Jumat, 11 Februari 2011

Akal-akalan buat Kelulusan Baru!

Buras Lampost : Kamis, 10 Februari 2011


H. Bambang Eka Wijaya

"SISTEM kelulusan baru SMP dan SMA memadukan hasil ujian nasional (UN) 60% dengan 40% proses di sekolah terdiri dari UAS (ujian akhir sekolah) 60% dan rapor 40%, mau dibuat akal-akalan!" ujar Umar. "Ada sekolah mengumpulkan fotokopi rapor, untuk SMP semester 1—5, dan SMA 3—5! Dengan share rapor pada nilai total 16% (40% dari 40%), selain guna menjaga tercapainya nilai minimum kelulusan 5,5, akal-akalan pada rapor untuk menghindari ada mata pelajaran bernilai di bawah 4--bisa membatalkan kelulusan!"

"Akal-akalan paling seru bisa terjadi pada UAS, dengan share untuk kelulusan 60% dari 40%!" tukas Amir. "Kemungkinan akal-akalan terbuka untuk menjaga reputasi sekolah, karena UAS itu otoritas internal sekolah! Kontrol dari pihak luar sukar dilakukan, kecuali pihak sekolah sendiri memberi akses untuk membuktikan reputasi sekolahnya dicapai dengan cara bersih dan jujur! Tapi apa ada sekolah berani melakukan itu, kita tunggu saatnya tiba!"

"Justru sebelum saatnya tiba, usaha keras harus dilakukan untuk mendorong semua sekolah membangun nyali dan membulatkan tekad agar berani menempuh cara jujur dan bersih!" tegas Umar. "Sebab, cara akal-akalan untuk menjaga gengsi hanya meletakkan bangunan reputasi sekolah di atas fondasi yang rapuh—kepalsuan dan dusta! Amat menyedihkan jika reputasi sekolah ditopang dengan nilai-nilai yang negatif bagi moralitas generasi muda!"

"Itu dia! Sesuai tujuan perbaikan penentuan kelulusan murid lewat memadukan faktor UN dan proses di sekolah agar kualitas lulusan efektif dalam kecerdasan dan hasil proses persekolahan, akal-akalan menodai tujuan itu jelas harus dihindarkan!" timpal Amir. "Sebaliknya, perbaikan penentuan kelulusan ini dijadikan peluang menata sekolah berorientasi pada dasar-dasar moralitas, agar dunia pendidikan tak dijadikan tempat belajar akal-akalan mencundangi moralitas!"

"Untuk mengujudkan orientasi pada moralitas itu bahkan lebih mudah, yakni dengan menempuh cara bersih dan jujur!" tegas Umar. "Tekankan pada para murid untuk belajar dan berusaha keras meraih nilai terbaik dalam kegiatan belajar sehari-hari, dalam UAS, maupun UN! Jika semua tahapan proses itu mencapai hasil terbaik, tak perlu lagi guru atau sekolah membuat akal-akalan untuk mengesankan murid mereka hebat! Karena yang harus dibuktikan guru dan sekolah adalah, tanpa akal-akalan pun murid mereka memang hebat—mencapai nilai tinggi dengan moralitas yang tinggi pula!" ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar