Utama Lampost : Rabu, 30 Maret 2011
(Tiga reporter cilik Lampung Post Aurora Louisa (kiri), Zulfa Nurul Izzah (kanan), Rayi Fatin Naura (dua kanan) mewawancarai Wakil Presiden Boediono di Istana Wapres di Jakarta, Selasa (29-3) [atas]. Usai bertemu Wapres, mereka melakukan jumpa pers dengan )
en(Lampost): Tiga siswi berseragam merah-putih duduk di ruang tamu utama Istana Wakil Presiden (Wapres) di Jakarta, Selasa (29-3) siang. Raut wajah mereka tampak tegang. Kedua tangan terpangku di kaki.
Mereka adalah siswi SD dari Bandar Lampung yang menjadi tamu istimewa Pak Wapres. Kursi tempat mereka duduk tepat berada di samping kursi Wapres, sebagaimana disiapkan staf protokoler istana.
Suasana langsung mencair begitu sosok Boediono muncul dan menyapa dengan suara lembut. "Assalamualaikum, bagaimana kabar?" sapa Boediono. Dengan sikap kebapakan, Wapres menyalami tamunya satu per satu.
Pertama-tama, tiga reporter cilik binaan Lampung Post memperkenalkan diri. Mereka adalah Rayi Fatin Naura, siswi kelas VI SD Al Kautsar, Bandar Lampung; Aurora Louisa, siswi kelas V SD Negeri 2 Rawalaut, Bandar Lampung; dan Zulfa Nurul Izzah, siswi kelas V SD Al Azhar, Bandar Lampung. Perkenalan itu disambut senyum hangat Wapres.
Tidak ada lagi ketegangan. "Apa tugas Bapak sebagai Wakil Presiden?" tanya Rayi dengan lugas dan percaya diri, memulai wawancara.
Bak wartawan kawakan, tiga reporter cilik selanjutnya “mencecar” narasumber dengan berbagai pertanyaan. Wapres pun menjawabnya dengan sungguh-sungguh.
Rayi, Aurora, dan Zulfa mendapat kesempatan mewawancarai orang nomor dua di negeri ini setelah melalui audisi khusus yang diadakan Lampung Post, pekan lalu. Kegiatan itu dalam rangka menyambut Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) untuk memberi motivasi dan minat kepada anak-anak terhadap jurnalistik.
"Mau mewawancarai Pak Boediono ternyata deg-degan ya. Tapi, itu benar-benar pengalaman yang luar biasa," kata Rayi saat jumpa pers di Istana Wapres, usai wawancara khusus dengan Boediono.
Kepada belasan wartawan nasional yang biasa meliput di lingkungan Istana Presiden dan Wapres, mereka menceritakan isi wawancara. "Kami memulai bertanya seputar kegiatan Wapres sehari-hari. Ketika kami tanya apa perannya, dia jawab utamanya membantu presiden," kata Rayi menirukan Boediono.
Wapres juga mengaku tidak pernah bercita-cita menjadi pemimpin bangsa, apalagi sampai menjabat wakil presiden. Boediono kecil justru bercita-cita menjadi pembuat wayang. "Pak Boediono bilang, ketika di Blitar banyak suka main dan nonton wayang. Jadi, dia ingin sekali membuat wayang," kata Aurora.
Tak dinyana, Boediono juga gemar olahraga. Semasa muda ia hobi main bola. Kegemaran lain Boediono semasa kecil adalah mandi di kali dan mengelilingi desa bersama teman sebayanya. "Dia menggembala kambing setiap sore," katanya.
Secara khusus, kata Rayi, Wapres memuji potensi dan suburnya tanah Lampung sehingga sangat bagus untuk pertanian. Lautnya juga bagus, apalagi posisi Lampung sebagai pintu gerbang Sumatera.
Saat ditanyakan makanan yang disukai ketika berkunjung baru-baru ini ke Lampung, Boediono balik bertanya, "Kalau begitu, apa makanan khas di Lampung?" Aurora, Naura, dan Zulfa serentak menjawab, "Seruit, tempoyak, dan pindang."
Boediono kemudian menimpali, "Baik, akan saya catat itu. Saya janji, nanti kalau ke Lampung, saya akan coba."
Terungkapnya cita-cita Boediono adalah informasi eksklusif yang berhasil digali tiga repoter cilik Lampung Post dalam wawancara itu. Juru Bicara Wapres, Yopie Hidayat, bahkan mengaku baru mengetahui kalau Boediono pernah bercita-cita menjadi pemahat wayang.
Yopie memberi apresiasi luar biasa kepada ketiga siswi SD itu. "Program ini bagus sekali, baru pertama kalinya Wapres diwawancarai reporter cilik," pujinya.
Tiga reporter cilik yang melakukan wawancara eksklusif didampingi Wakil Pemimpin Umum Lampung Post Djadjat Sudradjat, Redaktur Minggu Sudarmono, Asred Minggu Rinda Mulyani, dan fotografer Ikhsan. Hasil liputan mereka akan dimuat secara lengkap dalam edisi khusus Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei mendatang. (RIN/R-1)
REPORTER CILIK... Hlm. 6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar