Pendidikan Lampost : Selasa, 8 Februari 2011
BANDUNG—Dinas Pendidikan Kota Bandung menginstruksikan semua sekolah yang memiliki esktrakurikuler seni mengunjungi pusat-pusat kesenian. Tujuannya untuk memberikan pengalaman dan pelatihan pada siswa dalam mengembangkan bakat seni dan budaya.
"Bila ada kepala sekolah mempersulit niat ini, laporkan saja pada saya. Kepala sekolah itu akan saya tegur," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Oji Mahroji di Bandung, Senin (7-2).
Namun, bila ternyata rencana kunjungan itu terkendala masalah biaya, Oji mengatakan hal itu sebaiknya tidak menjadi pengahalang karena bisa dibicarakan antara pengelola pusat kesenian dan pemerintah daerah.
"Di Bandung ada sekitar 6.000 sekolah dari TK-SMA. Bila kunjungan dilakukan setiap hari per sekolah, dalam waktu 2—3 tahun siswa sekolah akan mendapatkan pengalaman berkesenian yang baru," kata dia.
Direktur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran Saung Angklung Udjo Satria Yanuar Akbar menyambut baik hal ini. Alasannya, banyak sekolah di Kota Bandung yang belum mengenal pemeliharaan kesenian tradisi angklung. Dari 60 ribu kunjungan siswa sekolah, baru 18% yang berasal dari Bandung. Demikian dikutip dari Kompas.com. (S-2)
Madrasah Gratis Terus Dikaji
SURABAYA—Kementerian Agama (Kemenag) sedang mengkaji kemungkinan menggratiskan biaya pendidikan madrasah di semua tingkatan. Rencana tersebut dilakukan sebagai upaya memenuhi kewajiban pemerintah dalam memberikan aksebilitas pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat.
"Program madrasah gratis mulai tingkatan ibtidaiah (SD) sampai aliah (SMA), segratis-gratisnya tengah dikaji. Kami sedang memperhitungkan dampaknya pada anggaran pemerintah untuk program ini. Apakah nanti akan dimulai dari Indonesia bagian timur dulu, atau bagian tengah, atau langsung seluruhnya," kata Menteri Agama Suryadharma Ali di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Senin (7-2).
Suryadharma berharap program madrasah gratis nantinya mendapat dukungan dari pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota berupa alokasi khusus anggaran daerah. Selain program madrasah gratis, kata Suryadharma, saat ini pihaknya telah menjalankan program pendidikan terapan anak harapan.
Program tersebut untuk masyarakat kurang mampu, khususnya para anak jalanan. Mereka diasramakan di pondok-pondok pesantren yang telah menjalin kerja sama dengan Kemenag. "Selama tahun 2010, sudah 500 anak jalanan yang dididik di berbagai pesantren di Jawa Timur," kata dia.
Ia menambahkan langkah itu dilakukan agar para anak jalanan tidak terus-menerus terpuruk dalam kemiskinan dan hidup dalam kondisi serbasusah. Demikian dikutip dari Republika online. (S-2)
Teknologi Indonesia Sedang Bangkit
YOGYAKARATA—Mantan Presiden Republik Indonesia B.J. Habibie meminta Taman Pintar Yogyakarta terus menyempurnakan diri dengan menambah informasi mengenai kebangkitan teknologi di Indonesia.
"Sudah ada informasi mengenai kebangkitan nasional Indonesia, dan sebaiknya ada pula informasi mengenai kebangkitan teknologi di Indonesia yang bisa ditampilkan di Taman Pintar," kata Habibie, saat mengunjungi Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, kebangkitan teknologi di Indonesia penting diinformasikan ke masyarakat, karena era tersebut menunjukkan manusia Indonesia memiliki kemampuan penguasaan teknologi yang sama dengan bangsa lain di seluruh dunia.
Salah satu contoh kebangkitan teknologi di Indonesia adalah keberhasilan rekayasa pembuatan pesawat terbang yang ditandai dengan terbangnya Pesawat Gatotkaca N-250 pada Hari Kemerdekaan Indonesia 1995.
"Sudah ada informasi mengenai pesawat, tetapi masih kurang informasi mengenai rekayasanya," kata dia.
Ia mengatakan sumber daya manusia yang unggul merupakan ujung tombak pembangunan dan masa depan bangsa Indonesia. (ANT/S-2)
Cetak Berita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar