Jumat, 08 April 2011

LARAS BAHASA: Kos, Kontrak, Sewa

Pendidikan Lampost : Rabu, 6 April 2011

FEBRIE HASTIYANTO*

KITA mengenal istilah yang berbeda untuk satu konteks pemanfaatan ruang dan bangun milik orang lain yang berbayar. Semasa kuliah dulu, sebagai mahasiswa rantau saya mondok di rumah seseorang. Jadilah saya disebut anak kos. Pada masa itu, awal tahun 2.000, kos ditulis kost, sebagai kependekan dari in de kost.

In de kost menurut Wikipedia merupakan frase dari bahasa Belanda yang artinya "makan di dalam", istilah yang kemudian digunakan bagi seorang yang tinggal di rumah orang lain dengan membayar menurut jangka waktu tertentu, umumnya bulanan, sebagaimana ditulis Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). KBBI mengindonesiakan in de kost menjadi indekos.

Kos secara sederhana didefinisikan sebagai menempati satu ruang (kamar) rumah seseorang, dengan perjanjian membayar dalam jumlah tertentu sebagai kompensasi sewa dan fasilitas lain di dalamnya, seperti makan dan perabot yang dipakai.

Definisi kos hari ini sebenarnya sudah tidak melulu tepat. Banyak kos dibangun terpisah dari rumah induk, menjadi satu ragam bangun tersendiri. Kamar-kamar kos dibangun membentuk blok berbanjar. Rumah kos modern bahkan dibangun tidak hanya satu kamar dengan kamar mandi dan dapur komunal, tetapi telah dilengkapi kamar mandi (di) dalam (rumah), dapur, hingga ruang tamu dan ruang keluarga.

Sebagian masih menyebutnya kos, sebagian lagi menyebutnya kontrakan. Entah mengapa, disebut kos bila dihuni orang lajang, seperti mahasiswa atau pegawai kantoran. Disebut kontrakan bila dihuni keluarga beserta anak-anaknya.

(Rumah) kontrakan lain lagi. Setelah lulus kuliah, tamatlah riwayat saya sebagai anak kos dan jadilah saya pengontrak. Menurut KBBI, kontrakan adalah rumah yang disewakan, dengan sejumlah pembayaran dan perjanjian pemakaian dalam waktu tertentu. Dahulu kontrakan umumnya dilakukan di paviliun, atau bagian dari rumah induk seperti garasi.

Kini rumah kontrakan sudah menjadi ragam properti baru, berupa rumah induk yang utuh. Tak sedikit kontrakan dibangun khusus memang untuk disewakan, bukan hanya rumah tak ditinggali penghuninya yang kemudian disewakan kepada orang lain.

Ditinjau dari konteksnya, kos dan kontrak sebenarnya sama-sama memanfaatkan satu ruang dan bangun tertentu. Oleh sebab perkembangannya, kos telah menjadi ragam bangun yang berdiri utuh, demikian juga (rumah) kontrakan. Istilah umum untuk pemanfaatan sesuatu dengan berbayar adalah sewa. KBBI menulis definisi sewa sebagai pemakaian sesuatu dengan membayar uang. Masih menurut KBBI, contoh kata sewa banyak digunakan untuk memperjelas kata rumah, seperti "penyewa rumah ini sedang ke luar kota".

Masih soal kos, apa pula bedanya dengan losmen? Losmen menurut KBBI adalah penginapan yang menyewakan kamar tanpa menyediakan fasilitas makan. Kita abaikan soal fasilitas losmen karena kenyataanya banyak losmen yang menyediakan fasilitas makan. Kalau kita teguh pada frase "penginapan yang menyewakan kamar", tidakkah kos juga menyewakan kamar, di luar makna penginapan yang identik dengan akomodasi komersial bagi orang yang sedang dalam perjalanan.

Apakah kos berbeda dengan losmen? Per definisi kita dapat meributkannya. Realitasnya, tak sedikit kos hari ini yang fasilitasnya tak ubahnya losmen, bahkan mirip-mirip hotel.

* Penulis. Tinggal di Tegal Jawa Tengah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar