Pendidikan Lampost : Jum'at, 14 Januari 2011
JAKARTA—Untuk menumbuhkan minat dan menghilangkan ketakutan anak pada Matematika, orang tua, terutama ibu, harus bisa memahami dasar-dasar Matematika sehingga bisa mengajarkan materi itu kepada anak dengan cara menyenangkan.
"Tidak ada anak yang bodoh. Yang ada hanya anak-anak yang tidak memperoleh kesempatan belajar dari guru yang berkualitas dan mendapat metode pengajaran yang benar," kata Yohanes Surya.
Selama ini, ibu kerap dianggap tidak mempunyai pengetahuan yang cukup untuk bisa mengajarkan Matematika. Padahal, peran ibu dalam pendidikan anak sangat besar.
Ny. Herawati, istri Boediono, berharap para ibu bisa memahami dasar-dasar Matematika sehingga bisa berkomunikasi dengan anak lebih baik.
Ketua Umum Gipika sekaligus Direktur Eksekutif Surya Institute Srisetiowati Seiful menekankan ibu memiliki peran yang besar dalam mengarahkan masa depan anak-anak. Jika ibu bisa mengajarkan Matematika dengan mudah dan cepat, stigma anak-anak bahwa Matematika pelajaran yang sulit bisa pupus. Demikian dikutip dari Kompas.com. (S-2)
SNMPTN Digelar 31 Mei dan 1 Juni
JAKARTA—Seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) 2011 akan dilaksanakan serentak pada 31 Mei dan 1 Juni 2011. Selain seleksi masuk melalui ujian tertulis, ada pula jalur undangan yang dulu bernama penelusuran minat dan kemampuan. Sebanyak 60 PTN akan menerima mahasiswa baru melalui jalur undangan.
"Penerimaan mahasiswa baru melalui jalur ini berdasarkan prestasi akademik dengan melihat nilai rapor dan prestasi-prestasi lain, termasuk nilai ujian nasional," kata Ketua Umum Panitia SNMPTN Herry Suhardiyanto kepada wartawan, Rabu (12-1), di Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta.
Hadir dalam konferensi pers tersebut Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdiknas Djoko Santoso, dan Ketua Majelis Rektor PTN Musliar Kasim.
Karena UN menjadi pertimbangan, siswa yang tidak lulus UN akan kehilangan kesempatannya meski sudah mendapat undangan. Untuk mengisi kursi kosong tersebut, perguruan tinggi negeri (PTN) diberi kesempatan mengisinya dari hasil seleksi mandiri yang ditetapkan berjumlah 40 persen dari total daya tampung mahasiswa baru. "Makanya, seleksi mandiri itu didorong setelah SNMPTN," kata Herry. (S-2)
Tahun ini RSBI Dievaluasi
SURABAYA—Setelah berjalan selama enam tahun keberadaan RSBI didirikan, Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) tahun ini akan mengevaluasinya. Pasalnya, sejak dicanangkan sekolah yang menyandang RSBI terkesan stagnan.
Sekolah rintisan ini tidak kunjung berubah menjadi sekolah bertaraf internasional (SBI). "Yang jelas itu merupakan proyek percontohan. Sampai sekarang belum ada yang bertaraf internasional," kata Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendiknas Suyanto usai membuka The Second National Science Camp SMP RSBI 2011, di kampus Universitas Airlangga, Selasa (11-1) malam.
Menurut Suyanto, untuk sementara pemerintah tidak lagi memberikan izin pendirian RSBI dan akan memaksimalkan yang sudah berdiri. Saat ini, kata dia, pemerintah hanya akan fokus membenahi RSBI.
"Tahun ini akan dievaluasi, kami targetkan paling banyak dua tahun ke depan sudah bisa menjadi sekolah bertaraf internasional," ujar Suyanto dikutip dari Republika online. (S-2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar