Ya…pertanyaan itu seringkali ditanyakan oleh para pelaku organisasi, utamanya yang sudah mapan, produktif, profitable, atau mungkin penguasa pasar. Sehingga kadang-kadang setelah suatu organisasi sampai ke puncak akan timbul pertanyaan besar….kalau sudah nomor satu kita mau menuju ke mana lagi ? Kenapa kita harus selalu belajar…. untuk selalu mengadakan perubahan….apakah perubahan itu nantinya akan membawa kebaikan bagi perusahaan kita….padahal kita sudah nomor satu….jangan-jangan dengan berubah pelanggan kita malah lari…?
Di organisasi pemerintah, pertanyaan tersebut terdengar semakin nyaring dipertanyakan. Buat apa kita harus capek-capek membentuk organisasi belajar ? Harus keluar banyak tenaga, fikiran juga dana buat ngirim orang…..buat tugas belajar atau sekedar ngirim diklat…. Bukankah tidak ada masalah dengan kinerja instansi kita ? Coba deh apa masalahnya….?! Jangan hanya pakai indikasi-indikasi-an seperti kata banyak orang….kemiskinan meningkatlah….pengangguran banyak lah…sektor riil nggak bergeraklah…..itu khan kesalahan negara secara umum……kalau kesalahan instansi kita mah apa…?! Sebutin dong….yang riil…..
Memang betul……kalau kita bicara masalah secara riil memang susah di ungkapkan dan diidentifikasi secara tepat…..soalnya mungkin tolok ukur dan variable kinerja masing-masing instansi pemerintah juga sampai sekarang belum pernah diteliti dengan tuntas….sehingga untuk menentukannya seringkali masih memakai indikasi yang syarat dengan asumsi….
Ada beberapa hal yang menyebabkan kinerja instansi pemerintah sulit teridentifikasi. Pertama, masyarakat Indonesia tidak banyak mengeluhkan kinerja instansi pemerintah. Pendapat ini masih mengandung bias, yakni masyarakat memang tidak banyak mengeluh atau mungkin mereka kadung memberi cap bahwa instansi pemerintah itu kerjanya ya memang hanya seperti itu…..bahkan kalau dilayani dengan baik mungkin malah menimbulkan pertanyaan bagi masyarakat…. Kedua, Pemerintah tidak memiliki pesaing dalam pelayanan public. Sehingga mau dilayani baik kek…buruk kek…tidak masalah….tidak ada yang bisa protes…karena masyarakat memang butuh….mirip-mirip dengan harga beras lah….mau mahal…mau murah….tetap dibeli…..
Mungkin cara pendekatan saya terdahulu dapat dipakai, yakni dengan mengidentifikasi jenis-jenis kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang PNS agar dapat bekerja dengan baik….Dan jika ada kesenjangan kompetensi….maka tak ada jalan lain untuk menutupinya kecuali dengan belajar dan belajar…..Peter Senge menyebutkan alasan-alasan lain untuk selalu membentuk organisasi pembelajar, yaitu
1. Karena Kita Menginginkan Kinerja Unggul
Kira-kira dengan memiliki kinerja unggul, apakah bermanfaat bagi pribadi PNS ? Khan dalam PNS prinsipnya NIP alias ‘nrimo ing pandum’ alias lagi, kerjo sregep sama kerjo males sama saja rejekinya. Itu sih bener…..cuman SDM PNS kita khan rata-rata kualitasnya rendah…. Lha njur, itu khan malah merugikan…?! Memang sih kualitas SDM yang rendah merugikan….tapi itu khan bagi organisasi…bagi manajemen…..sementara bagi pribadi-pribadi PNS, rendahnya kualitas khan merupakan kesempatan…..Ya..kesempatan bagi PNS yang mau belajar…yang berkinerja tinggi….untuk tampil ke depan….lebih dikenal atasan…Dengan demikian, otomatis anda akan dicari oleh atasan….untuk mengerjakan proyek inilah…proyek itulah….na….proyek khan identik dengan honor tambahan….sehingga….. Belum dalam jangka panjang, karena Anda adalah orang yang kompeten dan banyak dikenal atasan, dengan tambahan attitude yang baik….saya yakin karer Anda akan melesat bagai meteor yang tak tertahankan….
2. Untuk Meningkatkan Mutu
Prinsip Total Quality Manajemen memang sudah seharusnya mulai diterapkan pada instansi pemerintah. Sebenarnya untuk dapat menerapkan prinsip tersebut kita tidak usah berfikir yang terlalu besar hingga mungkin malah terlihat sulit dicapai…karena pasti akan keluar berbagai macam hambatan dan keterbatasan….mulai dari SDM rendah lah….kurang hitech lah….reward and punishment gak adil lah…dana yang mepet lah…. so…malah jadinya wegah buat meningkatkan mutu pelayanan….Padahal untuk dapat menghasilkan sesuatu yang besar, kita bisa koq memulainya dengan hal-hal yang kecil-kecil….Sebagai misal kita mulai saja dari diri kita….kita bekerja dengan baik saja lah…walaupun sendirian gak pa-pa….walau teman lain gak ngedukung etos kerja kita, yo gak pa-pa….Tapi jika ada pegawai baru yang datang, kita ajak si dia mengikuti cara kerja kita….lalu jika ada ‘someone’ lain yang datang, kita ajak dia juga…so lama-lama unit kerja kita khan memiliki kinerja yang baik….lalu setelah team kita solid, kita coba perluas ke tingkat bidang, na….dengan begitu, otomatis organisasi akan terangkat kualitas kerjanya….wes gak usah neko-neko….mulailah dari diri Anda sendiri…..
3. Bagi Pelanggan
Jika kita bisa secara tulus memuaskan pelanggan, menjadi bagian dari bisnis mereka, dan menjadi sumber daya nyata bagi orang-orang, maka saya bisa merasa senang pada akhir karier saya. Itu baru dari segi kepuasan pribadi. Dari segi kemanfaatan, pelanggan yang baik akan mempromosikan pelayanan yang kita berikan. Gak usah jauh-jauh, jika kita mau melayani teman-teman sekerja dengan baik kredibilitas kita sebagai pegawai akan terangkat….mengapa…?! Kalau dalam ilmu pemasaran sich…pelanggan yang puas akan melakukan hal-hal yang positif terhadap kita….Apa saja…?! Yang jelas jika mau minta tolong lagi, dia pasti akan datang pada kita. Yang pasti dia juga akan mengatakan hal-hal yang baik terhadap kita pada orang lain….dan bayangkan jika orang lain itu adalah seorang pimpinan….Dan walaupun ada orang baru yang juga berkualitas, pasti dia tetap datang pada Anda yang sudah jelas kualitasnya….Dan ini yang paling ditunggu-tunggu, jika dia ada proyek….pasti dech kamunya akan diajak…..
4. Untuk Keunggulan Bersaing
Dalam jangka panjang, satu-satunya sumber keunggulan bersaing yang terus bertahan adalah kemampuan organisasi Anda untuk belajar. Contoh paling baik adalah sebuah klub sepakbola Eropa. Team-Team Juara sekelas, Milan, Barca, Madrid maupun Manchester United pun setiap tahun akan selalu meremajakan pemainnya. Selalu mendatangkan pemain-pemain baru untuk menambal kelemahan team-nya. Gunanya apa….?! Jelas untuk mengalahkan para pesaingnya….!! To be number one….Dan kalau sudah begitu, fulus dari sponsor dengan sendirinya akan mengalir tanpa diundang bagai banjir di musim hujan…tapi banjir yang enak dab….banjir duit…!!
5. Untuk Suatu Kerja Yang Bersemangat dan Berkomitmen
Berkali-kali saya menekankan bahwa saat ini eranya komputerisasi perkantoran. Dengan belajar menguasai peralatan komputer, minimal mampu mengoperasikannya, Anda akan mampu mengerjakan berbagai macam pekerjaan kantor…..dan mungkin berkat kebisaan Anda tersebut, tiba-tiba Anda menjadi seorang ahli dalam bidang pekerjaan kantor tertentu….sebagai misal penyusunan anggaran khan banyak membutuhkan penguasaan excell…….Anda akan banyak dibutuhkan orang….mungkin disayang pimpinan….dan saya yakin Anda akan lebih bangga, lebih bersemangat dalam bekerja….ujung-ujungnya anda akan memiliki komitmen tinggi terhadap pekerjaan Anda……dan itulah idaman bagi setiap bentuk organisasi….
6. Untuk Mengelola Perubahan
Perubahan dan pembelajaran mungkin tdak sinonim secara persis, namun kedua kata tersebut terkait dengan erat. Sebagai contoh, dulu saat Pemerintah Pusat meluncurkan kebijakan otonomi daerah….jelas banyak membutuhkan kompetensi-kompetensi baru buat mensukseskan perubahan itu (dari sentralistik ke desentralistik). Dan untuk itu, aparat pemerintah pasti dituntut selalu belajar memahaminya dengan baik. So… apakah Anda sudah belajar mengantisipasi perubahan-perubahan kebijakan baru-baru ini….misalnya dalam menghadapi peraturan pengadaan barang dan jasa yang baru…. Atau menghadapi pembentukan SOTK baru….Atau mengantisipasi perubahan KBK menjadi KTSP…..?!
7. Karena Waktu Menuntutnya
Dunia selalu berubah setiap waktu, banyak peraturan-peraturan baru yang dikeluarkan….dan intinya pasti untuk meningkatkan kinerja pemerintah. So…jika ada kebijakan baru ya jangan pesimis….trus komentar negatif…..menyulitkan-lah….bikin tambah repot lah…gak ada juklak dan juknisnyalah….Namanya juga perubahan…pastilah akan menimbulkan banyak tantangan (bukan hambatan lo…). Kuncinya padahal gampang….BELAJAR….!!
8. Karena Kita Mengakui Kesaling-tergantungan Kita
Perubahan individual merupakan hal yang sangat penting, namun tidak cukup. Jika kita ingin membahas kondisi perubahan dunia yang semakin cepat dengan suatu cara yang berarti, kita harus berada pada tingkat pemikiran dan pemahaman bersama, baik pada tingkat organisasi, komunitas dan masyarakat. Untuk itu kita harus selalu belajar, minimal memahami perubahan karakteristik dan tuntutan yang ada pada organisasi, komonuitas dan masyarakat….karena dari situlah kita akan memulai sebuah perubahan…..
9. Karena Kita Menginginkannya
Akhirnya alasan yang paling kuat untuk membangun suatu organisasi pembelajar adalah karena kita ingin bekerja dalam organisasi seperti itu. Atau karena tidak ada yang bisa kita lakukan dalam kehidupan kita sekarang juga, selain membangun suatu organisasi pembelajar. Ya…organisasi pembelajar merupakan organisasi yang sangat manusiawi….dalam arti mampu menampung segala aspirasi anggotanya……mampu mewujudkan gairah-garah dalam bentuk ide-ide segar bagi anggotanya…..dan itu akan sangat mengasyikkan….tidak ada lagi pekerjaan rutinitas yang membosankan…..karena selalu ada perbaikan, baik terhadap sistem, prosedur kerja, maupun pelaksanaan pekerjaan….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar