Pendidikan Lampost : Rabu, 26 Januari 2011
BANDAR LAMPUNG (Lampost): Sebanyak 4.070 atau 75% sekolah dasar/madrasah ibtidaiah (SD/MI) di Provinsi Lampung belum memiliki perpustakaan.
Berdasar data Dinas Pendidikan Provinsi Lampung tercatat 4.722 sekolah belum memiliki perpustakaan dengan baik; SD/MI 4.070 sekolah (75%), SMP/MTs 564 sekolah (32%), SMA/SMK/MA 88 sekolah (10%).
Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Lampung Herlina Warganegara, Selasa (25-1), menyatakan untuk tahun anggaran 2011 Pemerintah Provinsi Lampung menganggarkan Rp1,36 miliar untuk pembangunan serta perbaikan perpustakaan dan laboratorium di sekolah.
"Terkait dengan persoalan ini, Pemerintah Provinsi Lampung dalam hal ini Dinas Pendidikan mengeluarkan kebijakan perbaikan sarana-prasarana sekolah," ujarnya.
Namun, menurut mantan Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) Dinas Pendidikan Provinsi Lampung itu, jumlah tersebut masih sangat terbatas dan kuota pembangunan gedung perpustakaan setiap tahunnya juga terbatas.
"Harus ada komitmen dari pemerintah kabupaten/kota agar seluruh sekolah terutama SD dan SMP di Lampung memiliki perpustakaan yang baik. Jika mengandalkan anggaran provinsi dan pusat tidak akan cukup," kata dia.
Secara terpisah, Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah (Kabid Dikdasmen) Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung Bustami mengatakan di Bandar Lampung masih banyak sekolah yang belum memiliki perpustakaan yang layak.
Berdasar data Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dari 584 sekolah SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA baik negeri maupun suwasta hanya 372 sekolah yang telah memiliki perpustakaan sekolah, sedangkan 212 sekolah belum memiliki.
Dari 245 SD di Bandar Lampung, hanya 151 sekolah yang memiliki perpustakaan. Kemudian, dari 88 MI hanya 26 yang memiliki perpustakaan, dari 114 SMP (91). Selanjutnya, dari 22 MTs (11), dari 54 SMA (53) memiliki perpustakaan, dari 11 MA sebanyak 9 sekolah memiliki perpustakaan dan dari 41 SMK sebanyak 31 SMK memiliki perpustakaan.
"Harus diakui untuk SD/MI di Bandar Lampung memang masih banyak yang belum memiliki perpustakaan. Hal ini lantaran dari awal pembangunan, pemerintah belum mengarah kepada pengadaan perpustakaan," kata Bustami.
Bustami menjelaskan program SD Inpres pada masa lampau lebih ditujukan agar rakyat tuntas menerima pendidikan dasar dan belum kepada peningkatan minat membaca. "Sekarang baru disadari kegiatan membaca dalam pembelajaran adalah penting," ujarnya.
Kegiatan membaca, menurut dia, berpengaruh positif terhadap peningkatan mutu hasil belajar anak. Sebab, sumber pembelajaran tak hanya dari guru, tetapi dapat diperoleh dari buku di perpustakaan sekolah.
"Adanya perpustakaan juga merupakan sarat pelayanan minimal yang harus dipenuhi sekolah. Jika saat ini sekolah belum memiliki ruang atau gedung perpustakaan khusus, setidaknya sekolah memiliki pojok membaca di sekolah," kata dia.(MG14/S-2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar