Jumat, 28 Januari 2011

Pusat Ilmu Pengetahuan Bergeser ke Asia

Pendidikan Lampost : Jum'at, 28 Januari 2011

YOGYAKARTA—Pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan dunia telah bergeser ke Benua Asia, kata Rektor Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Sudjarwadi. "Di Asia, ada lima bangsa yang diharapkan menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan dunia, yaitu China, India, Korea, Jepang, dan Indonesia," ujarnya pada wisuda Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Rabu (26-1).

Menurut dia, sebelumnya pada abad ke-19 pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan berada di Eropa, kemudian berpindah ke Amerika Serikat, terutama Amerika Utara, pada abad ke-20, dan pada abad ke-21 bergeser ke Asia. "Kekayaan sumber daya alam yang melimpah merupakan potensi yang cukup luar bisa untuk dimanfaatkan para intelektual lulusan perguruan tinggi untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan dunia," kata Sudjarwadi. (ANT/S-1)

Buku Pengayaan Sekolah

JAKARTA—Pemerintah berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di Tanah Air dengan pengadaan buku pengayaan atau nonteks pelajaran yang direkomendasikan ke sekolah setelah melalui tim penilai dari Kemendiknas.

"Sebelum dapat dikoleksi oleh sekolah, buku-buku tersebut dinilai kelayakannya oleh tim yang dibentuk Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional (Puskur Kemendiknas), yang saat ini telah berganti nama menjadi Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendiknas," kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemdiknas Suyanto dalam jumpa pers di Jakarta kemarin.

Ia menjelaskan buku pengayaan dan referensi dapat meliputi buku sastra, pendidikan karakter, dan tokoh-tokoh. Buku itu ditentukan oleh pusat. "Bukan dalam arti judulnya, tetapi kementerian memberikan sejumlah daftar buku yang telah lolos seleksi dan penilaian oleh tim di bawah Pusat Perbukuan," ujarnya. (ANT/S-1)

UI Kukuhkan Dua Guru Besar

DEPOK—Universitas Indonesia (UI) mengukuhkan dua guru besar yang berasal dari Fakultas Teknik, yaitu Prof. Dr. Ir. Slamet, M.T., dan Prof. Dr. Ir. Yusuf Latief, M.T., di Balai Sidang UI Depok, Rabu (26-1).

Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul Rekayasa Nano-Fotokatalis dan Prospek Aplikasinya di Indonesia, Slamet mengatakan betapa luasnya potensi aplikasi teknologi nano-fotokatalisis, di antaranya untuk pemurnian air limbah. Selain itu juga untuk penyediaan air bersih minum (degradasi dan disinfeksi), purifikasi (dekontaminasi, deodorisasi, dan disinfeksi) udara ruang, rekayasa material swabersih, swasteril, antikabut, dan antikorosi.

"Teknologi nano-fotokatalisis juga dapat dimanfaatkan untuk membuat berbagai jenis unit peralatan ramah lingkungan, seperti unit perangkap nyamuk, unit purifikasi dan deodorisasi asap rokok dan polutan udara ruang, unit penghasil air minum portable, AC ramah lingkungan, dan lainnya," ujarnya. (ANT/S-1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar