Jumat, 11 Februari 2011

OTAK KIRI - OTAK KANAN


Seorang guru yang mengajar berhitung untuk kelas 3 SD, Masuk kelas dengan malas. ”Anak-anak, sekarang kita belajar berhitung,” kata guru. ”Jumlahkan bilangan : 1+2+3+4+5+6+7+…. dan seterusnya sampai terakhir tambah 2000 !” perintah guru. Guru tersebut berfikir bahwa anak-anak tidak akan mempu menyelesaikan tugas tersebut, yaitu menjumlahkan bilangan dari 1 sampai 2000 dalam waktu 2 jam – bahkan jika pakai kalkulator sekalipun. Sehingga guru tersebut dapat duduk-duduk santai saja.

Tetapi tidak. Hanya dalam waktu sekitar 1 menit, seorang murid mengacungkan tangan dan berkata ”Saya bisa, saya sudah selesai”. Guru tersebut kaget, ”Mana mungkin,” pikirnya. Tetapi murid tersebut memang bisa, dan benar. Ia mengatakan jawaban dari soal itu adalah 2.001.000. Bagaimana caranya?

Murid itu mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik dan cepat karena menggunakan otak kanan dan otak kiri secara harmonis. Otak kiri berpikir dengan cara urut, bagian perbagian, dan logis. Sementara otak kanan melengkapinya dengan cara berpikir acak, holistik, dan kreatif.

Coba kita perhatikan cara murid itu menggunakan otak kiri dan otak kanannya sebagai berikut. Pertama, tuliskan kebali soal berhitung di atas sebagai berikut.

1+2+3+4+…. ….+1997+1998+1999+2000 = ….. ?

Pada saat kita mencoba menggunakan otak kiri saja, pasti sulit. Tapi coba gunakan otak kanan yang acak, … jumlahkan yang pertama dan terakhir. Kita peroleh :

1 + 2000 = 2001

2 + 1999 = 2001

3 + 1998 = 2001

4 + 1997 = 2001 dan seterusnya.

Sehingga kita peroleh jawaban 2001 x 1000 = 2.001.000

Dalam proses belajar atau kehidupan sehari-hari, orang sering hanya menggunakan setengah kemampuannya saja yaitu otak kiri.

Saat kita belajar di sekolah misalnya, kita biasa dituntut untuk berpikir urut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar