Rabu, 07 Maret 2012

Pendidikan Karakter vs PAUD

Oleh Dr. Ulfa Maria, M.Pd.
(Widyaiswara Madya LPMP Lampung)

Pendidikan karakter merupakan pendidikan moral, budi pekerti, nilai, watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik dan buruk, serta memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. (Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter, 2010).

SEBAGIAN masyarakat resah dengan keadaan sekarang. Hampir di segala dimensi kehidupan mengalami pergeseran nilai-nilai, terutama moral, dan prilaku menyimpang (bisa dikatakan mengalami krisis moral). Kalau mau disebutkan masalahnya, mulai dari dalam rumah sampai keadaan di luar rumah tak terhitung lagi masalah-masalah yang berkaitan dengan krisis moral ini. Mulai dari prilaku buruk orang tua dengan anak atau sebaliknya banyak terjadi di dalam rumah tangga.

Apalagi masalah prilaku buruk terjadi di luar rumah kalau bisa diandaikan air laut dijadikan tintanya tak akan cukup untuk menuliskan masalah yang terjadi akibat krisis moral ini. Ada apa dengan bangsa kita ini? bagaimana menyikapi masalah ini? Apakah kita harus diam-diam saja? Atau menunggu revolusi Allah SWT datang.

Fenomena yang terjadi kini ada sesuatu yang salah dari bangsa ini dalam melaksanakan kehidupan berbangsa dan bernegara. Di sini, penulis akan melihat dari ranah pendidikan. Apa yang sudah dilakukan oleh pendidikan nasional Indonesia apakah juga berkontribusi memperparah krisis moral ini? (Pembaca yang budiman yang paling mengerti jawabannya). Sementara tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Berarti kita sudah memiliki landasan yang jelas apa yang akan dituju melalui pendidikan ini.

Karakter sebagai suatu moral excellence atau akhlak dibangun di atas berbagai kebajikan (virtues) yang pada gilirannya hanya memiliki makna ketika dilandasi atas nilai-nilai yang berlaku dalam budaya (bangsa). Karakter bangsa Indonesia adalah karakter yang dimiliki warga negara bangsa Indonesia berdasarkan tindakan-tindakan yang dinilai sebagai suatu kebajikan berdasarkan nilai yang berlaku di masyarakat dan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pendidikan budaya dan karakter bangsa diarahkan pada upaya mengembangkan nilai-nilai yang mendasari suatu kebajikan sehingga menjadi suatu kepribadian diri warga negara.

UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 dijelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak juga peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa serta bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, lalu menjadi warga negara yang demokratis juga bertanggung jawab. Tetapi belum mampu memberikan kontribusi yang pasti dalam meningkatkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Kalau dalam mengimplementasikannya tujuan dan fungsi tersebut tidak dilaksanakan dengan perencanaan dan proses yang tepat serta belum didukung oleh semua elemen terkait dalam masyarakat, rasanya masih mimpi mendapatkan generasi yang kita inginkan bersama.

Penerapan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa sudah dimulai dari sejak dini, baik di lembaga formal, nonformal, maupun informal. Ternyata setelah diamati dan diperhatikan, ada sesuatu yang belum maksimal, kurang mengintegrasikan, dan tidak menyeluruh dalam pelaksanaannya sehingga berjalan tanpa makna.

Desain rencana pembelajaran yang dirancang pendidik terkadang belum jelas ke mana pembelajaran akan dibawa. Hampir semua isinya memuat pengetahuan kognitif dan motorik. Kalau ada, nilai-nilai moral agama hanya sebatas pengetahuan bagi anak saja. Bukan memahami makna yang terkandung di setiap kegiatan. Terlihat saat proses pembelajaran formal maupun nonformal pembelajaran yang dilakukan sifatnya rutinitas tanpa makna hanya mengacu kepada tujuan bahwa pelaksanaan pembelajaran selesai dilakukan. Apakah nilai-nilai budaya dan karakter bangsa tadi ditanamkan atau tidak, tampaknya tidak terlalu dihiraukan dan itu terus menerus dirasakan atau tanpa dirasa ini telah terjadi bertahun-tahun.

Dalam UU No. 23/2000 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah salah satu upaya pembinaan yang ditujukan untuk anak sejak lahir sampai dengan 6 tahun. Dan dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar nak memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut (pasal 1 butir 14). Anak merupakan investasi masa depan yang perlu distimulasi perkembangannya sejak usia dini. Sel-sel otak yang dimiliki anak sejak lahir tidak akan mampu berkembang secara optimal jika stimulus yang diberikan tidak tepat dan tidak mendukung perkembangannya. Salah satu kawasan yang perlu dikembangkan oleh orang tua dan pendidik dalam menstimulasi anak adalah penanaman nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Diharapkan pada tahap perkembangan selanjutnya anak akan mampu membedakan baik buruk, benar salah, sehingga ia dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-harinya. Ini akan berpengaruh pada mudah tidaknya anak diterima oleh masyarakat sekitarnya dalam hal bersosialisasi.

Pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa anak usia dini harus dilakukan dengan tepat. Jika hal ini tidak bisa tercapai, pesan moral yang akan disampaikan orang tua dan pendidik kepada anak menjadi terhambat. Pengembangan nilai moral untuk anak usia dini bisa dilakukan di dalam tiga tri pusat pendidikan yang ada. Yaitu, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam pengembangan nilai moral untuk anak usia dini perlu dilakukan dengan sangat hati-hati. Hal ini dikarenakan anak usia dini adalah anak yang sedang dalam tahap perkembangan praoperasional konkret seperti yang dikemukakan oleh Piaget. Sedangkan nilai-nilai moral merupakan konsep-konsep yang abstrak. Sehingga dalam hal ini anak belum bisa dengan serta-merta menerima apa yang diajarkan guru/orang tua yang sifatnya abstrak secara cepat. Untuk itulah orang tua dan pendidik harus pandai-pandai dalam memilih dan menentukan metode yang akan digunakan untuk menanamkan nilai moral kepada anak agar pesan moral yang ingin disampaikan guru dapat benar-benar sampai dan dipahami oleh anak untuk bekal kehidupannya di masa depan.

Pendidikan karakter bukan hanya sekadar menanamkan mana yang benar dan salah. Pendidikan karakter merupakan usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik (habituation). Sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya, harus melibatkan pengetahuan yang baik (moral knowing), perasaan yang baik atau loving good (moral feeling) dan perilaku yang baik (moral action), sehingga terbentuk perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup peserta didik.

Upaya pemerintah cukup besar dalam menanamkan dan meningkatkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa baik melalui penyusunan perangkat kebijakan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, penyiapan dan penyebaran bahan kebijakan karakter yang diprioritaskan pemberian dukungan kepada TPK tingkat provinsi dan kabupaten/kota melalui Dinas Pendidikan, komite sekolah, dan para pejabat pemerintah di lingkungan dan luar Disdik.

Diharapkan juga dalam proses pembelajaran nilai-nilai budaya dan karakter bangsa merupakan satu kesatuan dari program manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah yang terimplementasi dalam pengembangan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum. Langkah-langkah penerapan dapat melalui sosialisasi ke stakeholders, pengembangan dalam kegiatan sekolah, yaitu: integrasi dalam mata pelajaran yang ada; mata pelajaran mulok; serta pengembangan diri, kegiatan pembelajaran, pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar-mengajar (PKBM), kegiatan ko-kurikuler dan/atau ekstrakurikuler, kegiatan keseharian di rumah dan masyarakat.(Radar Lampung 10 Agustus 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar