Pendidikan Lampost : Senin, 31 Januari 2011
BANDAR LAMPUNG (Lampost): Kantor Kementerian Agama tidak akan menambah jam pelajaran agama di sekolah. Pasalnya, jam pelajaran agama di Indonesia porsinya paling besar dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia.
Sekretaris Jenderal Kantor Kementerian Agama Bahrul Hayat mengatakan jika sekolah akan menambah materi tentang keagamaan, sebaiknya diberikan saat ekstrakurikuler atau di luar jam pelajaran.
"Kami sudah kaji, jam pelajaran agama di Indonesia ternyata porsinya sudah besar. Jadi silakan sekolah memberikan pengayaan tentang agama di luar jam pelajaran," kata Bahrul Hayat usai memberikan pemaparan kepada kepala MA/MTs/MI se-Lampung, di aula MAN 1 Bandar Lampung, Sabtu (29-1).
Hadir dalam kesempatan tersebut Kakanwil Kemenag Lampung Sya'roni Ma'shum, Kabag TU Kanwil Kemenag Lampung Abdurahman, Rektor IAIN M. Mukri, dan para pejabat di lingkungan Kanwil Kemenag Lampung. Kemudian, Sabtu malam, para pejabat di lingkungan Kanwil juga mengadakan ramah tamah di Hotel Nusantara dan dihadiri Bahrul Hayat.
Terkait dengan pelaksanaan UN, Bahrul Hayat mengatakan madrasah dengan jumlah siswa sedikit dan guru yang tidak memadai sebaiknya bergabung dengan madrasah lain yang lebih berkompeten. Hal itu untuk mengantisipasi tingkat kelulusan madrasah 0% alias tidak ada satu pun siswa yang lulus saat UN.
"Kami sudah mengkaji, ternyata madrasah yang tingkat kelulusannya 0% merupakan madrasah swasta yang jumlah siswanya sangat sedikit dan gurunya tidak kompeten. Hal itu karena dengan jumlah siswa yang sedikit otomatis madrasah tidak mampu membiayai kegiatan operasional di madrasah yang bersangkutan," ujarnya.
Untuk itu, dia meminta kepada madrasah untuk menyiapkan siswanya menghadapi UN yang akan digelar pada April—Mei mendatang. Apalagi, mulai tahun ini siswa MI dan SD akan mengikuti UN. Tahun ini pemerintah juga memutuskan tidak ada lagi UN ulang sehingga siswa yang tidak lulus harus mengulang tahun berikutnya.(UNI/S-1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar