Selasa, 01 Maret 2011

FILSAFAY = KEBENARAN

Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab, yang juga diambil dari bahasa Yunani; philosophia. Kata ini berasal dari dua kata Philo dan Sophia. Philo = Ilmu atau cinta dan Sophia = kebijaksanaan. Sehingga arti harfiahnya adalah Ilmu tentang kebijaksanaan ataupun Seseorang yang cinta kebijakan.

Definisi kata filsafat bisa dikatakan merupakan sebuah problem falsafi pula. Tetapi, paling tidak bisa dikatakan bahwa "filsafat" adalah studi yang mempelajari seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis. ( Irmayanti Meliono, dkk. 2007. MPKT Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI. hal. 1 ) Terlepas dari berbagai definisi yang berusaha menerjemahkan Filsafat secara global. Pada dasarnya Filsafat selalu membahas dan menyimpulkan sesuatu yang menjadi dasar. Filsafat adalah Ibu dari segala ilmu yang hadir di bumi ini. Logika dan perasaan meliputi segenap ruaang Filsafat, sehingga memerlukan konsentrasi yang lebih untuk memahaminya lebih dari sekedar sebuah ilmu biasa.

Pengotakan kategori Filsafat sebetulnya terjadi belakangan ini. Karena pada intinya pembahasan yang dibahas dalam setiap kategori filsafat, berpegang pada penerjemaahan dari dasar pijakan setiap elemen ilmu. Menurut salah satu pemerhati filsafat, bahwa Filsafat adalah sebuah ilmu yang membahas mengenai ontologi (keberadaan), epistemology (sumber atau dasar), dan aksiologi (nilai atau norma) dari sesuatu. Berdasarkan pijakan itu, dikemudian hari, maka munculah berbagai klasifikasi Filsafat berdasarkan lingkup bidang yang lebih kecil, seperti hadirnya Filsafat Timur atau Filsafat Islam.

Sejarah awal tumbuhnya Filsafat berasal dari Yunani pada sekitar abad ke 7 S.M. Tentu saja ada nama-nama seperti Sokrates, kemudian Plato sebagai murid Sokrates, dan Aristoteles sebagai murid Plato. Namun ada juga yang beranggapan bahwa Filsafat lahir di bumi barat, bahkan pada masa sebelum era Sokrates. Ada beberapa tokoh yang disebutkan pada zaman ini, diantaranya adalah seperti Thales, Anaximander dan Phytagoras.

Keakuratan sejarah Filsafat sepertinya tidak menjadi halangan untuk perkembangan ilmu ini. Bahkan hingga saat ini, ada istilah Filsafat kontemporer yang tumbuh di era Jean Paul Sartre atau Jurgen Habermas. Dan dari semua Filsafat yang kita kenal dengan segala ragam coraknya, ada satu inti yang dapat kita simpulkan. Bahwa berfilsafat berarti mencari kebenaran. Lalu akankah kita temukan kebenaran itu(?)Ataukan kita akan berpegang pada kesimpulan Sokrates, bahwa kebenaran hakiki akan kita temui saat nyawa kita meregang dari jasadnya. Dan kita akan bertemu sang Kebenaran. Wallahu a’lam bishowab.

Tag: ungkapan logika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar