Senin, 21 Maret 2011

Indonesia Kelebihan 300 Ribu Guru

Pendidikan Lampost : Sabtu, 19 Maret 2011


DEPOK (Lampost): Pemetaan Kementerian Pendidikan Nasional menyimpulkan jumlah guru di Indonesia mengalami kelebihan sekitar 300 ribu orang.

Hal tersebut dikatakan Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh pada jumpa pers penutupan Rembuk Nasional Pendidikan 2011 di Depok, Jumat (18-3).

"Kebutuhan guru kita jika dipetakan sampai 2014 itu lebih dari 300 ribu," kata Nuh.

Menurut mantan Rektor ITS Surabaya ini, pemetaan dilakukan melalui mekanisme yang ada. Jika diatur dengan komposisi 1:24 (1 guru mengajar 24 siswa), kelebihan tersebut bisa turun menjadi sekitar 180 ribu guru.

Untuk itu, melalui program multigrade, guru bisa mengajar lebih dari satu pelajaran dan kelebihan jumlah guru bisa lebih diefisiensikan menjadi 40 ribu guru.

"Dengan komposisi 1:24 itu, kelebihan guru bisa turun menjadi 180 ribu guru. Jika diatur lagi kebutuhannya dengan multigrade, satu guru tidak hanya mengajar satu mata pelajaran, tetapi bisa dua atau tiga mata pelajaran yang sekelompok. Maka dari itu, kelebihan jumlah guru bisa turun hingga 40 ribu orang," kata Nuh.

Nuh menambahkan jika konsep multigrade tersebut dimanfaatkan dengan baik menggunakan penataan regulasi yang juga baik, bisa dibayangkan efisiensi yang dihasilkan. Karena dengan konsep itulah seorang guru Matematika, misalnya, bisa juga mengajar Fisika. Karena memang, setiap guru diberikan kewenangan mengajar sesuai kelompok pelajaran yang dikuasainya.

"Ada pelajaran mayor dan ada pelajaran minor. Mayornya tetap satu, tetapi minornya bisa dua atau lebih," ujarnya.

Nuh mengatakan konsep multigrade memungkinkan pemerintah menghemat hingga miliaran rupiah. Penghematan tersebut dapat digunakan untuk pengembangan guru, beasiswa, dan penambahan fasilitas.

Mendiknas M. Nuh juga mengingat kalangan pendidikan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, semua menjadi mungkin untuk dinikmati bersama.

Seperti pada sambutannya di pembukaan Rembuk Nasional, Mendiknas kembali menegaskan mengenai pentingnya efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan layanan pendidikan yang dapat dilakukan melalui tiga pilar, yaitu berbagi sumber daya, integrasi proses, serta penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

“Dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), semua menjadi mungkin untuk dinikmati bersama," kata Nuh.

Nuh juga menilai Rembuk Nasional kali ini adalah yang terbaik sejak mengikutinya pada 2000. Ia menambahkan terdapat banyak kriteria penilaian untuk menentukan Rembuk Nasional 2011 ini sebagai yang terbaik.

"Ada 10 kriteria penilaian, di antaranya dinamika diskusi yang bagus dan peserta yang lebih baik," kata Nuh. (S-1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar