Ruwa Jurai Lampost : Kamis, 17 Maret 2011
KALIANDA (Lampost): Studi banding yang dilakukan kepala sekolah, Kepala Unit Pelaksana Teknis (KUPT) dan Kepala Dinas Pendidikan Lampung Selatan, ke Singapura dan Malaysia, beberapa waktu lalu, menjadi perbincangan sejumlah guru. Sebab, studi banding itu menimbulkan pro dan kontra.
Hal itu dikatakan Ketua Forum Martabat Guru Indonesia (FMGI) Lamsel Ishanurhamid, Selasa (15-3). Menanggapi studi banding itu, Ishanurhamid berharap dapat membuka wawasan, cakrawala, pandangan, dan menambah pengetahuan, khususnya dalam dunia pendidikan.
Sehingga nantinya akan memberikan pencerahan dan perubahan pendidikan di Lamsel ini. "Semoga studi banding yang dilakukan sesuai dengan yang diharapkan. Baik dari segi geografis dan sosiologinya, apa diimplementasikan di Lamsel," kata dia.
Ishanurhamid juga mengatakan jangan sampai setelah studi banding permasalahan pendidikan di Lampung Selatan justru merugikan pihak guru.
"Kami sebagai guru hanya dapat berdoa semoga prestasi pendidikan di Lampung Selatan bisa mengejar ketinggalan dibanding kabupaten lain," kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Lampung Selatan Sulpar, ditanya soal studi banding itu mengatakan kegiatan itu dilakukan dalam rangka perbaikan mutu pendidikan di Lamsel pada masa mendatang.
"Untuk lebih jelasnya, tanyakan saja dengan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Lamsel. Kita jangan hanya berkomentar saja, tapi hendaknya dilakukan dengan perbuatan," kata dia. (CK-3/D-3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar