Kamis, 20 Januari 2011

Internet Aman untuk Remaja dan Anak Anak


Dini hari telah menjelang. Hiruk pikuk masih terdengar di salah satu warnet 24 jam. Saya baru saja selesai bekerja lembur untuk mengejar deadline tulisan. Namun, saya terheran-heran dengan suasana yang tetap ramai dengan anak-anak pelajar dan mahasiswa. Ternyata permainan online telah “menyihir” mereka untuk masuk ke”dunia lain”. Internet sudah menjadi “mainan baru” yang asyik buat remaja di era digital ini. Coba sebutkan, topik apa sih yang ngga ada di internet? Mulai dari riset pengetahuan, gosip artis, sampai resep kuliner terbaru pasti ada.Tentu saja internet sangat bermanfaat. Siswa ngga perlu lagi bersusah-susah ngubek-ngubek tumpukan buku di perpustakaan. Tinggal mengetik beberapa kata di search engine, bermilyar-milyar informasi akan ditampilkan. Belum terhitung jutaan gambar, lagu dan bacaan gratis yang dapat di download.

Sebagai guru IT di sebuah SMA swasta, saya banyak mengamati “fenomena IT” di kalangan remaja. Bermula dari rasa ingin tahu, remaja mulai menerjunkan diri ke dalam komunitas dunia maya. Sayangnya, “generasi digital” yang masih polos ini seringkali terjun bebas tanpa pemandu. Mereka tercengang-cengang dengan tawaran “kebebasan tak bersyarat” dari dunia cyber.

Tanya saja mereka. Siapa yang tidak tahu alamat situs-situs “hot” atau dimana tempat untuk men-search hasil nge-crack software illegal. Mereka pun hapal situs mana saja yang menyediakan cheat permainan online yang populer. Saya pernah menangani pelajar SMP yang tertangkap basah menjebol login guru di server sekolah lewat lab komputer. Setelah interogasi “dari hati ke hati ” yang panjang lebar, saya menyimpulkan sang anak SMP ini hanya ingin “pamer” sama teman-temannya. Ia tidak bermaksud mengintip soal-soal ulangan yang tersimpan rapi di folder-folder.

Namun, penemuan ini terlanjur mengejutkan para guru. Bagi remaja yang sedang mencari pengakuan dan jati diri, predikat “hacker junior” sungguh menjadi kebanggaan. Seringkali mereka request untuk belajar ngotak-ngatik password yang menurut mereka lebih “menantang” dari pada hanya “ketik mengetik” di Office.

Menangani anak remaja memang gampang-gampang susah. Apalagi kalau kita sendiri belum terlalu familiar dengan internet. Tapi ngga ada salahnya kan kita sama-sama belajar? Berikut ini tips-tips yang saya pelajari berdasarkan pengalaman.

1. Jadilah sahabat mereka

Melarang remaja bermain di warnet tidak sepenuhnya efektif untuk menghambat remaja yang kreatif mencari celah. Lebih baik cari tahu kenapa sih mereka menyukai perang-perang ala counterstrike? Mungkin itu hasrat untuk “diakui” yang belum terpenuhi. Atau game apa saja yang sekarang populer di kalangan remaja? Mengapa Dota lebih populer dari pada Ragnarok? Dan mengapa anak-anak remaja cewek cinta mati sama ayodance?

Tunggu dulu… walaupun akrab dengan komputer, saya bukan penggemar game. Satu-satunya game yang saya sukai hanya permainan logika seperti spider solitaire atau catur. Namun, saya mencoba menyelami dunia remaja murid-murid saya. Dari obrolan sehari-hari saya mencoba memancing percakapan digital ini. Sekadar mencari tahu sejauh mana murid-murid saya sudah “ahli” dalam cracking. He..he… karena seringkali mereka lebih pintar dari dugaan saya

Ketika mengajar di salah satu sekolah international tahun lalu, seorang murid yang kesal pada salah satu guru komputernya, membuat virus menyebar lewat jaringan LAN. Akibatnya, semua guru komputer terpaksa lembur untuk install ulang seluruh PC di Lab komputer. Benar-benar merepotkan…Syukurlah murid-murid saya di sini tidak ada yang setega itu?

2. Edukasi yang benar tentang internet.

Remaja butuh alasan yang logis mengapa aktivitas tertentu di internet sangat dilarang. Saya menekankan bahayanya situs pornografi, bukan hanya dilihat dari sisi moral. Namun, situs-situs seperti itu biasanya memang menyusupkan spyware untuk menyerang sistem komputer. Kode etik di dunia maya juga harus ditanamkan. Misalnya menghormati privasi orang lain. Tidak seenaknya menjebol password walaupun tahu bagaimana caranya. Jangan iseng menyebarkan virus dengan sembarangan. Saya juga sering mengajarkan prinsip hukum ” tabur tuai”. Kalau hari ini kita menabur kejahatan digital, suatu hari kelakpun kita bisa jadi korban. Jadi, ada sisi moral juga dalam pelajaran komputer. Tentu saja kita semua ingin anak-anak kita suatu hari kelak membuat IT di Indonesia Berjaya, bukannya menjadi calon pelaku cybercrime.

3. Pengaman internet.

Sekolah kami menggunakan software winroute firewall yang terkenal “ganas”. Masih banyak software lain yang sejenis. Cara kerjanya dengan menahan informasi yang mengandung kata-kata tertentu. Bagi yang punya internet di rumah, saya rekomendasikan pada para orang tua untuk menggunakannya. Atau untuk pemantauan langsung, bisa menggunakan Net Op Student. Dengan software ini, semua aktivitas di tiap computer bisa dilacak lewat server.

4. Arahkan untuk kegiatan positif.

Banyak kok kegiatan positif yang bisa dilakukan lewat internet. Misalnya Belajar gaul di dunia blog atau berbisnis kecil-kecilan lewat internet. Kalau remaja sudah begitu asyik untuk belajar hal-hal yang baik, mereka tidak akan tertarik lagi untuk melirik situs-situs murahan. Buat jejaring di situs komunitas juga tak kalah menarik. Asalkan berhati-hati dengan iklan-iklan “dating” tak dikenal. Akhirnya, kita memang bisa mengusahakan internet aman untuk remaja.

Demi kebaikan mereka dan demi masa depan bangsa juga. Mari kita coba wujudkan impian Indonesia untuk berjaya di dunia digital.

source: http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=12604

High Archon/ Kompasiana/ 20 Januari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar