Jumat, 25 Februari 2011

Ubah Kurikulum Mata Pelajaran

Jum'at, 25 Februari 2011


BANDAR LAMPUNG (Lampost): Guru mata pelajaran dituntut terampil membentuk karakter anak agar pengaruh negatif budaya asing dapat dicegah. Untuk itu perubahan kurikulum mutlak diperlukan.

Tri Priyono, ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran IPA SMP se-Bandar Lampung, mengutarakan hal tersebut usai lokakarya Silabus Pendidikan Berkarakter dan Analisis Kriteria Ketuntasan Mengajar (KKM), di aula SMPN 16 Bandar Lampung, Rabu (24-2).

Sebenarnya, menurut Tri, wacana menyisipkan pendidikan berkarakter pada pembelajaran seluruh mata pelajaran sudah ada sejak 2009, tetapi masih sebatas wacana. Tahun 2010 sudah ada sebagian sekolah yang melaksanakannya.

Sejak diwacanakan oleh pemerintah hingga sekarang, ia menambahkan masih banyak guru yang bingung tentang bagaimana menerapkan dan menyisipkan pendidikan karakter bangsa dalam mata pelajaran, terutama guru bidang matematika dan ilmu pengetahuan alam.

"Nah, dalam workshop inilah perombakan silabus pengajaran berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) kita lakukan. Hasilnya, untuk bidang IPA, para guru dapat menyampaikan pesan moral baik di awal, di tengah maupun di akhir mata pelajaran," kata dia.

Ketika berada di depan kelas, menurut Tri, guru bidang IPA hendaknya tidak hanya mengajarkan materi bidang mata pelajarannya saja. Pesan moral seperti kejujuran, kedisiplinan, ketekunan harus diberikan kepada si anak.

Selain pesan moral, persoalan kejujuran dan kedisiplinan juga dapat disampaikan langsung dalam aktivitas mengajar, misalkan ketika ujian tidak hanya melarang mencontek, tetapi juga menyatakan itu tindakan tidak jujur dan ketidakjujuran berimbas pada hal-hal lain seperti korupsi.

Tri mengatakan tindak kenakalan remaja yang ada kini tidak terlepas dari adanya pengaruh budaya asing yang masuk ke dalam lingkungan anak melalui berbagai media komunikasi yang telah berkembang pesat saat ini. Filter berupa pendidikan karakter bangsa mutlak diperlukan. "Untuk itulah workshop ini kami lakukan. Para guru harus terampil dalam memberikan pemahaman tentang karakter bangsa," ujarnya.

Ketua MKKS SMP Bandar Lampung Haryanto menyatakan pemerintah akan memasukkan pendidikan budaya dan karakter bangsa melalui penguatan kurikulum, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, sebagai bagian dari penguatan sistem pendidikan nasional. Namun, pendidikan budaya dan karakter bangsa itu tidak dibuat dalam bentuk mata pelajaran tersendiri.

Ia menganalogikan pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai zat oksigen yang menjadi bagian dari manusia hidup. Manusia tidak akan hidup tanpa oksigen. Begitu juga dengan pendidikan budaya dan karakter bangsa, kita seakan mati jika tidak berlaku sesuai dengan budaya dan karakter bangsa. Karakter dan budaya bangsa itu begitu melekat dalam diri seseorang.

Karena itu, Kepala SMP 1 Bandar Lampung itu berharap pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan terlebih dahulu oleh para guru sebagai panutan siswa dalam sekolah. Guru harus menjadi contoh dari pendidikan budaya dan karakter bangsa.

"Pendidikan budaya dan karakter bangsa tidak bisa dihafalkan, tetapi harus dilakukan. Para guru bisa memainkan peran untuk penguatan pendidikan budaya dan karakter anak bangsa," ujar Haryanto.

Sebanyak 150 guru hadir dalam kegiatan ini. Mereka adalah wakil dari 31 SMP negeri dan 108 SMP swasta di Bandar Lampung. Rencananya lokakarya ini akan dilanjutkan dengan materi analisis KKM yang akan dilaksanakan pekan depan dan akan menghadirkan guru besar FKIP Unila Sudjarwo. (MG14/S-1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar