Pendidikan Lampost : Kamis, 31 Maret 2011
BANDAR LAMPUNG (Lampost): Sekolah rintisan bertaraf internasional (RSBI) di Bandar Lampung menyatakan siap dievaluasi. Mengenai pendanaan, mereka menyangkal telah terjadi kesalahpahaman.
"Kami menyambut baik jika Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung berniat mengevaluasi pelaksanaan RSBI di Bandar Lampung. Itu artinya mereka menjalankan fungsinya," kata Kepala SMPN 1 Bandar Lampung Haryanto kepada Lampung Post, Rabu (30-3).
Namun, Ketua Musyawarah Kerja Kepala sekolah (MKKS) SMP se-Lampung itu menyangkal adanya kesalahkaprahan dalam pengelolaan keuangan pada RSBI di Bandar Lampung. Setiap dana bantuan pemerintah telah digunakan sesuai dengan ketentuan.
"Tidak benar jika dana bantuan pemerintah, terutama dari pusat, untuk pembanguan fisik. Dana pusat selalu kami gunakan untuk menunjang peningkatan mutu pendidikan RSBI. Sudah ada petunjuk pelaksanaannya yang mengatur demikian," ujarnya.
Haryanto mengatakan pembangunan fisik yang dilakukan RSBI selama ini pendanaannya bersumber dari bantuan nonpemerintah, yakni dari wali murid maupun pihak lainnya. Pembangunan mutu dan fisik menurutnya mutlak diperlukan dan harus dilakukan bersamaan.
"Apalagi RSBI di Bandar Lampung saat ini adalah sekolah-sekolah tua yang jika dilihat keadaan fisiknya sangat jauh dari standar fisik yang ditetapkan pemerintah. Jika ingin menjadi sekolah bertaraf internasional (SBI), prasarana fisik juga mutlak dibutuhkan," kata dia.
Hal senada diungkapkan Kepala SMKN 4 Bandar Lampung Septiana. Sekolah ini sejak 2010 lalu ditunjuk menjadi RSBI Invest dan terus berbenah diri untuk menuju SBI.
"Kami siap jika Dinas Pendidikan akan mengevaluasi karena segala sesuatu yang kami kerjakan bisa dilihat secara online dan transparan," kata dia.
Mengenai rencana Dinas Pendidikan yang akan mengevaluasi kualitas guru RSBI, Haryanto menyatakan hal itu sah-sah saja dan memang hak dari dinas. Namun, apakah guru yang tidak sesuai standar langsung dipindahkan, ia menyatakan harus dilakukan jika proses pembinaan sudah coba dilakukan.
"Guru RSBI memang harus guru yang berkualitas lebih dari guru sekolah biasa. Tidak hanya berkemampuan bahasa Inggris, tetapi juga menguasai IT dan berbagai media bantu pembelajaran yang ada. Apakah harus direkrut secara khusus itu urusan dinas," kata dia.
Hal senada diutarakan Kepala SMAN 2 Bandar Lampung Sobirin. Menurut dia, yang menjadi persoalan dalam pelaksanaan program RSBI di Bandar Lampung adalah pemerintah tidak membangun sekolah baru, tetapi memberdayakan sekolah yang sudah ada.
"Jika RSBI itu dibangun dari awal, gedungnya, sarana prasarananya, guru-gurunya hingga kepala sekolahnya juga direkrut secara khusus, akan jauh lebih mudah jika dibandingkan dengan memanfaatkan apa yang sudah ada," kata dia. (MG14/S-2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar