Jumat, 25 Maret 2011

Banyak Guru Belum Mendidik Tapi Baru Mengajar

Pendidikan Lampost : Sabtu, 26 Maret 2011

Oleh: Dr. Bujang Rahman
Dekan FKIP Unila








Mendidik, suatu istilah yang mudah diungkapkan tapi tidak mudah dikerjakan. Banyak guru sudah merasa mendidik, padahal sebenarnya ia belum mendidik melainkan baru mengajar. Pada tulisan terdahulu sudah diuraikan perbedaan mengajar dan mendidik. Mengajar lebih menekankan pada transformasi ilmu pengetahuan, sedangkan mendidik menekankan pada internalisasi nilai. Dengan kata lain, yang menjadi target dalam mengajar adalah penguasaan ilmu pengetahuan, sedangkan mendidik lebih menekankan pada perubahan sikap, mind set, dan perubahan perilaku.

Dalam kegiatan mendidik, yang sangat diperlukan adalah perubahan sikap dan perilaku apa yang diharapkan terjadi pada anak didik. Sebenarnya, antara mengajar dan pendidik merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Seseorang tidak bisa melakukan kegiatan mendidik tanpa mengajar, sebaliknya kegiatan mengajar tidak cukup bermakna tanpa diikuti dengan kegiatan mendidik. Sebagai contoh, ketika seorang guru mengajarkan tentang sejarah kemerdekaan, guru sekaligus menginternalisasikan nilai-nilai patriotisme, nilai nasionalisme, menghargai jasa pahlawan, dan seterusnya. Demikian pula ketika seorang guru mengajar matematika, ia sekaligus mengintenalisasikan nilai logika, linieritas, dan seterusnya. Ketika seorang guru agama mengajarkan rukun iman, sekaligus ia menginternalisasikan kejujuran dan keikhlasan.

Jadi, sebelum guru melakukan kegiatan mendidik, terlebih dahulu guru harus memahami nilai-nilai filosofis apa yang terkandung dalam materi pembelajarannya, pesan mulia apa yang terkandung di dalam materi pembelajaran tersebut. Oleh karena nilai-nilai filosofis itulah yang harus diinternalisasikan kepada siswa sebagai wujud dari kegiatan mendidik. Dengan demikian, jika setiap guru melakukan kegiatan mendidik dalam melaksanakan tugas mengajarnya, siswa akan memiliki kekayaan nilai-nilai positif yang melandasi sikap dan perilakunya. Artinya, pendidikan itu sekaligus dapat membentuk pribadi yang paripurna.

Unsur lain yang perlu mendapat perhatian guru dalam kegiatan mendidik adalah berkaitan dengan pendekatan, strategi, dan metode serta model yang digunakan dalam menanamkan nilai-nilai tersebut agar dapat diterima dan dihayati serta diaplikasikan siswa. Di sinilah guru dituntut agar menguasai teori-teori pendidikan dan pembelajaran serta memahami karakteristik siswa. Ketepatan pendekatan, strategi, metode dan model mendidik yang digunakan sangat bergantung pada karakteristik siswa, baik karakteristik akademik seperti kecerdasan intelektual, daya serap maupun karaktersitk sosio kultural seperti adat istiadat, kebiasaan, latar belakang keluarga, dan sebagainya.

Suatu hal yang tidak kalah pentingnya dalam kegiatan mendidik adalah sosok kepribadian guru yanag mendukung internalisasi nilai. Guru menjadi figur dan sekaligus referensi bagi siswa dalam bersikap dan berperilaku. Ibarat ungkapan orang bijak mengatakan "jangan kau suruh orang berbuat suatu kebaikan manakala engkau belum melakukan kebaikan itu". Artinya, guru adalah model bagi siswa yang selalu dijadikan contoh dalam proses pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar