Pendidikan : Lampost 10 September 2011
BANDAR LAMPUNG (Lampost): Penguatan pendidikan sains murni di sekolah belum berjalan optimal. Lemahnya kreativitas guru menjadi kendala utama peningkatan mutu pembelajaran di kelas.
Hal itu dikatakan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) Bujang Rahman, dalam percakapannya dengan Lampung Post, Jumat (9-9), di gedung Dekanat FKIP, bertalian dengan pentingnya penguatan pendidikan sains murni di sekolah.
"Jika dilihat dari standar kompetensinya, guru sains kita sudah bisa dikatakan cukup baik kualitasnya. Namun, pemenuhan kompetensi saja tidak cukup agar mutu pembelajaran di kelas menjadi lebih berkualitas," kata Bujang.
Ia menjelaskan tantangan yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia saat ini masih berkutat pada minimnya dana sehingga berdampak pada lemahnya dukungan sarana prasarana pendidikan, termasuk sarana penunjang di bidang pendidikan sains.
"Kekurangan kita dalam pengembangan sains dari negara-negara maju memang masih berkutat pada kelengkapan sarana prasarana laboratorium sekolah yang memang masih minim. Namun, kekurangan ini dapat diatasi jika para guru sains bertindak kreatif," kata dia.
Ia berargumentasi peningkatan mutu pembelajaran siswa di bidang sains tidak sepenuhnya ditunjang oleh sarana laburatorium yang mahal. Jika kreatif, teknologi sederhana tepat guna juga dapat diandalkan untuk membantu pembelajaran siswa.
"Contoh, beberapa waktu lalu kami melakukan kuliah kerja nyata di sekolah. Untuk memperagakan teknologi kapal selam, misalnya, cukup dilakukan dengan menggunakan alat peraga botol bekas dan gabus. Murah tetapi cukup membantu siswa, dan siswa menjadi lebih tertarik," kata Bujang.
Bujang menuturkan tanpa didukung kreativitas guru, maka minimnya sarana akan terus menjadi kendala dan pembelajaran sains di kelas menjadi minim inovasi-inovasi baru. Akibatnya, pembelajaran sains di sekolah menjadi monoton dan membosankan.
Untuk itu, menurut Bujang, pembinaan khusus guru guru sains oleh pemerintah mutlak diperlukan, terutama untuk menumbuhkan daya kreativitas guru dalam mengajar di kelas. Di sisi lain, perguruan tinggi yang menjadi pusat pengembangan sains perlu memberi dukungan pendidikan sains di level sekolah.
"Pembangunan sains murni di level perguruan tinggi tidak akan cukup jika tidak dibarengi penguatan sains di level bawah. Perguruan tinggi dapat memberikan support berupa pembobotan guru sains di sekolah hingga melakukan sharing tentang sarana prasarana laboratorium untuk kebutuhan sekolah," kata dia. (MG1/S-1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar