Ruwa Jurai Lampost : Selasa, 12 April 2011
BANDAR LAMPUNG (Lampost): Beberapa kepala SD di Bandar Lampung menyatakan tidak melakukan ujian ulangan terhadap hasil ujian akhir sekolah (UAS) mata pelajaran Matematika yang eror hingga 42,5 persen.
Mereka berpendapat kesalahan bukanlah disebabkan siswa, melainkan kesalahan manusia yang dilakukan tim penyusun soal. Untuk itu ujian ulangan dirasa tidak diperlukan.
"Ini kan bukan kecurangan oleh siswa atau kebocoran yang dilakukan sekolah. Jadi kami mengambil sikap dan mengambil keputusan untuk tidak melakukan ujian ulangan," kata Helnawati, kepala SDN 1 Talang, Telukbetung Selatan.
Mengenai penilaian yang akan dilakukan, dari dua pilihan yang ada, yakni hanya menilai ke-30 butir soal yang benar ataukah menganggap bonus 10 butir soal yang salah. Helnawati memutuskan untuk memilih opsi kedua.
"Jika mengulang itu membutuhkan biaya waktu dan tenaga. Sementara siswa masih harus mengikuti ujian praktek pada tujuh mata pelajaran pekan mendatang. Jika mengulang yang menjadi korban adalah siswa," ujarnya.
Pilihan serupa juga diutarakan Harniati selaku kepala SDN 2 Sukarame yang menyatakan tidak akan melakukan ujian ulangan. Herniati menimbang psikologis anak yang akan diberatkan.
"Kami sempat berpikir untuk melakukan ujian ulangan lantaran ada sepuluh soal yang salah. Namun kami berpikir lebih lanjut, akhirnya kami memutuskan untuk tidak melakukan ujian ulangan. Siswa sudah down dengan kejadian ini," kata dia.
Ia mengambil keputusan untuk hanya menilai 30 soal yang benar dan tidak menganggap bonus 10 soal yang salah. Memang ia mengakui dengan demikian akan ada beberapa kompetensi siswa yang tidak terukur lantaran soal salah.
Kepala SDIT Permata Bunda Sulkarnaen menyatakan sekolahnya tidak menggunakan soal Matematika dari Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SD, tetapi menggunakan soal dari sekolah. (MG14/K-1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar