Pendidikan Lampost : Rabu, 9 Maret 2011
‘STADIUM GENERAL BEM FMIPA UNILA’
(Masa depan pendidikan nasional di tengah liberalisasi dan komersialisasi pendidikan)
BANDAR LAMPUNG (Lampost): Mahalnya biaya pendidikan menjadi kendala masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Padahal, pendidikan merupakan salah satu hak paling asasi manusia.
Siswa putus sekolah menjadi hal biasa di Indonesia. Di Lampung, khususnya di Universitas Lampung, banyak anak-anak yang menjual koran untuk membantu biaya hidup mereka.
Untuk mencari solusi bagi persoalan tersebut, BEM FMIPA Unila menggelar stadium general dengan tema Masa depan pendidikan nasional di tengah liberalisasi dan komersialisasi pendidikan dengan tiga pembicara, yaitu perwakilan dari Wali Kota Bandar Lampung, Dekan FMIPA Unila Sutyarso, dan akademisi Unila Prof. Suharso di auditorium Perpustakaan Unila, Minggu (6-3).
Acara ini dihadiri mahasiswa dari universitas di Bandar Lampung, seperti DCC, Darmajaya, Teknokrat, Polinela serta Unila sendiri. Kegiatan ini juga dihadiri berbagai elemen mahasiswa dari LMND, HMI, PMII, IMM, KAMMI yang mencapai 73 peserta.
Acara ini diawali sambutan dari Pembantu Dekan III FMIPA Unila Hardoko Insan Qudus. Setelah itu acara dilanjutkan oleh orasi mengenai liberalisasi pendidikan dari beberapa gerakan eksternal kampus.
Stadium general ini merupakan rangkaian acara Training Politik Pendidikan BEM FMIPA Unila yang dilakukan selama dua hari, 5-6 Maret 2011. Rani, ketua panitia, berharap setelah mengikuti pelatihan ini para mahasiswa mengerti mengenai fakta pendidikan di Indonesia yang sudah jauh dari tujuan utama UUD 1945 dan banyak dikomersialisasikan.
Seharusnya pendidikan Indonesia dapat membangun karakter bangsa, menumbuhkan iman dan takwa, serta menumbuhkan skill sehingga bisa mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara. (RLS/S-2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar