Pendidikan Lampost : Jum'at, 3 Juni 2011
BANDAR LAMPUNG (Lampost): Berbagai kalangan pendidik di Bandar Lampung setuju dikembalikannya mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dalam kurikulum pendidikan nasional.
"Saya sangat setuju karena saat ini sudah terjadi dekadensi moral. Pintar saja tidak cukup, kita butuh generasi yang bermoral dan berakhlak mulia," ujar Kepala SMA YP Unila Berchah Pitoewas, Rabu (1-6).
Menurut dia, dunia pendidikan memiliki tanggung jawab untuk menciptakan generasi penerus yang terdidik dan bermoral. "Jika pintar tapi tidak bermoral, bersiap-siaplah menunggu kehancuran bangsa ini," kata dia.
Hal senada juga dituturkan Kepala SMAN 8 Bandar Lampung Banjir Sihite. Dia berpendapat dikembalikannya PMP dalam kurikulum akan menunjang pendidikan karakter yang akan dilaksanakan di sekolah pada tahun ajaran 2011—2012.
"Sebagaimana kita ketahui, siswa dan guru saat ini tidak mengetahui apalagi memiliki norma-norma kebangsaan sehingga masalah karakter menjadi persoalan serius yang harus kita hadapi," kata dia.
Banjir Sihite menambahkan sebaiknya pendidikan karakter maupun pendidikan moral ini tidak hanya pada mata pelajaran PMP, tetapi juga perlu disisipkan di setiap mata pelajaran yang ada. Namun, yang terpenting dalam menanamkan nilai-nilai adalah perlunya melakukan pembiasaan sehari-hari di sekolah, seperti hadir tepat waktu, salat berjamaah, peduli lingkungan, dan peduli sesama.
"Intinya, kita tanamkan 18 nilai-nilai karakter bangsa kepada anak, seperti religius, disiplin, peduli sosial, gemar membaca, peduli lingkungan, jujur, serta pribadi yang bertanggung jawab," ujar Banjir Sihite.
Menurut Kepala SMPN 1 Bandar Lampung Haryanto, yang terpenting dalam penanaman nilai-nilai dan karakter bangsa adalah keteladanan. Tanpa keteladanan, semua nilai yang diajarkan menjadi sia-sia.
"Keteladanan itu milik para pendidik. Siapakah para pendidik itu? Mereka adalah orang tua di rumah, para guru di sekolah. Juga para pemimpin, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemerintahan, dan publik figur lainnya yang harus mampu menjadi contoh," kata dia.
Haryanto mengatakan Rasulullah Muhammad saw. merupakan pendidik yang berhasil karena memiliki keteladanan dan pribadi yang layak dicontoh. "Beliau selalu melakukan apa yang beliau katakan. Pemimpin itu bukan hanya bisa mengatakan ataupun memerintahkan, melainkan juga harus bisa mencontohkan," kata dia. (MG1/S-2)
Saya setuju sekali pmp, dimasukkan dlm kurikulum nasional, sehingga si anak dpt mengetahui jati diri yg sesungguhnya,,,,,
BalasHapus