Sabtu, 05 Februari 2011

Mengabdi di Daerah Terpencil

Pendidikan Lampost : Sabtu, 5 Februari 2011


BANDAR LAMPUNG—Wajah wanita paruh baya itu tertegun sesaat. Harmiyati (48) masih mengingat pengalamannya sebagai guru daerah terpencil pada 28 tahun silam.

Saat itu usianya baru 20 tahun. Harmiyati muda diterima sebagai guru PNS. Tugas pertamanya menjadi guru Impres SDN 7 Sumberrejo, Tanjungkarang Barat, yang saat ini menjadi bagian dari Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung.

Sekolah itu masih baru, tetapi memiliki murid cukup banyak, jumlahnya mencapai 400 siswa. Sementara guru yang bertugas hanya sembilan orang plus Pak Tahrir, seorang kepala sekolah yang bijaksana.

Saat itu, Harmiyati masih tinggal bersama kedua orang tuanya di Jalan Teuku Umar, Gang Darussalam, Tanjungkarang Pusat. Usai salat subuh ketika itu, ia sudah harus meningalkan rumah menuju perempatan Kemiling.

"Saat itu mobil masih sangat jarang Mas, paling-paling yang ngetem cuma tiga setiap paginya. Jadi jam 05.30 saya sudah harus sampai di perempatan jika tidak dapet mobil ya terpaksa jalan kaki," kata dia.

Berjalan kaki kurang lebih 5 kilometer kerap ia lakoni bersama rekan sesama guru ketika itu. Perjalanan pagi masih sangat menyenangkan, tetapi di kala siang sepulang sekolah ketika matahari terik cukup memberatkan.

"Walau tempatnya terpencil, namun masyarakat di sana cukup respek terhadap para guru. Tanpa diminta, mereka kerap mengirimkan buah-buahan dan sayur-sayur ke sekolah. Suasana kekeluargaan perdesaan begitu kental di sana," ujarnya.

Mengajar di daerah tepencil ia lakoni sejak 1983 hingga 1990. Kemudian ia dimutasi mengajar di SDN 3 Kupang Teba, Telukbetung Utara, dari tahun 1990 hingga 1996. Kemudian pindah lagi ke SDN 2 Gotongroyong pada 1996—2005. Sementara pada 2005—2008 ia menjabat sebagai kepala SDN 2 Pelita, Tanjungkarang Pusat.

Harmiyati kini menjadi kepala SDN 1 Sukarame, Tanjungkarang Pusat. Aktivitasnya tak jauh berbeda berangkat dari rumah sejak pukul 06.00, naik ojek ke sekolah. Namun pengalamannya sebagai guru di daerah terpencil tetap membekas di hatinya. Betapa profesi guru teramat berarti bagi masyarakat nun jauh di sana. (MG14/S-1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar