh dan berkelamin ganda (hemafrodit). Cacing yang termasuk golongan ini adalah cacing pita (Cestoda) dan cacing pipih (Trematoda).
2. Nematoda (roundworms). Ciri-cirinya bertubuh bulat, tidak bersegmen, memiliki rongga tubuh dengan saluran cerna dan kelamin terpisah. Infeksi cacing ini disebut ancylostomiasis (cacing tambang), trongyloidiasis, oxyuriasis (cacing kremi), ascariasis (cacing gelang) dan trichuriasis (cacing cambuk).
Gambar. Siklus hidup cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)
Cacing golongan nematoda tersebut menyebabkan infeksi cacing usus (soil-transmitted helminthasis). Hidupnya berkaitan dengan perilaku bersih dan kondisi sanitasi lingkungan. Bila terdapat anemia, penderita harus diobati dengan sediaan yang mengandung besi. Selain itu, wanita hamil tidak boleh minum obat cacing karena memiliki sifat teratogen (merusak janin) yang potensial.
Di medicastore anda dapat mencari informasi obat cacing seperti ; kegunaan atau indikasi obat, generik atau kandungan obat, efek samping obat, kontra indikasi obat, hal apa yang harus menjadi perhatian sewaktu konsumsi obat, gambar obat yang anda pilih hingga harga obat dengan berbagai sediaan yang dibuat oleh pabrik obat. Sehingga anda dapat memilih dan beli obat cacing sesuai dengan resep dokter anda
CACINGAN DAN PENGOBATANNYA
Mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh. Sebagian besar obat cacing efektif terhadap satu macam kelompok cacing, sehingga diperlukan diagnosis yang tepat sebelum menggunakan obat tertentu. Diagnosis dilakukan dengan menemukan cacing, telur cacing dan larva dalam tinja, urin, sputum, darah atau jaringan lain penderita. Sebagian besar obat cacing diberikan secara oral yaitu pada saat makan atau sesudah makan dan beberapa obat cacing perlu diberikan bersama pencahar.
JENIS OBAT
1. Mebendazol, Tiabendazol, Albendazol
2. Piperazin, Dietilkarbamazin
3. Pirantel, Oksantel
4. Levamisol
5. Praziquantel
6. Niklosamida
7. Ivermectin
Banyak obat cacing memiliki khasiat yang efektif terhadap satu atau dua jenis cacing saja. Hanya beberapa obat saja yang memiliki khasiat terhadap lebih banyak jenis cacing (broad spectrum) seperti mebendazol.
Mekanisme kerja obat cacing yaitu dengan menghambat proses penerusan impuls neuromuskuler sehingga cacing dilumpuhkan. Mekanisme lainnya dengan menghambat masuknya glukosa dan mempercepat penggunaan (glikogen) pada cacing.
Penyakit cacing atau helminthiasis terkadang masih kurang diperhatikan karena tidak menimbulkan kematian yang mendadak dan tinggi sepertinya halnya penyakit viral (misal ND atau Al). Padahal penyakit ini mampu menimbulkan kerugian cukup besar. Waktu serangannya sulit diketahui, tiba-tiba saja produktivitas ayam menurun. Cacing yang sering menyerang ayam secara umum ada dua yaitu cacing gilik (Ascaridia sp., Heterakis sallinae, Syngamus trachea, Oxyspirura mansonii) dan cacing pita (Raillietinasp., Davainea sp.) Cacing biasanya menginfestasi ke dalam tubuh ayam melalui beberapa cara, diantaranya melalui telur cacing atau larva cacing yang termakan oleh ayam, memakan induk semang antara (siput, kumbang, semut dll.) yang mengandung telur atau larva cacing, telur atau larva cacing yang terbawa oleh petugas kandang melalui sepatu, pakaian kandangnya atau terbawa terbang oleh induk semang antara, selain itu juga bisa karena ransum atau air minum yang tercemar telur cacing.
Telur cacing yang keluar bersama feses berkembang menjadi stadium infektif kemudian termakan induk semang antara atau langsung masuk tubuh ayam yang kemudian akan menuju ke tempat yang disukainya (tembolok, usus, sekum atau organ lain) untuk berkembang sampai dewasa.
Pengendalian Cacingan

Pengendalian penyakit cacingan merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan hasil peternakan yang optimal. Cara yang dilakukan agar peternakan terhindar dari penyakit cacingan adalah dengan dilakukannya pencegahan yaitu:

1. Pemberian obat cacing
Pengobatan akan sia-sia jika penyakit cacingan sudah parah. Sebaiknya dilakukan pengobatan secara rutin untuk memotong siklus hidup cacing. Seperti cacing nematoda dengan siklus hidup kurang lebih satu setengah bulan, maka diberikan pengobatan dua bulan sekali, begitu juga dengan cestoda. Pemberian obat cacing pada ayam layer sebaiknya diberikan pada umur 8 minggu dan diulang sebelum ayam naik ke kandang baterai. Sedangkan pada ayam broiler jarang diberikan anthelmintika karena masa hidupnya pendek.
2. Melakukan sanitasi
Kandang dan peralatan peternakan meliputi kandang dibersihkan, dicuci dan disemprot dengan desinfektan serta memotong rumput disekitar area peternakan.
3. Mengurangi kepadatan kandang, karena dapat memberi peluang yang tinggi bagi infestasi cacing.
4. Pemberian ransum dengan kandungan mineral dan protein yang cukup untuk menjaga daya tahan tubuh tetap baik.
5. Mencegah kandang becek, seperti menjaga litter tetap kering, tidak menggumpal dan tidak lembab.
6. Peternakan dikelola dengan baik seperti mengatur jumlah ayam dalam kandang tidak terlalu padat, ventilasi kandang cukup dan dilakukan sistem “all in all out”.

OBAT CACING (Anthelmintik)

Selain pencegahan juga harus dilakukan pengobatan pada peternakan ayam yang telah terserang cacingan. Pengobatan sebaiknya dilakukan secara serempak dalam satu kandang atau flok yang terserang cacingan dengan anthelmintika yang sesuai. Anthelmintika merupakan obat untuk menghilangkan atau mengeliminasi parasit cacing dari tubuh ayam. Obat cacing (anthelmintika) merupakan senyawa yang berfungsi membasmi cacing sehingga dikeluarkan dari saluran pencernaan, jaringan atau organ tempat cacing berada dalam tubuh hewan. Secara garis besar, cara kerja obat cacing ada 2 yaitu mempengaruhi syaraf otot cacing dan mengganggu proses pembentukan energi. Cara kerja yang pertama akan mengakibatkan cacing lumpuh sehingga dengan mudah dikeluarkan dari tubuh ternak bersama dengan feses. Sedangkan cara kerja kedua menyebabkan cacing kehilangan energi dan akhirnya mati.

JENIS OBAT CACING
Berdasarkan cara kerjanya, obat cacing dibedakan menjadi 5 kelompok yaitu 1) Benzimidazol (albendazol, fenbendazol, flubendazol, thiabendazol); 2) Imidathiazol (levamisol) dan tetrahydropyrimidine (pyrantel); 3) Avermectin (ivermectin) dan milbemycin (moxidectin); 4) Salicylanilide (niclosamid) dan nitrophenol; 5) Diclorvos dan trichlorphon. Piperazin dikelompokkan tersendiri karena cara kerjanya berbeda. Kriteria obat cacing ideal antara lain : 1) Efektif, yaitu berspektrum luas dan aktif untuk semua fase hidup cacing, termasuk cacing dalam jaringan maupun saluran cerna; 2) Aman, yaitu mempunyai indeks terapi yang lebar. Tidak menimbulkan residu di jaringan dan atau withdrawal time (waktu henti obat agar unggas/ternak aman untuk dikonsumsi) yang pendek. Tidak berinteraksi dengan obat atau racun lain di lingkungan. Tidak toksik terhadap ternak yang masih muda; 3) Efisien, yaitu cukup satu kali pemberian untuk meminimalkan biaya dan stres penanganan ternak; 4) Murah. Obat cacing yang benar-benar ideal mungkin sulit ditemukan. Keunggulan dan keterbatasan obat cacing yang banyak beredar di lapangan antara lain:
1. Piperazin
Piperazin merupakan obat cacing yang paling sering digunakan oleh peternak. Piperazin sangat efektif untuk mengatasi infeksi cacing gilik yang ada di saluran cerna seperti Ascaridia pada ayam, ruminansia (sapi, kerbau, domba, kambing), babi maupun kuda. Piperazin biasanya dikombinasikan dengan phenotiazine agar efektifitas-nya terhadap cacing sekum meningkat.
Kelarutan piperazin sangat baik dalam air sehingga dapat diberikan melalui air minum maupun dicampur dengan ransum. Keunggulan piperazin yaitu memiliki rentang keamanan yang luas. Namun, piperazin kurang efektif untuk membasmi Heterakis gallinae (cacing sekum), cacing cambuk dan cacing pita.
2. Phenotiazin
Phenotiazin sangat efektif mengatasi cacing sekum (Heterakis gallinae) dan Ascaridia sp. pada unggas, tetapi phenotiazin tidak efektif untuk membasmi cacing pita. Walaupun mekanisme kerja obat ini belum diketahui dengan pasti tetapi dari segi keamanan phenotiazin praktis tidak toksik untuk unggas.
3. Levamisol
Levamisol termasuk golongan imidathiazole yang efektif membasmi cacing gilik dewasa hingga bentuk larvanya. Levamisol juga sangat efektif membasmi cacing gilik yang ada di jaringan dan organ tubuh (Syngamus trachea pada trakea, Oxyspirura mansonii pada mata) karena levamisol dengan cepat diserap dan didistribusikan ke jaringan atau organ. Saat kondisi sistem imun rendah, levamisol dapat membantu meningkatkan sistem imun tubuh host (inang)-nya dengan cara meningkatkan aktifitas makrofag.
Dibandingkan dengan benzimida-zol, levamisol mempunyai rentang keamanan yang lebih sempit. Walaupun demikian pada dosis terapi terbukti tidak menimbulkan efek samping terhadap produksi telur, fertilitas mau-pun daya tetas.
4. Ivermectin
Ivermectin lebih banyak digunakan pada hewan besar atau hewan kesayangan karena obat ini termasuk obat yang mahal. Keunggulan ivermectin adalah selain efektif mengatasi infeksi cacing gilik juga efektif mengatasi ektoparasit (kutu, tungau, caplak, larva serangga). Selain itu, ivermectin mampu membasmi bentuk cacing yang belum dewasa..
5. Niclosamid
Niclosamid termasuk golongan salicylanilida yang secara spesifik efektif untuk mengatasi infeksi cacing pita. Niclosamid diaplikasikan melalui ransum karena tidak larut air. Niclosamid tidak diserap dalam usus sehingga mempunyai batas keamanan yang luas. Hasil penelitian menunjukkan pemberian niclosamid 40 kali dosis terapi pada sapi dan domba tidak bersifat toksik.

6. Albendazol
Albendazol termasuk golongan benzimidazol yang mempunyai kela-rutan terbatas dalam air. Umumnya digunakan pada hewan besar dalam bentuk kaplet atau suspensi dengan cara dicekok. Albendazol efektif untuk mengatasi infeksi cacing gilik pada saluran pencernaan, cacing pita, cacing paru dewasa dan larvanya (Dictyocaulus) dan cacing dewasa Fascioia gigantica.
Mekanisme kerjanya adalah meng-ganggu metabolisme energi dengan menjadi inhibitor fumarat reduktase. Ketidaktersediaan energi menyebabkan cacing mati. Golongan benzimidazol sebaiknya tidak digunakan saat masa kebuntingan awal.

TEKNIK PENGOBATAN

Teknik pengobatan harus dilakukan dengan tepat sehingga efektivitas pengobatan optimal.

1. Pemilihan obat yang tepat Obat cacing dikatakan efektif jika mempunyai spektrum kerja terhadap cacing tersebut. Pemilihan obat cacing didasarkan pada hasil diagnosa jenis cacing yang menginfeksi. Spektrum kerja obat cacing dapat dilihat pada tabel.
Obat yang cocok untuk mengatasi cacing gilik di saluran cerna (Ascaridia galli, Heterakis gallinae, Capillaria sp.,) antara lain piperazin, levamisol, dan phenotiazin, ivermectin atau benzimidazol/albendazole. Guna mengatasi cacing gilik yang ada di jaringan atau organ lain (Syngamus trachea, Oxyspirura mansonii) berikan levamisol. Sedangkan infeksi cacing pita (Raillietina sp., Davainea sp.) gunakan niclosamid atau albendazol.
2. Obat cacing dikatakan efektif jika mempunyai spektrum kerja terhadap cacing tersebut. Pemilihan obat cacing didasarkan pada hasil diagnosa jenis cacing yang menginfeksi. Spektrum kerja obat cacing dapat dilihat pada tabel.
Obat yang cocok untuk mengatasi cacing gilik di saluran cerna (Ascaridia galli, Heterakis gallinae, Capillaria sp.,) antara lain piperazin, levamisol, dan phenotiazin, ivermectin atau benzimidazol/albendazole. Guna mengatasi cacing gilik yang ada di jaringan atau organ lain (Syngamus trachea, Oxyspirura mansonii) berikan levamisol. Sedangkan infeksi cacing pita (Raillietina sp., Davainea sp.) gunakan niclosamid atau albendazol.
3. Dosis tepat
Tidak seperti antibiotik, umumnya anthelmintik diberikan dengan dosis tunggal (satu kali pemberian) dan bukan dengan dosis terbagi. Jika obat yang seharusnya diberikan sebagai dosis tunggal, tetapi diberikan dalam dosis terbagi misalkan terbagi dalam waktu satu hari, maka dapat menyebabkan jumlah obat yang masuk ke dalam tubuh ayam menjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan.
4. Cara pemberian tepat
Tepat dosis juga berkaitan dengan cara atau periode pemberian obat. Jika pemberiannya salah maka dosis pun menjadi tidak tepat. Pemberian obat dengan bentuk kapsul, kaplet atau injeksi tidak menjadi masalah karena bisa langsung dicekokkan atau disuntikkan dengan satu kali pemberian. Namun, jika dilakukan melalui air minum atau ransum dosis obat dan jumlah konsumsinya harus diperhatikan sehingga dosis yang masuk dalam tubuh ayam tepat.
Dosis pemberian obat sebaiknya sesuai dengan yang tertera dalam etiket atau leaflet. Dosis yang tertulis pada etiket dan leaflet obat cacing sebelumnya sudah dihitung berdasarkan berat badan yang kemudian dikonversikan dalam kebutuhan air minum atau ransum yang dikonsumsi dalam waktu 2 hingga 4 jam. Cara pencampuran obat ke dalam air minum atau ransum juga perlu diperhatikan. Obat cacing yang bersifat larut air (piperazin, levamisol) biasanya lebih direkomendasikan diberikan melalui air minum, walaupun tidak menutup kemungkinan bisa diberikan melalui ransum. Pastikan obat larut semua dalam air minum dan tidak ada serbuk obat yang tersisa.
Obat cacing yang tidak larut air, (contohnya niclosamid, albendazol) diberikan melalui ransum. Pencampuran obat dan ransum sebaiknya dilakukan secara bertahap. Campur dahulu obat dengan sebagian kecil ransum, aduk hingga homogen dan kemudian tambahkan sedikit demi sedikit sisa ransum sambil diaduk hingga obat dan ransum tercampur secara homogen.
Beberapa etiket produk biasanya tertulis ayam dipuasakan terlebih dahulu. Hal itu tidak menjadi suatu keharusan. Tujuan dari puasa tersebut adalah agar obat yang diberikan terkonsumsi habis oleh ayam dan waktu kontak antara obat dengan cacing di dalam saluran cerna semakin lama sehingga pengobatan menjadi lebih efektif.
5. Pengulangan pemberian obat cacing
Pengobatan infeksi cacing memerlukan proses pengulangan. Pengulangan ini bertujuan membasmi cacing secara total karena secara umum obat cacing tidak bisa membasmi semua fase hidup cacing (telur, larva dan cacing dewasa).
Pengulangan tersebut disesuaikan dengan siklus hidup cacing dan kondisi kandang. Cacing gilik mempunyai siklus hidup 1-2 bulan sedangkan cacing pita sekitar 1 bulan sehingga pemberian obat cacing pertama kali disarankan saat berumur 1 bulan. Jika ayam dipelihara pada kandang postal, pemberian obat cacing perlu diulang setelah 1-2 bulan sedangkan jika dipelihara di kandang baterai, pengulangan 3 bulan kemudian karena ayam tidak kontak dengan litter.
Setelah periode pengulangan tersebut, bukan berarti obat cacing harus terus menerus diberikan pada bulan-bulan berikutnya. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan feses secara rutin sehingga adanya telur cacing dalam feses dapat terdeteksi sejak dini. Hal ini dapat dijadikan dasar perlu atau tidak pemberian obat cacing.
6. Kombinasi obat
Pemberian obat cacing kadang-kadang bersamaan dengan antibiotik jika ada infeksi sekunder oleh bakteri. Hal ini tidak masalah jika tidak ada interaksi yang merugikan (baik secara fisika-kimia maupun secara farmakologi) antara kedua bahan yang dikombinasikan. Jika kombinasi tersebut ternyata menimbulkan interaksi yang merugikan, pilih antibiotik lain atau antibiotik diberikan 1 hari setelah pemberian obat cacing.
Dari segi farmakologi, pemberian obat cacing bersamaan dengan vitamin umumnya tidak terjadi interaksi yang merugikan sehingga bisa dilakukan setiap saat. Pemberian obat cacing juga bisa bersamaan dengan vaksinasi. Pada dasarnya obat cacing tidak menimbulkan interaksi dengan vaksin terutama jika pemberian obat cacing diberikan melalui oral (air minum/ransum/cekok) dan vaksinnya diberikan melalui injeksi. Namun yang perlu diperhatikan ialah jika vaksin diberikan melalui air minum, maka jangan mencampurkan obat dan vaksin dalam air minum yang sama. Tujuannya untuk mencegah terganggunya stabilitas vaksin oleh obat yang ada dalam air minum tersebut.
7. Faktor lain yang perlu diperhatikan
Pengobatan cacing menyebabkan cacing dan telur cacing dalam jumlah besar akan dikeluarkan bersama feses. Jika lingkungan sekitar mendukung, maka telur tersebut akan berubah menjadi bentuk infektif sehingga dapat kembali menginfeksi ayam. Untuk itu, selama pengobatan sebaiknya memperhatikan meminimalkan kontak ayam dengan feses yang mengandung telur cacing atau ayam dipelihara dalam kandang panggung atau baterai. Bersihkan kandang dan cegah litter lembab.
Selain itu, basmi inang antara seperti semut, lalat dan siput dengan insektisida. Namun, jangan sampai insektisida mengenai ransum, air minum atau ternaknya.
8. Resistensi obat cacing
Resistensi tidak hanya terjadi pada mikrobia terhadap antibiotik saja, tetapi cacing juga bisa menjadi resisten terhadap anthelmintik. Hingga saat ini resistensi cacing yang pernah dilaporkan terjadi antara lain Oesophagostonum spp yang menginfeksi babi resisten terhadap pyrantel dan levamisol atau cyathostomes pada kuda resisten terhadap benzimidazol.
Kasus resistensi tersebut kemungkinan besar karena penggunaan obat cacing yang terlalu sering dalam satu tahun (5-12 kali). Meskipun penelitian tentang resistensi cacing pada ayam belum ada, tetapi mulai saat ini kita harus melakukan pencegahan jangan sampai resistensi tersebut terjadi.
RESISTENSI CACING

Resistensi obat terhadap cacing dapat tekan dengan cara:
a. Perbaikan tata laksana pemeliharaan sehingga perkembangbiakan cacing dapat ditekan
b. Lakukan pemeriksaan feses secara berkala sebagai acuan perlu tidaknya ayam diberikan obat cacing.
c. Berikan obat cacing sesuai dengan dosis yang direkomendasikan, jangan berlebih maupun kurang.
d. Rotasi atau penggantian jenis obat cacing yang digunakan setiap 1-2 tahun. Namun kendalanya jenis obat cacing dari golongan yang berbeda sangat terbatas. Contoh rotasi anthelmintik ialah piperazin dengan levamisol yang sama-sama efektif mengatasi infeksi cacing gilik.
e. Perhatikan kondisi lingkungan kandang terutama jika lantai lembab, mengingat bentuk telur dan larva cacing bisa saja masih berada di sekitar kandang.
f. Perlu pendataan jenis obat cacing yang digunakan selama masa pemeliharaan ayam dan memonitor efektifitas pengobatannya.

PEMBAHASAN
Pada praktikum ditemukan beberapa parasit pada ayam terutama ditemukan Ascaris lumbricoides yang berukuran bermacam – macam anatra 5 cm – 30 cm. cacing ini banyak ditemukan di dalam tubuh ayam terutama di bagian usus dari ayam. Caing ini sepanjang pengamatan ditemukan dalam berbagai ukuran baik jantan maupun betina, selain itu banyak juga ditemukan masih dalam bentuk terlur atau lava dalam tubuh ayam terutama di bagian usus dari ayam.
KESIMPULAN
1. Parasit cacing banyak ditemukan di dalam tubuh dari ayam terutama di bagian usus
2. cacing yang banyak ditemuan, terutama adalah Ascaris lumbricoides yang berukuran antara 5 cm – 30 cm, baik itu jantan ataupun betina.

DAFTAR PUSTAKA:
Anonymous. 2007. Nemanthelminthes. (Online). http://free.vlsm.org/v12. Diakses Tanggal 30 November 2008.
Anonymos. 2007. Kegitan Belajar IV: Nemanthelminthes. (Online).http://www.e-dukasi.net . Diakses Tanggal 30 November 2008.
Anonymous. 2005. Cacingan dan Pengobatannya. (Online). http://infovet.blogspot.com, Diakes Tanggal 30 November 2008.

Senin, 01 Desember 2008

Soal UAN IPS Mathematics 2007/2008

like previous post, that still talk about mathematics test practice sheet (lembaran latihan soal) for 2008, unlike previous post, that all contains mathematics from science major (IPA) this mathematics is special for social major (IPS)it's not available in box.net,this mathematics test for IPS also available at oke.or.idwritten by mathematics science bachelor degree, the mathematics IPS test

Senin, 17 November 2008

Obat Alami untuk Demam dan Batuk

Musim penghujan identik dengan munculnya beberapa penyakit khas, yaitu influenza dan batuk. Anak-anak saya juga tak luput dari serangan penyakit itu minggu ini. Seperti biasanya, selama hampir dua tahun terakhir ini, saya tak lagi langsung membawa anak-anak ke dokter ketika mereka demam. Siklus demam yang sudah terprediksi selama ini adalah tiga hari, dan itulah yang dijadikan patokan.

Selama tiga hari saya merawat anak-anak dengan 85% sentuhan tradisional. Untuk menurunkan demamnya, selain kompres air juga ditambah parutan bawang merah dan jeruk nipis yang dicampur dengan sedikit minyak kelapa atau minyak zaitun. Ramuan itu saya pakai untuk mengurut bagian punggung, lengan, dan kaki.

Sebagai penurun panas, saya tetap menggunakan obat kimia. Panadol yang berbahan dasar parasetamol adalah obat penurun panas yang paling direkomendasikan oleh beberapa dokter anak yang pernah saya temui. Menurut mereka, itulah komponen obat berjenis analgesik yang dianggap cukup aman buat anak-anak.

Sementara itu, untuk mengurangi panas dari dalam, saya pakai ramuan daun kacapiring. Sekitar 10 - 20 lembar daun kacapiring dicuci bersih, lalu disiram air panas. Daunnya diremas-remas sampai sari daun yang hijau dan kental keluar sempurna. Setelah itu ramuan disaring dan didiamkan selama sekitar 15 menit. Buat yang pernah melihat atau menikmati cincau hijau, maka begitulah kurang lebih tekstur dan juga warna ramuan kacapiring ini.Dengan campuran gula aren yang dicairkan, "cincau" kacapiring ini diminumkan pada anak, cukup dua kali sehari.

Dengan asumsi bahwa kekebalan tubuh sedang menurun, sehingga diperlukan "unsur" tambahan untuk melawan virus dan bakteri, saya gunakan antibiotik alami dari daun sambiloto. Sekitar 5 lembar daun sambiloto direbus dengan segelas air sampai menjadi 1/2 gelas. Setelah disaring dan dingin, untuk sekali minum campurkan 1 - 2 sendok air sambiloto dengan dua sendok madu lalu tambah sedikit air lagi supaya rasa pahitnya tidak terlalu terasa. Ramuan ini juga diminum 2 kali sehari.

Obat Batuk
Setelah demamnya turun, biasanya siklus penyakit sejenis ini selalu diakhiri dengan batuk. Saya gunakan ramuan obat berikut ini untuk mengatasi batuk:
- 5 butir kapulaga untuk meluruhkan dahak
- 1/2 sendok teh pala bubuk untuk penenang
- 2 ruas kunyit untuk anti radang dan anti septik
- 1 ruas kencur untuk anti nyeri
- 2 gelas air
- 2 sendok madu
Cara membuatnya:
Kunyit dan kencur diiris-iris atau dimemarkan. Semua bahan kecuali madu direbus dalam panci stainles hingga airnya menjadi tinggal 1gelas. Setelah dingin, masukkan madu dan minumkan 1/2 gelas saja untuk sekali minum. Karena anak saya dua-duanya batuk, jadi satu kali proses ini habis untuk dua anak sekaligus.

Buat Anda yang mau mencoba resep obat sederhana ini, satu saran saya: "Anda harus yakin dengan khasiat obat-obatan ini, karena jika Anda tidak yakin bisa jadi pikiran Anda akan tetap tersugesti oleh obat kimia dan pengaruhnya juga ada terhadap kesembuhan".

Semoga bermanfaat!

Minggu, 16 November 2008

Akibat Rasa Malas

Kemalasan adalah sebuah penyakit berbahaya. Kalau kita tidak mewaspadainya, banyak persoalan muncul berlipat-lipat dan tak jarang menimbulkan kerugian. Tak percaya? Cobalah ikuti rasa malas untuk minum obat saat kita sakit! Cobalah ikuti rasa malas makan saat kita sedang lapar (padahal tidak puasa)! Cobalah ikuti rasa malas untuk mengambil jemuran padahal hari sudah mendung mau hujan! Cobalah ikuti kemalasan demi kemalasan dalam hidup ini, maka kita semua pasti merasakan akibatnya, baik langsung maupun tidak langsung.

Akhir-akhir ini banyak terjadi peristiwa longsor, dan di antaranya terjadi di beberapa kecamatan di Kabupaten Cianjur. Ditengarai, salah satu penyebab longsor, selain karena kelabilan tanah di area tersebut, juga disebabkan oleh minimnya jumlah pohon besar yang akarnya bisa menjadi pengikat tanah.

Nah, mengapa jarang ditemukan pohon besar di sana? Yup! Anda pasti bisa juga menjawabnya bukan? Kemungkinan besar disebabkan oleh rasa malas warga untuk menanam pohon. Entah karena jarak antara satu rumah dengan rumah lainnya terlalu rapat sehingga tak ada ruang untuk menanam pohon atau warga di sana mungkin tidak punya pengetahuan cukup tentang gunanya pohon.

Harian Pikiran Rakyat di Bandung hari ini (17/11)juga memberitakan adanya pergerakan tanah di sekitar lereng Cadas Pangeran. Sebuah foto terpasang, dan tampak jelas bahwa lereng itu memang nyaris tak berpohon. Yang ada hanyalah tonggak-tonggak beton yang sejak tahun 2005 lalu dipasang untuk menahan laju longsor yang juga pernah terjadi di sana. Seberapa lama tongggak beton itu menahan gerakan tanah, tak ada yang tahu. Namun pertanyaan saya adalah, MENGAPA SOLUSI UNTUK LONGSOR SELALU HANYA BERSIFAT INSTAN SAJA DAN TIDAK DILANJUTKAN DENGAN SOLUSI JANGKA PANJANG YAITU MENANAMI AREAL TERSEBUT DENGAN PEPOHONAN YANG BERAKAR KUAT?

Penyebab Malas
Malas adalah salah satu tabiat manusia, sehingga wajar kalau ada do'a yang memohon untuk dijauhkan dari sifat malas: Allahuma innii a'uudzubika minal 'ajzi wal kasal... (Ya Allah, aku berlindung kepada Engkau dari kelemahan dan kemalasan...). Tetapi selain itu, sesungguhnya manusia bisa mengatasi tabiat alamiah itu dengan mengetahui dan mewaspadai benar pemicu malas yaitu kurang lengkapnya pengetahuan dan kurangnya kepedulian. Kalau kita tidak tahu persis atau tidak peduli akibat yang bisa timbul karena kemalasan kita, kemungkinan besar kita akan terus memperturutkan rasa malas.

Bagaimana dengan mengajar dan mendidik anak-anak di rumah?
Hal itu tentu sangat urgen diperhatikan. Memperturutkan rasa malas untuk mengajari anak-anak tentang makanan sehat, mandiri dalam bertoilet, mandiri dalam belajar, mandiri dalam berpakaian, sholat, dan lain-lain akar berimbas kepada kita sendiri. Termasuk mengajari mereka untuk mencintai bumi yang telah dianugerahkan Allah SWT kepada kita, menggali potensi-potensinya dengan ramah, dan memelihara kelestariannya, hal itu adalah pe er untuk kita semua, khususnya para orang tua.

Mari kita lawan rasa malas itu. Jangan biarkan ia meraja dan menguasai kita, karena kita tahu bukan? Hari ini tanpa pengetahuan yang cukup, tanpa pendidikan yang komprehensif, tanpa penyadaran yang terus-menerus, banyak persoalan terjadi di sekitar kita. Salam pendidikan!

Jumat, 14 November 2008

Mathematics IPS UAN 2008

this post is mathematics IPS UAN in 2008, with contain various problems in mathematics for IPS or social science major. The social sciences comprise academic disciplines concerned with the study of the social life of human groups and individuals including anthropology, communication studies, criminology, economics, geography, historyalthough is mathematics test IPS UAN 2008, is also good to

Kamis, 13 November 2008

Hidup Sederhana

Tak ayal, situasi zaman yang mengubah manusia jadi konsumtif seperti saat ini, membuat hidup sederhana yang disengaja sulit terwujud. Kalaupun seseorang atau sebuah keluarga hidup sederhana, ya karena memang sebegitulah kemampuan finansialnya. Padahal, manakala kita menyengajakan diri untuk hidup sederhana sesungguhnya ada beberapa persoalan penting yang bisa teratasi, di antaranya adalah korupsi dan kesenjangan sosial.

Hidup sederhana bukan berarti hidup bersusah-susah, makan tak bergizi, dan tidak berpendidikan. Hidup sederhana adalah meninggalkan sikap berlebih-lebihan, baik dalam makan, minum, berpakaian. Hidup sederhana adalah aktualisasi dari rasa syukur atas rejeki yang dikaruniakan Tuhan seberapapun adanya, dan membagi kelebihannya untuk kemaslahatan orang lain.

Pendidikan di rumah merupakan ujung tombak penanaman konsep hidup sederhana. Anak-anak yang terbiasa serba mudah mendapatkan apapun yang dinginkannya, meski mungkin bukanlah sesuatu yang benar-benar penting seringkali akan memiliki tolok ukur yang berlebihan terhadap apapun, entah merek pakaian, jenis makanan, restoran, kendaraan, tempat tinggal, sekolah, dan lain-lain. Mereka akan berusaha mendapatkan semua itu meski harus melanggar kepentingan orang lain.

Saya sempat membuka kursus membaca untuk anak usia 3 - 8 tahun. Selain masalah beragamnya karakter dan kemampuan anak-anak, satu hal yang saya cermati adalah interaksi mereka dengan teman-temannya. Tahukah bahwa anak-anak usia 6 tahun sudah mengenal aksi saling pamer dan bisa bertengkar gara-gara semua itu, entah penghapusnya, bukunya, pensilnya, dan lain-lain.

Saya percaya kesederhanaan akan mengubah semua fenomena itu menjadi sebaliknya. Jika sedari kecil anak-anak dibiasakan untuk tidak memandang atribut-atribut kemewahan sebagai hal yang penting, maka Insya Allah mereka akan lebih bisa lentur dalam kehidupan. Sepeda jelek tak bermerek, asalkan masih bisa jalan ya senang saja. Meski pergi ke mana-mana selalu naik angkot atau berdesakan di atas bis kota, ya nikmati saja. Walau pakai sandal harga 10 ribu dan celana atau baju 5 ribuan, asalkan bisa mengalasi kaki dan menutup tubuhnya anak-anak akan tetap tersenyum gembira.

Semuanya mungkin terjadi hanya jika orang tuanya menerapkan hidup sederhana dan tak mempedulikan strata sosial terhadap apapun yang dimilikinya. Kalau dibuat jenjang kelas untuk semua benda, maka tentulah akan muncul kategori murah, mahal, dan mewah. Sekolah mewah lebih bergengsi daripada sekolah murah, buku baru yang masih berlabel lebih keren daripada buku bekas yang belinya di loakan, dan lain-lain.

Buat saya yang memang tidak biasa hidup mewah sedari dulu, seringkali tak mengira bahwa ada orang yang memiliki standar yang begitu tinggi bahkan untuk sebuah merek sandal atau sepatu. Tapi, ternyata hal itu terjadi di banyak tempat dan di semua strata sosial. Ya, mungkin karena zaman memang telah jauh berubah. Bagaimana dengan Anda?

Senin, 03 November 2008

Saling Mengajari

Hal menarik kembali saya temukan pada interaksi kedua anak saya, Azkia (6 tahun) dan Luqman (4 tahun). Selama ini Azkia sebenarnya hampir bisa dikatakan sudah menjadi salah seorang guru buat adiknya. Dia-lah yang membacakan buku-buku dan menjelaskan setiap isi buku serta berbagai gambar yang ada di dalamnya.

Akhir-akhir ini kami malah dikejutkan dengan kemampuan Luqman menghapal nama-nama dinosaurus dengan berbagai ciri-cirinya, padahal kami sendiri terus terang tidak pernah hafal tentang hal itu. Azkia-lah sang guru yang mengajari Luqman apa itu Triseratops, Tiranosaurus, Stegosaurus, dll. Mereka bermain tebak-tebakan tentang tema itu dengan panduan buku DINOSAURUS.

Nah, suatu malam, saya cukup tercengang karena Azkia ternyata juga mau belajar dari adiknya. Dia meminta pada adiknya, "Ade, bikinin gambar ikan dong! Ade menggambar badannya, kakak menggambar ekornya... Soalnya Kakak nggak bisa terus bikin badan ikan" He he.... Lucu kan?! Adiknya pun melakukan permintaan itu dengan penuh semangat.

Pagi harinya, Azkia pun berceloteh, "Mama, kakak sekarang sudah bisa bikin ikan. Ade yang ngajarin kakak." Jadi, saya pikir sekarang tak perlu lagi anak-anak diajari bagaimana harus bersikap teachable atau senang berguru pada siapa saja. Mau belajar pada orang yang lebih muda adalah sebuah tahapan yang luar biasa, bukan?

Orang dewasa malah sering merasa gengsi untuk belajar dari orang yang dianggap lebih rendah kedudukannya, ilmunya, pendidikannya, atau status sosialnya. Hmmm... saya juga sebenarnya jadi ikut belajar dari anak-anak....

Sabtu, 01 November 2008

Yuk, Mengenal Tanaman Obat!

Beberapa waktu lalu, saya pergi ke tempat foto copy untuk melaminasi kartu yang berisi nama-nama tumbuhan obat. Saya membuatnya untuk menamai koleksi tumbuhan obat yang saya tanam di dalam pot. Anak pemilik tempat foto copy itu sedang tidak sekolah karena takut diimunisasi, katanya.

Anak lelaki yang masih kelas 3 SD itu membaca kata-kata yang ada di kartu dengan heran. Dia pun bertanya, "Ini buat apa, Bu?". Saya jawab, "Buat menamai tanaman obat".

Saya pun jadi penasaran ingin tahu apakah dia sudah kenal dengan nama-nama yang tercantum di kartu itu ataukah belum, maka saya pun bertanya balik kepadanya, "Tahu nggak tanaman kunyit kayak apa?". Anak itu menggeleng. "Kalau kencur?" tanya saya lagi. Dia pun menggeleng lagi. "Di dapur juga nggak pernah liat?" lanjut saya. Anak itu kembali menggeleng.

Hmmm... saya menduga, berarti anak sekolah, khususnya di perkotaan saat ini sudah tak peduli lagi dengan hal-hal remeh semacam ini dan di sekolah juga memang nggak ada kan ya pelajaran tentang jenis-jenis tanaman obat atau bahkan tanaman bumbu.

Buat teman-teman yang masih menganggap penting pengetahuan semacam ini diberikan pada anak-anaknya, buku Yuk, Mengenal Tanaman Obat! yang diterbitkan oleh ChilPress (Imprint Salamadani-Bandung) mungkin bisa menjadi awal untuk membuat anak-anak tertarik mengenal tanaman obat. Harga bukunya? Saya yakin terjangkau, hanya Rp. 13.500,- per eksemplar. Selamat membaca!

Jumat, 31 Oktober 2008

Mathematics test parctice for Junior High School, SMP Class 7

1 year test, complete practice from semester 1 until final semester, this test sheet special for junior High School, class 7, convert in PDF and ready to print format by Soal UAN admin, the source of this soal is from Buku Electronik Sekolah, Mathematics for Junior High School by Atik.it's consist more than 20 page of various mathematics problems, it's very useful to teacher and student that

Kamis, 30 Oktober 2008

Semua Butuh Waktu

Malam kemarin (30/10/2008) saya mendapatkan sebuah pengalaman menarik dari putri saya Azkia (6 tahun). Sejak saya memutuskan untuk mulai mengajari dan mengajaknya sholat lima waktu, perjalanan ternyata tak semulus yang diharapkan. Ya, kadang masih zig-zag. Adakalanya ia melakukan shalat tapi wajahnya sedikit keruh, namun sering juga sholat dilakukan dengan wajah yang riang.

Saya sudah siap dengan semua itu, karena dalam banyak kebiasaan lainnya, sejak ia bayi sampai sekarang nyatanya saya menemukan satu prinsip yang sama, yaitu: Menanamkan Kebiasaan Membutuhkan Waktu. Jadi, saya hanya perlu menahan diri untuk tidak cepat menyerah. Tugas saya adalah tetap konsisten mengajaknya sampai ia terbiasa, sampai ia menganggap kebiasaan tersebut sebagai kebutuhan dalam hidupnya, meski saya juga tidak tahu kapan itu terjadi.

Sekitar seminggu sebelumnya Azkia pernah bertanya pada papanya, "Kenapa ya Pa, kakak suka malas untuk sholat?" Lantas papanya berkata, "Karena di dalam diri kita ada syaitan yang selalu membisiki hati agar kita malas." Dan seterusnya, terjadilah dialog pendek tentang apa itu syaitan, bahwa syaitan itu adalah musuh manusia yang tidak terlihat oleh mata,dan sebagainya.

Kembali ke peristiwa malam kemarin, saat Shalat Maghrib tiba, Azkia yang sudah tiduran di kasur sejak sore terlihat malas-malasan lagi ketika saya mengajaknya sholat. Mmmm.... saya tahu, memaksa bukanlah cara yang tepat. Jadi, akhirnya saya bilang, "Kakak ngantuk ya? Nggak mau sholat?" Dan ia pun mengangguk. "Ya sudah. Nggak apa-apa, tapi besok sholat lagi ya!".

Tapi beberapa saat kemudian, ketika saya turun dari tempat tidur untuk mengambil air wudhu, Azkia juga ikut turun. Saya tanya, "Mau ke mana?". Dia pun menunjuk ke kamar mandi. "Mau wudhu?", tanya saya. Ia pun mengangguk. Saya dan papanya tertawa, dan papanya bilang, "Kakak sudah bisa melawan musuh. Ya, kan?".

Pelajaran malam tadi membuat saya semakin yakin, bahwa anak-anak hanya perlu waktu untuk memiliki kebiasaan yang kita harapkan. Dan menjadi orang tua memang membutuhkan cadangan kesabaran yang lebih dari sekedar biasanya.

Mengulang Pelajaran

Mengulang pelajaran adalah salah satu cara agar kegiatan belajar ada jejaknya, menguat dalam ingatan, dan menjadi database untuk dikeluarkan lagi pada saat yang dibutuhkan.

Setiap orang yang pernah mengenyam bangku sekolah pasti mengenal istilah 'ulangan'. Itulah rutinitas yang paling tidak disukai oleh sebagian besar anak sekolah. Ulangan membuat mereka terpaksa harus membaca ulang pelajaran yang sudah dibahas dan mengingatnya sekuat mungkin agar bisa menjawab soal-soal yang diberikan guru, lalu dilupakan setelah ulangan selesai.

Kalau menelisik maksud pembuatan mekanisme 'ulangan' di sekolah, saya yakin tujuannya sama dengan apa yang saya paparkan di awal, yaitu agar pelajaran terekam lebih dalam saat anak-anak membacanya kembali. Tapi.... sayang hasilnya ternyata tidak sepenuhnya sesuai dengan tujuan tersebut. Ulangan pada kenyataannya hanya menjadi sebuah peristiwa yang membebani dan membuat sebagian besar anak-anak mengeluh atau mengambil jalan pintas dengan menyontek buat mereka yang malas.

Bagaimana caranya agar kegiatan mengulang pelajaran jadi menyenangkan buat anak-anak? Saya sendiri tidak tahu persis prosesnya seperti apa, yang jelas saya heran dengan kebiasaan kedua anak saya yang tak pernah bosan mengulang-ulang membaca banyak buku yang sama hingga beberapa kali padahal nggak pernah ada acara ulangan dan tak pernah juga disuruh-suruh. Uniknya, kalau bukunya bertambah, maka bertambah pula lingkaran pengulangan.

Si kecil Luqman yang kini berusia 4 tahun dan belum saya ajari membaca secara khusus, memang masih membutuhkan bantuan kami (saya, papanya, dan kakaknya) untuk membaca buku. Tapi secara prinsip, dia pun termasuk anak yang gila membaca. Tak peduli pagi, siang, sore, atau malam sebelum tidur dia akan minta dibacakan buku pada saat dia menginginkannya. Terlebih sebelum tidur, ia pasti akan membawa setumpuk buku yang diambil secara acak ke tempat tidur dan meminta salah satu dari kami untuk membacakannya. Kalau para pembacanya tidak menawar, pasti semua buku yang dia bawa harus dihabiskan.

Poin yang saya tangkap dengan mengamati kebiasaan kedua anak saya itu adalah bahwa mengulang pelajaran akan menyenangkan kalau anak-anak menyukai kegiatan belajar dan mereka tidak punya beban apa-apa saat melakukannya, bukan karena mengharapkan reward (hadiah)dan bukan pula karena ancaman punishment (hukuman). Mereka mengulang pelajaran karena mereka memang membutuhkan dan menginginkan hal itu.

Saya kira hal itu juga bisa terjadi di sekolah, jika kegiatan belajar di sekolah dibuat lebih menarik, lebih fleksibel, dan kaya dengan pengakuan untuk semua jenis kecerdasan, semua jenis karakter anak. Budaya pemeringkatan anak berdasarkan nilai akumulatif (untuk semua pelajaran) harus mulai dihilangkan agar semua anak memiliki citra diri positif terhadap dirinya, berdasarkan kelebihannya masing-masing.

Salam Pendidikan!

Senin, 27 Oktober 2008

Complete junior HIgh School (Soal IPA - Kelas 7,SMP)

science is important major when study at junior high school, almost student hate with this major, because there aren't interesting major to study, it's true ?Science (from the Latin scientia, meaning "knowledge" or "knowing") is the effort to discover, and increase human understanding of how the physical world works.below you can download complete test and practicing material, latihan soal,

Minggu, 26 Oktober 2008

Berbagi Resep Roti

Sejak kasus masuknya unsur melamin pada produk susu dan makanan ringan mencuat, saya sedikit khawatir membeli makanan jadi untuk anak-anak. Oleh karena itu, sekalian mengasah keterampilan mengolah makanan camilan, sudah sebulan terakhir ini saya lebih sering membuat sendiri makanan kecil buat anak-anak daripada membeli camilan siap makan. Memang sih, sedikit repot, tapi tak apalah... Hikmahnya, saya jadi sedikit lebih mahir dari biasanya untuk bikin-bikin kue .

Nah, buat ibu yang juga senang mencoba-coba resep, mungkin komposisi resep roti sederhana berikut ini bisa dicoba juga di rumah. Bahannya sangat mudah didapat dan cara membuatnya pun bisa di sela-sela kegiatan lain, mungkin sambil menunggu nasi masak atau mesin cuci selesai bekerja.

Bahan:
1. 350 gram tepung terigu
2. dua buah kuning telur
3. 1/2 bungkus ragi instan
4. 2 sendok makan mentega
5. 3 sendok gulapasir
6. 1/3 sendok makan garam
7. 1 gelas air hangat
8. 1 buah kuning telur untuk memoles

Cara membuat:
1. Seduhlah gula pasir dan garam dengan 1 gelas air hangat sampai larut
2. Campurkan semua bahan dan larutan air gula-garam menjadi satu.
3. Uleni sampai kalis (tidak lengket di tangan)
4. Tutup adonan dengan plastik, diamkan selama 20 menit
5. Kempiskan adonan lalu bentuklah menjadi beberapa bagian (12 - 14 bagian). Bisa diisi meses atau susu jika suka. Olesi permukaannya dengan kuning telur.
6. Siapkan loyang persegi, olesi margarin
7. Taruhlah potongan adonan yang sudah dibentuk di atas loyang dengan jarak cukup renggang.
8. Biarkan selama 10 menit untuk mendapatkan tahap pengembangan kedua
9. Oven di atas api sedang selama 10 - 15 menit.
10. Roti siap disantap. Kita bisa memasukkan tambahan susu atau selai ke dalam roti dengan cara membelah roti dan mengolesi bagian dalamnya.

Setidaknya resep ini sudah saya coba hari ini, dan anak-anak ketagihan mau nambah. Selamat ber-eksperimen!

Sabtu, 25 Oktober 2008

Mengapa Orang Lebih Senang Menanam Tanaman Hias daripada Tanaman Herbal atau Sayuran?

Kalau saya perhatikan, di sepanjang jalan di komplek tempat saya tinggal, hampir semua rumah menghiasi halaman depannya dengan tanaman hias. Euphorbia, aneka sansevieria, dan tanaman berdaun lebar seperti kuping gajah adalah jenis-jenis tanaman hias yang mendominasi hampir setiap halaman rumah.

Memang, hal itu cukup memberi arti untuk membuat pekarangan depan terlihat lebih asri, namun saya sendiri berpendapat, jika hanya tanaman yang berfungsi sebagai hiasan saja yang kita tanam di halaman rumah kita, sayang sekali ya... Terlebih jika kita hanya memiliki halaman sempit, saya pikir akan jauh lebih berguna jika tanaman yang kita tanam juga berupa jenis yang bisa dikonsumsi atau digunakan sebagai obat-obatan alami.

Selain tanaman hias, sirih, kunyit, kencur, melati, cabai keriting, tomat, cabe rawit, jahe, atau sayur-sayuran seperti bayam dan kangkung, rasanya tak kalah indahnya berada di teras rumah kita jika tanaman-tanaman tersebut ditata dan dirawat dengan baik. Entahlah, saya sendiri sedikit kurang mengerti, mengapa kebanyakan orang lebih suka menanam tanaman hias daripada tumbuhan obat atau sayur-sayuran? Mungkin ada yang bisa menjawabnya?

Minggu, 19 Oktober 2008

Buku: Kreasi Kertas Koran

Aktivitas sangat penting untuk manusia, tak terkecuali buat anak-anak. Salah satu aktivitas yang menarik, melatih motorik anak, sekaligus bernilai ekonomi adalah membuat aneka craft atau kerajinan. Buku berjudul Kreasi Kertas Koran, hasil karya Bapak Rubiyar, yang diterbitkan oleh Tiara Aksa dapat kiranya membantu memicu gagasan untuk kebutuhan tersebut. Mau lihat covernya dan juga salah satu contoh produknya? Berikut saya bagi fotonya:



Kamis, 16 Oktober 2008

Contoh Poster Untuk Stimulasi Membaca

Beberapa waktu lalu saya pernah memposting tulisan tentang manfaat poster untuk kegiatan belajar. Kali ini saya tampilkan beberapa contoh poster stimulasi kemampuan membaca yang bisa dipergunakan di rumah maupun di kelas-kelas prasekolah atau bahkan Sekolah Dasar. Semoga memberikan inspirasi dan bermanfaat.





Science Test Elementary School 6th, Soal IPA kelas 6

below is various science major test for elementary school (IPA-SD), consists of more than 35 page number, you can learn various test of science (IPA) from this sheet like, human being, basic universe and astronomy, basic electricity like conductor and isolator in daily life, to download it you can choose in various way, 1. click from box.net folder link here 2. download from widget below, to

Menggambar, Menggunting, Lalu Buatlah Cerita

Hobi anak-anak, terutama si kecil Luqman ( 4 tahun) sekarang ini adalah menggambar, menggunting, dan mendongeng. Kereta api, rumah, mobil, dan ikan adalah gambar favoritnya. Percaya dirinya lumayan tinggi. Dia bisa menggambar dengan cepat dan dengan cepat pula menggunting gambar yang dibuatnya, lalu dibuatlah cerita tentang gambar itu tanpa merasa minder gambarnya akan dibilang jelek.

Nah, karena hobinya itu, kertas-lah yang paling sering diminta. Sekarang koleksi gambarnya mereka kumpulkan dalam sebuah stoples. Sebagian gambar juga dihasilkan dari print out dari komputer. Tentu saja gambarnya sudah jadi, di-copy dari internet. Nggak apa-apa kan ya copy-paste dari internet, asalkan bukan untuk keperluan komersial.
Dan... Salah satu kebiasaan mereka saat menggambar dan menggunting adalah berceloteh, berisi dialog cerita apa saja yang mereka ingat. Hal itu bisa jadi tak mungkin dilakukan jika dia berada dalam sebuah kelas. Celotehan mereka bisa membuat anak lain terganggu, kan...

Saya kira, itulah kiranya salah satu kelebihan homeschool yang kami rasakan buat keluarga kami: Membuat anak-anak bisa mengeksplorasi gagasan dengan cara yang khas, tanpa khawatir gagasannya dicela atau dikomentari secara berlebihan. Keep homeschool buat yang menganggapnya cocok!

Selasa, 14 Oktober 2008

Berbagi Peran dalam Mendidik Anak

Cari uang urusan ayah dan ngurus anak bagian ibu!

Begitulah kira-kira pandangan lama tentang pembagian peran ayah dan ibu dalam keluarga. Apakah harus sedemikian mutlaknya cara suami-istri mengelola peran untuk mendidik anak-anak?

Saya melihat,paradigma tersebut justru akan membuat proses pendidikan menjadi berat sebelah. Bukan dalam konteks keadilan jender tapi dalam konteks kepentingan anak-anak.

Ada hal-hal yang khas pada sosok ayah dan ibu. Anak-anak perlu mendapatkan input positif dari keduanya agar mereka memiliki figur yang seimbang dalam pendidikan. Anak perempuan kelak akan menjadi ibu dan dari contoh yang diperlihatkan ibunya ia akan belajar tentang pendidikan anak-anak. Demikian pula anak laki-laki suatu saat akan menjadi ayah, sehingga ia perlu figur seorang ayah yang peduli dengan pendidikan anak-anaknya agar kelak ia pun bisa menjadi ayah yang bertanggung jawab.

Ayah yang jarang terlibat dalam kegiatan belajar anak-anaknya sesungguhnya telah menanamkan citra bahwa bukanlah tugas ayah mengajari anak-anak, itu adalah tugas seorang ibu. Nah, Bagaimanakah pembagian peran ayah dan ibu dalam keluarga Anda? Sharing pengalaman Anda di pendidikan_rumah@yahoogroups.com.

Senin, 13 Oktober 2008

Homeschooling dan Trend Profesi Masa Depan

Homeschooling (HS) sebagai pendidikan alternatif memang masih tetap diragukan orang. Kritik masyarakat terhadap HS tak hanya menyangkut sosialiasi dan legalisasi yang dianggap lemah, melainkan juga pesimisme terkait pekerjaan dan profesi anak-anak kelak setelah dewasa. Kekhawatiran akan hal itu wajar terjadi jika kita melihat pekerjaan dan profesi hanya dari kaca mata formal.

Akan tetapi, seperti kita ketahui era digital telah menyumbangkan informasi bak banjir tak terbendung bagi masyarakat dunia. Hal itu telah melahirkan beragam jenis profesi baru yang seringkali mampu menyingkirkan aspek-aspek formal sebuah pekerjaan. Profesi di masa yang akan datang bisa jadi akan sangat-sangat berbeda dengan definisi profesi yang ada hari ini. Setidaknya akan ada tambahan varian profesi dan pekerjaan selain apa yang kita kenal sekarang.

Oleh karena itu, bersekolah formal ataupun tidak, berijazah formal ataupun tidak, bisa jadi tak lagi berpengaruh banyak terhadap eksistensi seseorang di masa yang akan datang. Skill, wawasan, attitude, dan kemauan belajar adalah penunjang terpenting yang bisa menghapuskan parameter-parameter formal dalam memperoleh kesempatan bekerja dan berkarya serta memperoleh penghasilan yang memadai.

Sampai saat ini, tak dapat disangkal bahwa jaminan pekerjaan dan profesi masih menjadi alasan utama mengapa orang tua menyekolahkan anak-anaknya. Sayangnya, fakta menunjukkan, sekolah formal pun ternyata belum mampu memberikan jaminan itu. Hanya anak-anak yang memiliki kapabilitas bersaing yang akan bisa diserap oleh pasar kerja, yaitu anak-anak yang rajin menambah skill dan wawasan mereka di luar kegiatan akademik.

Anak-anak yang dididik dengan model HS masih mungkin dan bahkan lebih mungkin memiliki kriteria seperti tersebut di atas. Tanpa kurikulum yang mengikat, anak-anak bahkan punya kesempatan lebih banyak untuk menggali potensi terbaik mereka pada beberapa bidang yang disukai. Kita tentu menyadari bahwa bidang-bidang profesi yang digeluti seseorang pada akhirnya hanya satu atau dua saja dari banyak bidang yang ada dan pernah ia kenal dan pelajari secara sepintas di sekolah.

Hal itu menunjukkan bahwa sesungguhnya jika seorang anak mampu memaksimalkan potensi mereka pada bidang-bidang tertentu secara serius, tentu hasilnya juga tidak akan kalah dengan mereka yang bersekolah di sekolah formal, yang mempelajari serba sedikit dari banyak pelajaran yang diberikan.

Ketika seorang anak benar-benar mampu menjadi seorang ahli di bidang yang ia sukai, hasil dari proses belajar yang sangat dalam dari berbagai sumber dan guru terbaik di bidang tersebut, yakinlah bahwa ia akan dicari banyak perusahaan untuk menjadi ahli mereka. Selebihnya, jika anak-anak yang tumbuh menjadi ahli tersebut sekaligus juga memiliki kemampuan enterpreunersip maka ia bisa mempergunakan kemampuannya untuk melakukan usaha mandiri.

Karena pendidikan di negeri ini tengah mengalami banyak persoalan, kehadiran homeschooling mungkin lebih nampak seperti riak-riak protes dan keraguan akan pendidikan formal. Padahal lebih dari itu HS sesungguhnya sebuah pilihan untuk menikmati pendidikan secara merdeka dan berorientasi pada masa depan anak. Bahkan akhirnya anak-anak sendirilah yang dibimbing untuk menentukan masa depan mereka, sehingga mereka tahu harus mempelajari apa dan harus belajar pada siapa.

Minggu, 12 Oktober 2008

Maksimalkan Pendidikan Alternatif

Sudah terlanjur masyarakat menganggap, bahwa pendidikan itu mesti dilakukan di sebuah lembaga formal, seperti halnya sekolah. Sementara itu, serangkaian persoalan klise berkaitan dengan sekolah, seperti gedung yang ambruk, kelas yang rusak, SPP yang mahal, DSP yang membengkak, gurunya kurang, dan banyak persoalan lainnya, sampai saat ini masih sulit untuk dituntaskan. Mayoritas berujung pada persoalan dana, sementara di sisi lain sektor pendidikan disinyalir merupakan tempat yang rawan penyelewengan dana.

Memang ironis dan menyedihkan. Jika pendidikan bertujuan untuk meninggikan kualitas manusia, sehingga tercipta masyarakat yang positif, produktif, dan bertakwa, maka dunia pendidikan di negeri kita nampaknya jauh meninggalkan tujuan itu. Imam Ghazali dalam bukunya Ayyuhal Walad, menetapkan makna pendidikan (tarbiyah) itu, bagaikan seorang petani yang tengah mencabut duri dan membuang tanaman asing yang mengganggu di antara tumbuhan yang ia tanam, agar tanaman tersebut tumbuh dan berkembang dengan baik.

Kapitalisme secara berangsur-angsur memang telah berhasil membumbui hampir semua sisi kehidupan dengan tujuan-tujuan materil, tak terkecuali bidang pendidikan. Sementara itu, berbicara penyelesaian masalah pendidikan yang kompleks, kunci satu-satunya justru adalah kepedulian; dan itu jelas berseberangan dengan prinsip-prinsip kapitalisme.

Menggalang Kepedulian
Sejak subsidi pendidikan dikurangi, efek yang langsung terasa oleh masyarakat, adalah mahalnya biaya sekolah. Terlebih dengan kebijakan otonomi sekolah, maka sekolah tak jauh beda dengan perusahaan. Tidak bisa tidak sekolah harus bisa mencari dana sendiri untuk memenuhi kebutuhannya dan jika dimungkinkan tentu bisa meraih keuntungan yang besar sebagaimana layaknya perusahaan.

Hal itu terjadi bahkan sejak level prasekolah, di mana sekarang berjamur Taman Kanak-Kanak dan Play Group yang biayanya mahal bukan kepalang. Kisaran minimal 2 juta hingga mencapai lima atau 6 juta hanya untuk uang pangkalnya saja. Belum lagi SPP dan uang seragam.

Lantas apa yang akan pertama kali dipelajari oleh anak-anak bahkan di usia yang sangat dini? Yakinlah bukan kualitas kurikulumnya, melainkan perasaan ekslusif karena mereka belajar di sekolah yang mahal, fasilitasnya lengkap, dan gedungnya megah. Jadi tidaklah salah bukan, jika kita katakan, bahwa dengan format sekolah seperti yang ada hari ini, anak-anak sudah menampung benih kapitalisme.

Lalu bagaimana dengan nasib anak-anak yang orang tuanya tak punya uang untuk membayar biaya sekolah semahal itu? Bagaimana pula nasib sekolah yang murid-muridnya dari kalangan kelas akar rumput, yang gedungnya pun tinggal puing-puing? Kesenjangan itu hanya akan semakin menganga lebar andai kita tak menggalang kepedulian.

Kalau pengadaan dana untuk rehabilitasi ratusan bahkan mungkin ribuan gedung sekolah negeri memberatkan pemerintah, sehingga tidak semua sekolah bisa tersentuh dana rehabilitasi, maka sebenarnya pemerintah bisa menggandeng tangan-tangan masyarakat yang masih peduli akan pendidikan. Salah satu contoh yang mungkin patut dipertimbangkan adalah gagasan yang dipaparkan di Tajuk Rencana PR (Jumat, 5/5) tentang program Cinta Almamater. Para alumni setiap sekolah bisa bergotong royong menyumbang ke sekolahnya masing-masing untuk membangun kembali gedung yang roboh, dengan catatan penggunaan dananya diawasi.

Selain berupa dana, masyarakat pun bisa berpartisipasi, seperti yang dicontohkan para sarjana di Ciamis yang membuka sekolah terbuka untuk anak-anak petani.
Adapun kepedulian pemerintah yang diharapkan dalam hal ini, adalah menaungi kegiatan pendidikan alternatif itu dengan pengakuan terhadap legalitas lulusannya, sehingga mereka juga punya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan formalnya ke jenjang yang lebih tinggi.

Alternatif Pengganti Gedung
Faktor penunjang mahalnya biaya sekolah biasanya dinisbatkan kepada biaya gedung. Setiap siswa baru pasti terkena beban untuk membayar uang bangunan, yang jumlahnya bisa jadi cukup besar. Jika pemerintah mendukung lahirnya sekolah-sekolah alternatif yang dikelola masyarakat, persoalan gedung sebenarnya bisa diminimalisir; dan secara otomatis pula, hal itu akan menekan angka DO (Drop Out) karena biaya sekolah bisa menjadi lebih murah.

Dengan kata lain, gedung bukanlah segalanya untuk mendidik anak. Bukankah sesungguhnya rumah, pantai hutan, taman bermain, dan seluruh permukaan bumi ini adalah sumber-sumber dan sekaligus tempat yang disediakan Tuhan untuk mendidik manusia? Oleh karena itu , terlepas dari persoalan politis, ‘tak punya gedung sekolah’ tidak bisa lagi dijadikan alasan untuk menghentikan kegiatan pendidikan atau melemahkan semangat para pendidik untuk membimbing.

Kehadiran Sekolah Alam telah membuktikan bahwa anak-anak bisa dan bahkan sangat antusias belajar di alam terbuka. Semangat mereka untuk pergi sekolah seolah tak terhentikan. Mereka selalu menemukan hal baru setiap hari. Karena begitu banyak rahasia di alam yang bisa dipelajari. Peran guru adalah membimbing untuk mengarahkan anak-anak didiknya agar mau melakukan penjelajahan dan pembelajaran terhadap seluruh media belajar yang tersedia di alam. Meskipun dari segi biaya tidak lebih murah dari sekolah konvensional, namun sebagai sebuah alternatif untuk memecahkan kekakuan format pendidikan, model sekolah semacam itu bisa dijadikan pilihan.

Sekolah alternatif untuk anak petani di Ciamis, yang pernah diberitakan di harian Pikiran Rakyat- Bandung, juga merupakan contoh , bahwa anak-anak tetap bisa antusias belajar meski mereka belajar tanpa seragam dan atribut-atribut formal lainnya.. Semangat mereka untuk belajar bisa jadi mengalahkan anak-anak sekolah di kota yang sepatunya berharga ratusan ribu, gedung sekolahnya megah, dan uang sekolahnya jutaan rupiah.

Sebenarnya sudah banyak sekolah-sekolah alternatif didirikan, dan tempat belajarnya bukanlah di dalam sebuah gedung sekolah, seperti umumnya kita temui. Ada orang yang membuat sekolah di kolong jembatan, gerbong kereta api, atau rumah-rumah penduduk. Di satu sisi hal itu mungkin tampak menyedihkan, karena sebenarnya banyak orang kaya yang kelebihan hartanya lebih banyak dipakai untuk berfoya-foya, dan tak tersalurkan untuk mereka yang kekurangan. Namun jika kita berpikir positif, maka keberadaan sekolah ‘darurat’ itu merupakan sumber inspirasi untuk membuat bentuk-bentuk kreatif tempat belajar, di saat kebutuhan menuntut demikian.

Bahkan jika konsep ini bisa diterima, maka murid-murid dari sekolah yang sudah berjalan pun, jika sekiranya gedung sekolah masih belum berfungsi, maka mereka bisa didistribusikan ke beberapa tempat belajar. Rasanya masih banyak juga, terutama di pedesaan, orang tua siswa yang bersedia menyiapkan halaman, teras, ataupun salah satu ruangan di rumahnya (kalau ada) untuk dijadikan tempat belajar sejumlah 5 atau bahkan 10 anak. Bagaimana dengan gurunya? Dengan semangat peduli, rasanya masih banyak juga sarjana pendidikan maupun non kependidikan yang mau menyumbangkan tenaga, pikiran, dan mendedikasikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya untuk anak-anak. Dan masyarakat yang memiliki kekuatan dana juga bisa “dipanggil” kepeduliannya untuk membayar upah para tenaga sukarela yang mau mengajar. Andai situasi itu bisa terjadi, alangkah indahnya!

Jumat, 10 Oktober 2008

Ketika Anakku Belajar Sholat

Sedikit terharu, takjub, dan harap saya rasakan saat menyaksikan anak sulung saya Azkia begitu gembira dengan kegiatan barunya, yaitu sholat lima waktu. Mungkin beberapa orang tua lain sudah mengawali pelajaran penting ini jauh lebih dulu dibandingkan saya, saat anak-anaknya berusia jauh lebih muda.

Azkia sekarang sudah 6 tahun, tepatnya tanggal 7 Oktober yang lalu. Saya sudah meniatkan jauh-jauh hari untuk mulai menggarap proses belajar dan pembiasaan sholat secara konsisten setelah ultahnya yang ke- 6 ini. Alhamdulillah, mungkin karena saya memang bersungguh-sungguh, anak saya seolah bisa menangkap spirit itu, sehingga ia mau menjalankannya dengan senang hati.

Sebelumnya kegiatan berwudhu, rukuk, dan sujud hanyalah sebuah pengetahuan sepintas lalu, yang ia tahu karena sering dilakukan oleh orang tuanya. Tapi sekarang, dengan mukena warna pink, gadis kecil saya benar-benar diajak untuk melakukan itu semua untuk menjadi "habit" dan kebutuhan yang abadi sepanjang hidupnya, rukuk dan sujud, menyembah Tuhannya dan Tuhan seluruh makhluk berikut alam semesta ini. Kami kini melakukan sholat berjamaah.

Betapa saya merasakan berat sekaligus mulianya tugas menjadi orang tua kian menghunjam. Hal itu pula yang membuat saya makin banyak melakukan introspeksi diri. Saya belumlah menjadi orang tua yang bisa diteladani, tapi mau ataupun tidak, ditunda atau dipercepat, tugas sebagai orang tua untuk mendidik anak-anaknya harus ditunaikan. Disebutkan dalam sebuah peribahasa: Anak adalah cerminan orang tuanya. Ya Allah, semoga Engkau memberi hamba dan juga kaum muslimin kekuatan, pengetahuan, dan jiwa yang istiqomah, yang dapat memberi anak-anak kami teladan yang baik untuk bekal hidupnya kelak. Amin.

Rabu, 24 September 2008

Senangnya, Saat Anak Makin Mandiri

Kemandirian adalah salah satu tujuan pendidikan dan pengajaran. Hal itu tak bisa disangkal merupakan sebuah tolok ukur keberhasilan yang membanggakan bagi para pendidik di manapun.

Proses menuju mandiri berlangsung sejak anak-anak lahir. Tugas orang tua-lah untuk membimbing anak-anak untuk mencapai kemandirian sesuai dengan fase usianya. Hal pertama yang harus disadari adalah kenyataan bahwa belajar menuju kemandirian akan diawali dengan "kesalahan".

Cobalah kita cermati atau kita ingat-ingat perilaku bayi-bayi kita. Awalnya bayi-bayi hanya bisa terlentang dan perlu bantuan kita untuk telungkup, namun lama- kelamaan mereka bisa melakukannya sendiri dengan terus berlatih setiap hari. Seiring usia, bayi pun terus meningkatkan keterampilan fisiknya, dari duduk, merayap, merangkak, berdiri, hingga berjalan. Dan ternyata, ada beberapa hal yang jika sekiranya kita abaikan, perkembangan keterampilan fisik itu jadi terlambat atau bahkan kurang berkembang dengan baik.

Salah satu penyebab yang saya percaya bisa menghambat perkembangan gerak fisik adalah "kurungan" yang kita sediakan buat bayi-bayi kita. Apakah "kurungan" itu? Kurungan itu adalah hambatan-hambatan berupa ruang yang sempit untuk anak-anak bergerak, seperti misalnya roda bayi, kebiasaan sering digendong, dan televisi.

Dengan asumsi bahwa dengan alat bantu berupa roda atau baby-walker, bayi akan lebih cepat berjalan, hal itu kini mulai banyak ditentang secara empirik. Pada kenyataannya, "mobil" bayi itu hanya akan membuat bayi bisa membawa tubuhnya dari satu tempat ke tempat lain tapi tidak menggerakkan otot-otot kaki dan tangan mereka. Tanpa latihan gerak secara alami, justru membuat otot bayi menjadi kurang optimal perkembangannya. Boleh-lah dikatakan, bahwa memang BELAJAR YANG PALING EFEKTIF ADALAH DENGAN MELAKUKANNYA . Buat Anda yang pernah punya pengalaman membesarkan bayi, pasti bisa melihat efek-efek dari setiap pola yang terapkan kepada bayi-bayinya.

Dengan alasan khawatir anaknya akan terluka karena terantuk tembok saat merangkak atau terjatuh saat berdiri, beberapa orang tua memilih untuk terus menggendong bayinya, meski sang bayi sudah berumur 6 - 9 bulan. Dengan alasan tak mau kotor, beberapa orang tua juga terus-menerus memasangkan diapers pada anaknya hingga usia 5 tahun bahkan lebih tanpa melatih mereka untuk bisa buang air di kamar mandi. Dengan alasan kepraktisan, beberapa orang tua juga masih terus memandikan dan menceboki anak-anaknya hingga usia 7 tahun lebih. Dengan alasan tak mau banyak bicara dan agar anaknya tenang saat ia bekerja, beberapa orang tua mendudukkan anaknya di depan televisi hingga berjam-jam lamanya, padahal ia sendiri tahu bahwa acara televisi tidak semuanya baik untuk ditonton oleh anak-anak. Banyak hal, banyak alasan, sering dilontarkan orang tua untuk membuat "kurungan" pada anak-anaknya untuk tumbuh menjadi mandiri.

Benar, bahwa untuk membuat anak bisa melakukan semuanya sendiri membutuhkan pengorbanan, entah itu kotor dan basah saat mereka sedang belajar mengambil minuman dan makanan sendiri, atau kita harus sering mengepel lantai karena anak masih pipis di celana dalam fase latihan tanpa diapers, atau banyak kertas terpakai untuk latihan anak-anak mencorat-coret sampai mereka bisa menulis dan menggambar dengan baik, dan lain-lain.

Jangan remehkan kemandirian anak betapapun dalam hal-hal yang sederhana: Membuang sampah ke tempatnya, membaca buku tanpa disuruh, menyapu tanpa diminta, mengerjakan worksheet tanpa dinilai, merapikan mainan tanpa diperintah, dll. Tahukah, bahwa kemandirian begitu menakjubkan dan membanggakan, bukan hanya bagi para pendidik atau pengajar, melainkan juga bagi anak-anak itu sendiri. Kemampuan untuk mandiri akan membuat anak-anak memiliki rasa percaya diri yang luar biasa dalam menempuh kehidupan.

Sepanjang perjalanan pendidikan yang terus berlangsung, satu demi satu keterampilan hidup harus diperkenalkan dan diajarkan, hingga akhirnya kita akan melihat anak-anak tersenyum bahagia dan optimis menghadapi hidup. Betapa senangnya saat anak makin mandiri. Tidakkah demikian?

Selasa, 23 September 2008

Science Book, IPA for Elementary School

a few month ago, ministry education of Indonesia buy some royalty of book, then make it free available in internet, this embed book is for elementary school 3th class,the major of this book is basic science (Ilmu Pengetahuan Alam)so we can learn basic biology, chemistry and physics from book below, or 100% full version can see at IPA KELAS 3 SD Kelas03 Ipa Priyono - Upload a

Jumat, 19 September 2008

Mengenal dan Mengolah Bahan Makanan

Salah satu fenomena di zaman serba instan ini adalah menurunnya minat anak untuk mempelajari keterampilan memasak. Remaja-remaja kita lebih suka jajan di luar dan mengonsumsi makanan instan daripada memasak. Selain berdampak pada meningkatnya pengeluaran finansial, kebiasaan jajan juga membuat anak-anak kita mengabaikan kesehatannya.

Kita tentu tahu bahwa banyak makanan yang dijual kurang memenuhi komponen gizi yang seimbang, terutama unsur serat. Selain itu, penambahan zat perasa dan pewarna makanan yang kadang berlebihan pada jajanan diluar sesusungguhnya tidak baik untuk kesehatan mereka.

Kini telah hadir buku berjudul Mengenal dan Mengolah Bahan Makanan yang mencoba memperkenalkan bahan-bahan makanan dan cara mengolahnya, ditujukan khusus buat anak-anak dan remaja usia 8 - 15 tahun. Buku ini diterbitkan oleh Chilpress - Imprint Salamadani Publishing Bandung.

Dukungan desain dan ilustrasi gambar juga foto dalam buku ini diharapkan bisa menggugah minat anak-anak untuk mulai mempelajari kegiatan mengolah makanan sejak dini sehingga mereka menjadi mandiri.

Selain berisi beberapa resep masakan, buku ini juga mengajak anak-anak untuk mengenal aneka bumbu masak, cara mencuci, mengupas, dan memotong sayuran; cara memotong dan mencuci daging serta ikan; cara membuat bumbu siap pakai, dan mengenal aneka sambal serta cara membuatnya.

Mau menghadiahkannya buat anak-anak, adik, atau keponakan Anda? Silakan kunjungi toko buku kesayangan Anda dan carilah cover buku yang saya tampilkan di sini.

Selamat membaca!

Jumat, 12 September 2008

Bermain Drama

Anak-anak menonton film pasti sudah biasa, tapi anak-anak menjadi pemain film, bahkan tanpa sutradara, itu baru luar biasa.

Itulah yang terjadi pada anak-anak saya. Sejak kami belikan VCD beberapa film ini: Fireman Sam (Si Pemadam Kebakaran), Postman PAT (Si Tukang Pos), dan Bob the Builder (Si Ahli Bangunan). Anak-anak akan memainkan tokoh-tokoh dalam film itu secara bergantian. Kadang-kadang mereka mainkan skenario pemadam kebakaran dan mereka jadikan benda-benda yang mereka mainkan sebagai tokoh-tokoh dalam film itu. Tentu saja benda-benda yang jadi tokoh film tidaklah menyerupai aslinya, melainkan hanya balok-balok atau kotak kardus yang mereka imajinasikan sebagai tokoh, dan merekalah yang menjadi pengisi suaranya.

Anehnya, mungkin karena mereka menonton dan memainkannya kembali, mereka jadi hafal dialog-dialog film itu secara persis. Sambil sibuk memindahkan kotak dan perlengkapan main, atau bahkan saat menggunting kertas dan mewarnai gambar biasanya mereka bergumam-gumam dalam sebuah dialog dengan intonasi yang persis sama dengan film aslinya.

Peralatan dan perlengkapan main yang mereka pakai hanyalah perlengkapan sederhana yang ada di rumah. Mereka pakai kardus bekas yang sengaja saya sediakan, kertas-kertas, gunting, pensil, buku-buku, dan lain-lain. Biasanya, buku dijadikan laptop, kursi kecil mereka jadikan mobil. Semua properti itu diubah-ubah sesuai keperluan skenario.

Nah, sudah jadi lah mereka para pemain drama. Orang dewasa mungkin sering kesulitan menghafal skenario, itu tidak terjadi pada anak-anak. Mereka menikmati setiap dialog dan ... nampaknya permainan itu demikian mengasyikkan sehingga selalu mereka lakukan setiap hari tanpa bosan. Hal positifnya, kosa kata mereka jadi bertambah dan kemahiran berbicara jadi meningkat. Mungkin mau mencobanya juga di rumah? Filmnya bisa apa saja asalkan bermuatan positif, tidak mengandung unsur kekerasan, dan tidak mengandung kata-kata yang negatif.

Selasa, 09 September 2008

Bertani Yuk!


Kegiatan pertanian cukup menarik untuk dilakukan bersama anak-anak. Tentu saja pertanian yang dimaksud dilakukan dalam porsi sederhana: Asal anak-anak terlibat dan kenal dan mudah-mudahan akhirnya jadi suka dan cinta pertanian. Buat keluarga yang tidak punya halaman yang luas dan bahkan mungkin sudah tidak menyisakan tanah kosong kecuali ruang bersemen di depan atau di belakang rumah, solusinya adalah memanfaatkan polybag atau pot sebagai tempat menanam.

Saat ini kami sedang menikmati pertumbuhan sawi putih yang kami tanam sekitar 1,5 bulan yang lalu. Kebetulan, sawi putih adalah sayuran kesukaan Azkia. Setelah kami coba menanamnya, banyak hal baru kami temukan. Sawi putih yang senang tempat lembab ini begitu cepat tumbuh. Dalam 3 hari benih yang kami tabur di atas semaian sudah bermunculan. Hampir tak percaya bahwa itu adalah bibit kecil sawi putih, karena bentuknya memang berbeda dengan sawi putih dewasa.

Setelah sawi cukup besar, mulailah muncul ulat sayur yang gemuk di salah satu helai daunnya. Wah, tentu saja itu jadi tontonan mengasyikkan buat anak-anak. Hal menarik lainnya adalah kemunculan banyak belalang kecil di halaman gara-gara sayuran kami itu. Meskipun anak-anak senang bukan main melihat belalang yang melompat-lompat saat di sentuh, tapi tentu saja fokus kami adalah sayurannya. Jadi, kami usir......

Sekarang sawi putih kami sedang menjalani masa pertumbuhan yang pesat. Setiap pagi selalu terlihat pertumbuhan yang berarti. Modalnya hanya menyirami mereka secara rutin pagi dan sore. O'ya. Media tanam yang kami pakai adalah tanah, pupuk kandang, dan sekam bakar dengan perbandingan 1:1:1.

Banyak tetangga yang ikut memperhatikan pertumbuhan sawi-sawi kami. Tahukah, ternyata mereka juga penasaran ingin melihat sawi-sawi itu mencapai bentuk sempurna, sama dengan sawi putih yang biasa mereka beli di warung sayur.

Sebagai salah satu kegiatan belajar praktis ala homeschooler, bertani kecil-kecilan seperti ini sangat menantang dan pastinya menghasilkan :) Mau mencoba?

Minggu, 07 September 2008

Cara Lain Membuat Playdough

Beberapa waktu lalu saya sempat memposting cara membuat lilin mainan atau playdough. Akan tetapi, ternyata cara saya itu kurang efisien, karena daya tahannya hanya bisa 1 minggu maksimal. Ada cara lain yang membuat playdough buatan kita bisa tahan lebih lama sampai 1 bulan. Ini dia resep dan cara membuatnya.....


Bahan

- Tepung terigu 200 gram (yang kualitasnya tidak terlalu bagus)
- Garam 1 cangkir
- 1 - 2 gelas air
- 2 sendok minyak goreng
- Pewarna makanan


Cara membuatnya
- Campurkan tepung dengan air, aduk sampai rata
- Masukkan garam dan minyak goreng
- Panaskan adonan di atas kompor dengan api kecil sampai kental dan kalis (tidak lengket di panci)
- Setelah dingin pisahkan gumpalan adonan menjadi beberapa bagian
- Warnai setiap bagian dengan warna berbeda
- Nah, playdough siap digunakan.
- Simpan kembali playdough di lemari es setelah dipakai. Gunakan wadah tertutup supaya adonan tidak tertetesi air.

Selamat mencoba!