Pendidikan Lampost : Sabtu, 15 Januari 2011
Tachrir, S.I.P.
Kepala SD Negeri 1 Palapa, Kecamatan Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung. Anggota Tim Pengembangan Kurikulum Provinsi Lampung
MEMASUKI akhir semester kesatu tahun pelajaran 2010—2011, pelaksanaan KTSP di sekolah dasar/MI yang berfokus pada proses pembelajaran aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan, pembelajaran kontekstual, serta prinsip belajar tuntas dengan pendekatan tematik untuk kelas awal (I—III) dan pendekatan mata pelajaran untuk kelas tinggi (IV—VI) dari hasil pengamatan ke beberapa sekolah di berbagai daerah belum tampak keberhasilan yang menggembirakan sebagaimana diharapkan.
Kemampuan dan keterampilan guru untuk mengembangkan silabus, rancangan pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar, model pembelajaran, media pembelajaran, penetapan KKM, penilaian, dan analisis serta tindak lanjutnya, laporan hasil belajar siswa, kegiatan pembiasaan, bimbingan dan pelayanan minat dan bakat siswa dengan kegiatan ekstrakurikuler masih perlu terus-menerus ditingkatkan melalui berbagai diklat dan workshop yang terprogram secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan wadah KKG.
Kini, perhatian para guru dan siswa serta sekolah tercurah pada pelaksanaan ujian nasional/ujian akhir sekolah bertaraf nasional yang sudah di ambang pintu sehingga seolah-olah KTSP tenggelam dari penerapannya. Guru dan siswa cenderung kembali ke pola lama mengejar target kelulusan UN dengan memacu kesiapan berlatih soal-soal dan teknis pengerjaannya dengan metode drill untuk tiga mata pelajaran yang di UN/UASBN kan saja.
Karena itu, perlu kiranya kita melakukan kajian ulang, melihat kembali penerapan KTSP di sekolah dasar/MI untuk menemukan apa kekurangan atau kelemahan maupun kendala yang ada dan bagaimana upaya kita untuk memperbaikinya. Refleksi tepat dilakukan saat ini mengingat sekarang kita sudah memasuki tahun pelajaran 2010—2011 sebagai tahun pertama setelah batas akhir selambat-lambatnya SI dan SKL harus sudah dilaksanakan di seluruh Indonesia pada tahun pelajaran 2009—2010 yang telah berlalu.
Guna memantapkan komitmen kita pada pelaksanaan KTSP ada baiknya kita mengingat kembali latar belakang KTSP tersebut. Kurikulum nasional kurang menyentuh permasalahan pendidikan, atau belum sepenuhnya sesuai dengan karakteristik, kondisi dan potensi daerah, sekolah, masyarakat, dan peserta didik. Masyarakat dan pemangku kepentingan pendidikan (stakeholder) berkeinginan untuk menyusun kurikulum satuan pendidikan yang merupakan center of teaching and learning process. n
Tidak ada komentar:
Posting Komentar