Sabtu, 26 Maret 2011

Temu Kangen Ikatan Alumni Fakultas Ushuluddin IAIN Rd. Intan (IKAFURI) 2011


Gedung Perpustakaan Pusat IAIN Rd.Intan Lampung.

CATATAN RINGAN TEMU ALUMNI


Sabtu 26 Maret 2011 Ikatan Alumni Fakultas Ushuluddin IAIN Rd.Intan (IKAFURI) melaksanakan pertemuan sambil mereorganisasi dengan memilih Pengurus Baru untuk periode 2011/2014. Pembentukan pengurus keteter ter, rasanya lebih suka dengerin teman teman nyanyi, biar suaranya sember cempreng, tetapi serasa lebih indah ketimbang penyanyinya yang asli.

Sejatinya ini acara sungguhan maka acara dibukan dengan sambutan rasmi Bapak Dekan.

Dekan Fakultas Ushuluddin yang baru dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada pengurus lama dan untuk acara ini Fakultas memfasilitasinya untuk dua hari pertemuan sehingga terbentuk program kerja dan struktur personalia yang baru.



Dr. Arsyad Shahbi, mengatakan bahwa pada tahun 80-an Fakultas Ushuluddin benar benar boming pada saat itu setiap pendaftaran mahasiswa baru mencapai 400-an pendaftar pertahun. Tetapi pada akhir tahun 90-an menurun tajam hingga tahun 2000-an. Baru bangkit kembali mulai akhir tahun 2010. Hal ini tentu saja akan menjadi perhatian khusus.

Dalam kesempatan ini Dekan merasa pantas untuk berterima kasih kepada Dekan terdahulu, yaitu Dr. Baharuddin, M.Hum.



Dekan berharap agar pengurus IKAFURI yang akan datang dapat memberikan konstribusi untuk kembali mendomngkrak animo Fakultas Ushuluddin IAIN Rd.Intan. Sekali lagi dekan berjanji akan memfasilitasi program IKAFURI yang akan datang.



Sementara Dr. Afif Anshori, mewakili Rektor yang berhalangan hadir mengharapkan agar alumni Ushuluddin dapat meningkatkan kiprahnya di masyarakat, alumni yang satu memberikan jalan kepada sesame alumni Ushuluddin dalam berbagai aspek sebagai wujud kiprah alumni Fakultas Ushuluddin.



Secara pribadi dan kelembagaan saya menyampaikan salut yang setinggi tingginya kepada para alumni Ushuluddin. Di banding alumni Fakultas lainnya di IAIN ini, maka alumni Ushuluddin paling luas cakupan kiprahnya. Alumni Ushuluddin banyak kita dapatkan memiliki kiprah yang bukan kecil diberbagai Dinas dan Instansi Pemerinthan. Jangan di kata lagi untuk Kementerian keagamaan. Alumni Ushuluddin banyak dipercayakan untuk mengembang amanah diberbagai Dinas lingkup Pemerintah Daerah, baik di pemda Provinsi maupun kabupaten/ Kota.

Banyak juga diantaranya yang pada saat ini sedang menjabat sebagai Camat, di sini juga hadir pensiunan Camat dan mantan Camat. Yang lebih membanggakan lagi ternyata banyak juga alumni ushuluddin yang yang sekarang ini masih aktif sebagai anggota TNI dan Kepolisian, bahakan mereka itu kini telah meraih pangkat Perwira, baik di Angkatan darat maupun Kepolisian.




Apa yang dikatakan Pan Afif itu benar, karena banyak juga alumni Ushuluddin yang terjun ke dunia politik. Banyak mereka yang pernah dan sedang menjadi anggota DPRD. Dan banyak juga yang mengambil profesi sebagai non PNS, dan bahkan tercatat beberapa orang terbilang sukses berniaga.


Revitalisasi IKAFURI

Dalam kesempatan ini panitia menampilkan dua orang narasumber yitu Prof. Dr. Ahmad Fauzi Nurdin, dan Dr. Sofyan Saleh, M.Ag. Keduanya berharap agar IKAPURI yang akan datang mampu merevitalisasi lembaga ikatan alumni ini, sehingga selain membawa nama harum nama alumni juga mampu meningkatkan animo masyarakat terhadap Fakultas Ushuluddin IAIN Rd.Intan.
Tetapi dalam sesi diskusi tiba tiba muncul sedikit kehangatan, ketika pada floor ada yang mempertanyakan sebenarnya pertemuan emosional (kangen kangenan) ini akan di bawa kemana kata seorang penanya. Apakah untuik membesarkan gengsi alumni, atau kita membesarkan Fakultas.






Penanya yang lain sedikit mengkritisi dua narasumber yang banyak membangga banggakan alumni Ushuluddin. Saya belum cukup alas an untuk terlalu bangga dengan ke-Ushuluddin-an yang ia dapatkan dari bangku kuliah. Tidak urung pertanyaan seorang alumni yang sekarang ini sedang dipercayai oleh Bupati untuk menduduki jabatan Camat di suatu Kecamatan. Ungkapan ini tidak urung membuat kernyitan dahi para alumni yang sedang dimabuk rasa kebanggaan korp yang melambung itu.

Tetapi belakangan baru dimaklumi, mengapa Ia mengemukakan ungkapan seperti itu. Betapa seorang alumni diharuskan mengembangkan berbagai pengetahuan dan bahkan keterampilan guna mendukung profesionalisme kiprah alumni di masyarakat.




Tentu saja pemikiran seperti itu hanya standar saja. Karena kenyatannya perjalanan hidup seseorang itu sering tidak sejalan dengan ilmu yang didalaminya di bangku kuliah. Seorang alumni Fakultas hukum umpamanya mengurusi Kepariwisataan, seorang Ekonom mengurusi masalah kelautan, dan alumni Ushuluddin dipercayai menjabat sebagai camat. Saya sendiri belajar autodidag pontang panting karena hamper sepuluh tahun menjadi peneliti arkeologi dan antropologi.

Memang secara langsung bukan ilmu Ushuluddin yang berperan dalam penelitian penelitian yang saya laksanakan. Tetapi mulai dari teknik pengumpulan data, komunikasi dengan masyarakat, ilmu keushuluddin-an yang saya miliki sangatlah berperan. Terlebih ketika saya menulis laporan hasil penelitian untuk dijadikan sebuah buku, dan sayapun membutuhkan referensi yang luas, maka akan nampak sekali Ilmu Ushuluddin jurusan akidah dan filsafat sangat dominan. Dan kawan kawanpun menyatakan laporan saya sangat khas dan dianggap memiliki sedikit kelebihan. Itu karena saya belajar filsafat. Sedikit pengetahuan saya tentang filsafat sangat membantu saya dalam menyelesaikan tugas tugas saya. Hingga saat memasuki usia pensiun seperti sekarang ini saya masih tetap memperdalam ilmu Ushuluddin, terlihat dari berbagai judul buku yang saya beli, web, situs yang saya kunjungi serta tulisan tulisan yang saya kumpulkan di beberapa blog saya. Saya yakin banyak alumni yang memiliki pemgalaman yang cukup menarik, terpaksa belajar autodidag ilmu di luar Ushuluddin, tetapi tetap menggandrungi ilmu Ushuluddin, karena ilmu Ushuluddin telah membawanya bersikap dan berwawasan dalam mendukung profesinya.




Pascasarjana Filsafat.


Dr. Mahmud Yusuf, alumni Fak. Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, pensiunan dosen di Fakultas Ushuluddin dan berkenan hadir dalam temu kangen ini mengikuti paparan dua orang narasumber, beliau duduk di barisan depan. Beliau mengusulakan agar Ikafuri dan Dekan serta Kajur Aqidah Filsafat segera merintis untuk dibukanya Pascasarjana jurusan Filsafat di fakultas Ushuluddin IAIN Rd.Intan. Ia melihat peluang itu sangat besar karena persyaratan untuk itu sekarang ini lebih dari cukup. Naik Guru Besar maupun dosen S3 filsafat semakin memenuhi fakultas ini. Pembukaan Pascasarjana Filsafat akan memiliki dampak positif untuk mengembangkan Fakultas ushuluddin umumnya dan Prodi Aqidah Filsafat khususnya.

Pascasarja ini dimaksudkan untuk tetap berada di Fakultas Ushuluddin. Diharapkan agar dekan mempersiapkan segala sesuatu sehingga bila akreditasi masih menjadi titik lemah, maka kita dapat dinilai ulang sehingga akreditasi mencukupi dan tidak menjadi ririk lemah penyelenggaraan program ini.




Pemikiran yang diajukan oleh Dr.Mahmud Yusuf itu tentu saja banyak diamini oleh hadirin. Apalagi dengan berdirinya Program Pascasarjana tentu saja akan meningkatkan kualitas prodi aqidah filsafat khususnya dan Fakultas Ushuluddin umumnya. Tenru saja Profesor dan S3 Filsafat akan mendapatkan tantangan yang cukup besar.

Bisik bisik para alumni Ushuluddin yang hingga kini belum sempat mengikuti program Master, sangat mendukung gagasan ini, dan bila gagasan ini terrealisasikan maka berarti mereka kan memiliki ilmu yang benar benar linier. Sedang bagi SI prodi yang lain memiliki peluang untuk mengikuti program ini, karena jurusan filsafat, seperti lazimnya di mana mana akan menerima dari berbagai jurusan.





Juru Bicara Program nasional KB.

Dulu Fakultas Ushuluddin menjadi demikian masyhur, lantaran BKKBN berkenan menerima alumni untuk ditugaskan menjadi petugas penyuluhan lapangan, bahasa kerennya menjadi juru bicara program Pemerintah. Untuk mensosialisasikan Program Keluarga Berencana dengan menggunakan bahasa bahasa agama. Alumni Ushukuddin sukses melaksanakan tugas ini. Ternyata bisa dibilang alumni Ushuluddin unggul dalam mengambil simpati masyarakat, dengan bahasa bahasa agama yang sangat mudah dipahami masyarakat konsep Keluarga Berencana sangat mudah diterima masyarakat. yang semula menentangnya. Pemerintah mengakui keunggulan ushuluddin




Bukan hanya itu, sejalan dengan waktu, demikian banyaknya alumni Fakultas ushuluddin yang dupercayai menjadi prjabat penting di Instansi ini. Maka wajar saja bila animo masyarakat terhadap Fakultas Ushuluddin meningkat tajam.
Tetapi sayang prestasi yang telah ditunjukkan Fakultas Ushuluddin tidak ditindaklanjuti dengan kajian yang kritis . Semestinya alumni Ushuluddin lebih ditingkatkan lemampuannya, untuk mampu menjelaskan berbagai program Pemerintah, dan diperkaya dengan wawasan dan keterampilan untuk berkomunikasi dengan masyarakat umum.

Semestinya Ushuluddin bersegera untuk menguasai atau memahami apa sebenarnya yang diinginkan masyarakat, baik kelas menengah ke bawah maupun ke atas. Karena tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan bahasa bahasa agama, masih ada bahasa ekonomi, bahasa seni dan lain sebagainya. Senagaimana halnya sekarang masyarakat komunitas agama diperlukan memahami bahasa hukum, khususnya HAM. Kurikulum dapat direkayasa agar mahasiswa memiliki kompetensi ini. .



Keterampilan untuk hidup.

Muncul juga pemikiran agar bila menilai prospek sosok alumni Ushuluddin, akan tidak menemukan nilai yang objektif manakala kita hanya menilai dari segi keberhasilan semata, manakala keberhasilan itu dikukur dengan jabatan sipil dan Abri/ kepolisian. Penilaian itu hendaknya beranjak dari pihak yang lemah, yang memiliki kesulitan untuk berkiprah lantaran peluang untuk mengabdi dengan ilmu keushuluddinan itu menipis.

Kajian ushuluddin itu hendaknya memiliki nilai nilai kontemporer. Bukankah Ilmu Ushuluddin dahulu lahir dari berbagai masalah kontemporer, utamanya masalah politik (kekuasaan). Ketika Fakultas Ushuluddin kurang merespon hal hal yang kontemporer maka berarti ilmu ushuluddin akan kehilangan karakter aslinya.

Andaikata Ushuluddin maksimal merespon persoalan kontemporer, maka dapat dipastikan bahwa alumni ushuluddin paling unggul dalam menykikapi segala persoalan yang berbau kekinian. Dan dia memiliki keterampilan secara iterpreneur untuk mensiasati persoalan hidupnya. Dia tidak akan kesulitan untuk memiliki kehidupan yang layak. Karena dia memiliki keterampilan hidup.





Diketuai oleh angkatan Tua.

Saya kecewa dengan formatur yang ternyata lebih memilih angkatan tua untuk menjadi Ketua Ikafuri. Saya semula berharap agar Ikafuri dinakodai oleh angkatan yang lebih muda, lebih enerjik, dan masih aktif berkerja. Jangan justeru menunjuk pensiunan menjadi pemegang kendali.

Orang pensiunan seperti saya sekarang ini, sedang sibuk untuk mencari kesibukan baru, sedang memilih, apakah akan mengajar saja, atau menjadi konsultan, atau bergerak dibidang social, atau menjadi pengusaha. Artinya dalam masa satu tahun ini akan melakukan adabtasi dengan dunia baru yang akan dipilih.

Menurut saya bagi mereka yang aktifpun harus kita pilih yang bekerja di Kementeria Agama. Karena sebagian alumni kita ada di situ, mereka tersebar di seluruh daerah, sehingga memiliki peluang untuk memperlancar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar