Selasa, 08 Maret 2011

Guru Dituntut Profesional Mengajar

Pendidikan Lampost : Selasa, 8 Maret 2011


BANDAR LAMPUNG (Lampost): Guru dituntut profesional agar proses belajar-mengajar di dalam kelas berjalan efektif. Sikap profesional ini bukan bawaan sejak lahir, melainkan harus dibangun melalui sebuah proses.

“Guru dinilai sebagai elemen strategis dalam proses pendidikan. Roh pendidikan sesungguhnya terletak pada pundak guru. Bahkan, baik buruk atau berhasil tidaknya pendidikan ada di tangan guru. Ini hanya bisa dicapai jika guru profesional,” kata Ernawati, widyaiswara Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Lampung (LPMP) dalam Seminar Pendidikan Pengelolaan Kualitas Pembelajaran serta Profesionalisme, Berlomba Menjadi Guru Berkualitas, di Gedung PKK Bandar Lampung, Senin (7-3).

Menurut dia, guru, peserta didik, dan kurikulum merupakan tiga komponen utama pendidikan yang terkait. Namun, dari ketiga komponen itu, guru dinilai sebagai faktor strategis.

"Baik buruknya hasil pendidikan kita terletak di tangan guru. Sebab, sosok guru memiliki peran yang strategis dalam mengukir peserta didik menjadi pandai, cerdas, terampil, bermoral, dan berpengetahuan luas,” kata Ernawati.

Dia menjelaskan ada sepuluh hal yang harus dikuasai para guru. Di antaranya menguasai materi pembelajaran, mampu mengolah program belajar-mengajar, mampu mengelola kelas, mampu menggunakan media dan sumber belajar, mampu menggunakan landasan kependidikan, mampu mengelola interaksi belajar-mengajar, mampu menilai prestasi peserta didik, mengenali fungsi program bimbingan belajar, mampu menjalankan administrasi sekolah dan mampu menguasai prinsip-prinsip penelitian.

Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidkan Kota Bandar Lampung Riyuzen Praja Tuala menyatakan peran lain dari guru sebagai pendorong kreativitas, pembangkit pandangan siswa, pekerja rutin, pemindah kemah, sebagai pembawa cerita, sebagai aktor, sebagai emansipator, sebagai evaluator, sebagai pengawet pengetahuan, dan sebagai kulminator.

Pembicara lainnya Darwin Pangaribuan dari FKIP Unila menegaskan sebaik apa pun kurikulum, selengkap apa pun sarana prasarana; faktor gurulah yang paling menentukan. Sebab, sejatinya yang mampu mendidik manusia adalah manusia itu sendiri. Bukan kurikulum dan bukan sarana prasarana pendidikan.

Ketua Pelaksana Kegiatan Edison menerangkan kegiatan ini diikuti berbagai guru dari berbagai sekolah di Bandar Lampung. Acara ini diikuti lebih dari 80 peserta. Kegiatan ini terselenggara atas prakarsa Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Sekolah Tinggi Teologi Indonesia (STTI) dan Persatuan Intelektual Kristen Indonesia (IPKI). (MG14/S-1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar