Jumat, 27 Maret 2009
mathematics prediction for UASBN -SD 2009
Kamis, 26 Maret 2009
TUKERAN LINK YUCK.....
Silahkan Link Banner para sobat dengan cara menulis alamat URL site dan alamat URL banner ke dalam kolom di bawah ini. Trims.
Senin, 23 Maret 2009
IKABAMA UMM
GRATIS DOWNLOAD LAGU HOMEBAND IKABAMA :
A. IM-SORRY
1. IM-S0RRY - gAdiS IdoLa (BiNTanG jAtuH nu version).mp3
2. IM-S0RRY - gAdiS IdoLa (BiNTanG jAtuH).mp3
3. IM-S0RRY - pEsTa.mp3
4. IM-SORRY - IntroPossible.mp3
5. IM-SORRY - For SomethinG (Acoustic-edit).mp3
6. IM-S0RRY - Mars Sorry.mp3
B. REFRESH
1. Refresh - Aku Dan Malam.mp3
2. Refresh - Benci Tapi Rindu.mp3
3. Refresh - Kembali Untukku.mp3
4. Refresh - Lelah Berharap.mp3
5. Refresh - Tak lagi Berarti.mp3
C. CREAM IN ALL
1. CreamInAll - Pesta.mp3
2. CreamInAll - Here We Are (LIVE).mp3
D. THE JACKISS
1. The Jackiss - Kawankubernyanyiuntukmu(acoustic).mp3
Kamis, 19 Maret 2009
Radang Gusi dan Tanaman Obat
Selalu, meski saya sudah berkali-kali merasakan efektivitas obat herbal, rasa tak yakin terkadang muncul juga. Tapi saya paksakan saja mengikuti salah satu resep yang bahan-bahannya tersedia di pekarangan.
Obat Luar (Obat Kumur)
10 Lembar daun sirih direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Campurkan 1/2 sendok garam lalu berkumur-kumur dengan larutan tersebut sekurang-kurangnya 5 kali sehari.
Obat Dalam (Obat yang Diminum)
2 buah empu kunyit (bagian kunyit yang bentuknya bulat) yang diiris tipis dan segenggam sambiloto segar direbus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Campurkan satu sendok madu untuk setengah gelas ramuan lalu minum.
Setelah beberapa kali berkumur dengan larutan sirih dan garam, saya merasakan benjolan di gusi saya mengeluarkan cairan. Saat saya periksa dengan kapas, ada darah bercampur nanah memenuhi kapas. Saya pun membersihkannya dengan kembali berkumur-kumur sampai bersih. Dan setelah meminum ramuan sambiloto - kunyit, saya tidur untuk menawarkan rasa sakit kepala yang belum juga hilang.
Ajaibnya, selang 20 menit kemudian, saat saya bangun, saya merasa migrain saya hilang. Rasa di kepala menjadi normal kembali. Subhanallah! Saya sungguh semakin memuji kebesaran Allah. Tumbuhan hasil ciptaan-Nya memang mampu menjadi penyembuh penyakit. Asalkan manusia percaya dan mau sedikit bersusah payah untuk meramunya, obat-obatan bisa didapat dengan mudah, aman, dan murah.
Semoga bermanfaat!
Complete Prediction Ujian Nasional English Language for SMP 2009 (1-50)
Rabu, 18 Maret 2009
prediction and answer (pembahasan) soal UN SMP 2009 English No 1-30
Senin, 16 Maret 2009
prediction and answer (pembahasan) soal Ujian Nasional SMP 2009 Bahasa Ingris
Sabtu, 14 Maret 2009
Prediction and Example + Anwer (pembahasan) test Soal Ujian Nasional 2009 for SMP/MTs IPA (physics & Biology)
Jumat, 13 Maret 2009
Prediksi for Soal Ujian Nasional SMP 2009: Bahasa Indonesia
Please Download at below link
Latihan dan Prediksi Soal Ujian Nasional 2009 untuk SMP/MTs
Kamis, 12 Maret 2009
Complete Kisi-Kisi Soal Ujian Nasional 2009
Prediksi for Soal Ujian Nasional SMA IPA & IPS : Bahasa Indonesia
Rabu, 11 Maret 2009
Prediksi for Soal Ujian Nasional SMA : Matematika
Mengapa Kita Sekolah?
Hari ini saya menyempatkan diri untuk mensurvey satu sekolah Islam di kawasan Jatinangor. Setidaknya, di usia si sulung yang sudah mencapai 6,5 tahun, saya berharap sudah punya keputusan yang jelas, apakah ia akan homeschooling saja ataukah diperkenalkan dunia sekolah formal.
Saya tidak bisa bilang bahwa pendidikan anak diwakili oleh istilah sekolah, baik sekolah rumah ataupun sekolah formal. Menurut saya, pendidikan mencakup keseluruhan proses hidup seorang manusia, baik di rumah maupun di lingkungan luar rumahnya. Seandainya pun seorang anak bersekolah formal, maka itu hanyalah bagian dari dunia di luar rumahnya, tak beda dengan kursus atau apapun kegiatan yang bisa menambah pengetahuan dan skill.
Oleh karena itulah, saya berencana mensurvey beberapa sekolah, yang sekiranya ada yang cocok untuk anak saya berkiprah, berkegiatan, dan menambah skill-nya, saya pun tak keberatan menanggalkan status homeschooler buat anak saya. Tak dapat dipungkiri, ada sesuatu yang tidak dapat tumbuh maksimal dalam diri anak saya jika saya memaksanakan diri menjalankan homeschooling, sementara dia ingin tumbuh bersama sekelompok teman atau lingkungan yang mengeksplorasi pertemanan.
Bagaimana dengan homeschooling?
Tak ada model pembelajaran yang sempurna tanpa kelemahan. Homeschooling, dalam definisi originalnya (yang tidak dilembagakan, tidak dikomersilkan) sesungguhnya memiliki banyak kelebihan dari sisi subjektif anak. Artinya, dengan homeschooling anak-anak bisa diarahkan pada hal-hal yang benar-benar ia sukai, orang tua bisa memilihkan materi ajar yang cocok, dan anak-anak juga sekaligus bisa didorong untuk menyukai banyak hal tanpa batasan kurikulum sebagaimana sekolah formal.
Banyak keluarga mampu menyiasati kurangnya intensitas bergaul dengan teman sebaya dengan memasukkannya ke lembaga kursus atau mengadakan acara bersama dengan keluarga homeschooling yang lain.
Nah! Buat saya sekarang, homeschooling ataukah sekolah formal bukanlah kata terakhir untuk merepresentasikan pendidikan anak-anak kami. Di mana pun, dengan cara apapun, andai tujuan kita melakukannya murni untuk kebaikan anak-anak kita, pendidikan dengan model apapun hanyalah sebuah alat untuk membuat mereka berkualitas sebagai manusia.
Semoga.
Senin, 09 Maret 2009
Menemukan Jamur
Sebenarnya ini bukan kali yang pertama kami menemukan jamur di pekarangan rumah. Pada awal musim penghujan yang lalu, saat angin sedang kencang-kencangnya, kami menemukan jamur berdiameter lebih besar tumbuh di samping rumah. Seingat saya, dulu sewaktu jadi pemburu jamur di kampung, jamur jenis itu memang bisa dimakan. Tapi khawatir ingatan saya salah, saya pun menguburnya. Namun selang beberapa hari kemudian, seorang kakek penyabit rumput lagi-lagi menemukan jamur yang sama di rerumputan. Ia memberikan jamur itu pada saya, dan menyuruh saya memasaknya.
Waktu saya tanya si kakek, apakah jamur itu beracun atau tidak, dengan pasti dia bilang bahwa jamur itu enak untuk dimakan. Hmmm... Kebetulan kakeknya anak-anak mau datang, dimasak sajalah jamur itu, dan hasilnya memang tidak keracunan.
Orang Sunda menyebut jenis jamur yang kami temukan itu dengan sebutan Supa (Jamur) Suung. Permukaannya licin berwarna putih kecoklatan. Diameter 'payung'-nya beragam tergantung kesuburan tanah nampaknya. Dulu saya biasa menemukan jamur itu di antara anakan pohon pisang.
Satu hal yang saya herankan, anak-anak suka makan jamur itu, padahal sebelumnya paling nggak suka makan jamur walau dimasak dengan cara apapun. Mungkin karena hidup di alam dan diberi makan secara alami, jamur liar memang lebih komplit nutrisinya ya... Entahlah.
Kamis, 05 Maret 2009
ANALISA VEGETASI METODE KUARTER
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam mendiskripsikan suatu vegetasi haruslah dimulai dari suatu titik pandang bahwa vegetasi merupakan suatu pengelompokan dan tumbuh-tumbuhan yang hidup bersama dalam suatu terutama yang mungkin dikarakterisasi baik oleh spesies sebagai komponenya. Maupu oleh kombinasi dan struktur sifat-sifatnya yang mengkarakterisasi gamberan vegetasi secara umum atau fungsionl. Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis dan juga sintesis sehingga akan memebantu dan mendiskripsikan suatu vegetasi sesuai dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lain.dalam waktu ini akan dipergunakan metode intersepsi titik untuk menemai suatu vegetasi.
2 Tujuan
Untuk menganalisis vegetasi dengan parameter kerapatan, dominasi, dan frekkuensi jenis tumbuhan menggunakan metode kwarter (metode tanpa plot)
II DASAR TEORI
Analisa vegetasi dengan metode kuarter merupakan analisa vegetasi yang
mana dalam pelaksanaannya tidak menggunakan plot atau area sebagai alat bantu. Akan tetapi cuplikan yang digunakan hanya berupa titik sehingga sering juga metode tanpa plot. Hal ini karena pada metode ini tidak menggambarkan luas area tertentu, sama halnya dengan metode kuadrat yaitu dalam memperoleh nilai penting harus terlebih dahulu dihitung kerapatan, dominasi, dan frekuensinnya. Metode ini sering dipakai untuk vegetasi berbentuk hutan atau vegetasi kompleks lainnya.
Komunitas adalah sejumlah mahluk hidup dari berbagai macam jenis yang hidup bersama pada suatu daerah. Suatu komonitas terdiri dari banyaknya jenis dengan berbagai macam populasi dan interaksi satu dengan yang lain. komposisi suatu komonitas ditentukan dengan tumbuhan dan hewan yang kebetulan mampu hidup di tempat tersebut. Anggota komonitas ini tergantung pada penyesuaian diri setiap individu terhadap faktor-faktor fisik dan biologis yang ada ditempat tersebut. Ada dua konsep yang ditentukan dalam mengamati pete komonitas yaitu gradasi komonitas( populasi) dan gradiasi lingkungan yaitu menyangkut jumlah factor lingkungantambak secara bersama-sama. (Soedjiran,1989). Pada metode ini tumbuhan yang dianalisa bisa berupa empat tumbuhan yang paling dekat dengan titik pengamatan yang masing-masing tumbuhan berada pada empat sektor daerah dengan titik tadi sebagai pusat.
III PROSEDUR KERJA
3.1 Alat dan Bahan
ü Tali raffia
ü Meteran
ü Penggaris
3.2 Cara Kerja
- Menentukan lokasi pengamatan
- Menentukan titik pusat dengan memperhatikan spesies pohon yand dilihat berbeda
- Menghitung jarak antara titik pusat dengan tumbuhan A,B,…….
- Menghitung jarak antara masing-masing pohon
- Menentukan keliling dari masing-masing pohon
Data Pengamatan
Tabel Tinggi Pohon (cm)
Titik Pusat | Kuadaran | |||
I | II | III | IV | |
A-B | 3,5 | | | |
A-C | | 3,20 | | |
A-D | | | - | |
A-E | | | | 3 |
Tabel Jarak Pohon dengan Titik Pusat (m)
| Kuadaran | ||||
I | II | III | IV | ||
B-C | 6,20 | | | | |
C-D | | 7,5 | | | |
D-A | | | 3,5 | | |
E-A | | | | - |
IV. Pembahasan
Pada percobaan kali ini kita mengambil tempat dicoban rondo, pada suatu lokasi, dengan metode kwarter dapat dianalisa suatu vegetasi dengan parameter tentang kerapatan, dominasi dan frekuensi adapun dengan metode ini yang ditemukan adalah tumbuh-tumbuhan sebagai berikut: Pada metode kuarter ini ada beberapa pohon yang ditemukan lebih dari satu kuadran atau juga pada titik pusat, karena pada metode ini merupakan tumbuhan yang terdekat dengan titik pusatlah yang dicuplik datanya.
Pada praktikum ini digunakan lima titik pusat yang jaraknya agak berjauhan. Setelah dihitung antara kerapatan absolute, kerapatan relatif, dominasi absolut,
frekuensi absolut serta frekuensi relatif dapat diketahui bahwa nilai penting
dari jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan yang terbesar adalah nilai penting
pada tumbuhan eukaliptus dan terendah pada tumbuhan cemara. Hal ini dapat
menunjukkan bahwa eukaliptus dapat berkembang dengan baik dan tumbuh dengan
baik, pada lingkungan ini dan hal ini juga dapat dijadikan patokan dalam
penentuan nama vegetasi.
Dengan demikian bahwa dengan metode kwarter ini dapat diketahui bahwa eukaliptus
merupakan tumbuhan yang dominan dan memiliki nilai penting tertinggi sehingga
dapat dijadikan tolak ukur dalam pemberian nama suatu vegetasi.
Kesimpulan
1. Alat
dan bahan yang digunakan dalam metode ini adalah meteran, tali rafia dan pasak
2. Analisa
vegetasi dengan metode kuarter merupakan analisa vegetasi yang mana dalam
pelaksanaannya tidak menggunakan plot atau area sebagai alat bantu.
3. Komunitas
adalah sejumlah mahluk hidup dari berbagai macam jenis yang hidup bersama pada suatu daerah. Suatu komonitas terdiri dari banyaknya jenis dengan berbagai
macam populasi dan interaksi satu dengan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
· Enden,1990, Ekologi Tumbuhan IPB Press.Bogor
· Sastroutomo,1990 Ekologi Gulma Gramedia. Jakarta
· Soediharjo,1992 Ekologi Tanaman Rajawali Press. Jakarta
· Soejiran,1989Ekologi Umum Universitas Gajah Mada Press. Yogjakarta
METODE KUADRAT DAN METODE GARIS
1.1 Latar Belakang
Ilmu vegetasi sudah di mulai hampir tiga abad yang lalu, mula- mula kegiatan utama dilakukan lebih di arahkan pada deskripsi dari bentang alam dan vegetasinya.
Kemudian pada abab ke XX usaha-usaha di arahkan untuk menyederhanakan deskripsi
dan vegetasi dengan tujuan untuk meningkatkan keakuratan dan untuk mendapatkan
standar dasar dalam evolusi secara kuantitatif.
Vegetasi sebagai salah satu komponen dari ekosistem yang dapat menggambarkan pengaruh dari kondisi-kondisi fakta lingkungan yang mudah di ukur dan nyata. Dalam mendeskripsikan vegetasi harus di mulai dari suatu titik padang bahwa vegetasi merupakan suatu pengelompokkan dari suatu tumbuhan yang hidup di suatu hidup tertentu yang mungkin di karakterisasi baik oleh spesies sebagai komponennya
maupun oleh kombinasi dan struktur serta fungsi sifat-sifatnya yang mengkarakterisasi gambaran vegetasi secara umum.
1.3 Rumusan Masalah
- Bagaimana bentuk cuplikan dari vegetasi di Coban Rondo?
- Bagaumana kerimbunan,kerpatan dan frekuensi tanam secara umum di Coban Rondo?
1.3.Tujuan
Untuk mengetahui bentuk cuplikan dan sistem analisis vegetasi dengan menggunakan metode kuadrat dan metode garis.
- Dapat menggunakan variabel kerimbunan, kerapatan, dan frekuensi dengan cara yang berbeda dengan metode kuadrat dan metode garis.
II DASAR TEORI
2.1. Metode Kuadrat
Bentuk Cuplikan
Bentuk sampel dapat berupa segi empat atau lingkaran dengan luas tertentu. Hal ini tergantung pada bentuk vegetasi. Berdasarkan metode pantauan luas minimum akan dapat di tentukan luas kuadrat yang di perlukan untuk setiap bentuk vegetasi tadi. Untuk setiap plot yang di sebarkan di lakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan dan frekuensi. Variabel kerimbunan dan kerapatan di tentukan berdasarkan luas kerapatan. Dari spesies yang di temukan dari sejumlah kuadrat yang di buat (Rahardjanto, 2001).
Sistim analisis
1. kerapatan, ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasi jenis tumbuhan didalam area cuplikan. Pada beberapa keadaan kesulitan dalam melakukan batasan individu tumbuhan, kerapatan dapat ditentukan dengan cara pengelompokan berdasarkan kreteria tertentu.
2. Kerimbunan, ditentukan berdasarkan penutupan oleh populasi jenis tumbuhan. Apabila dalam menentukan kerapatan di jabarkan dalam bentuk kelas kerapatan, maka untuk perimbunannyapun lebih baik di gunakan kelas keribunan.
3. Frekuensi, di tentukan berdasarkan kerapatan dari jenis tumbuhan di jumpai dlam sejumlah area cuplikan (n) di bandingkan dengan seluruh atau total area cuplikan yang dibuat (N) biasa dalam persen (%).
2.2 Metode Garis
Selain metode kuadran kita juga bisa menggunakan metode garis untuk menganalisis vegetasi. Panjang sample berupa garis, untuk vegetasi hutan dapat lebih dari 50 meter, semak belukar sepanjang minimal 1 meter cuplikan berupa garis, untuk vegetasi sangat di pengaruhi oleh kekompleksitasan dari hutan tersebut.
III METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Metode Garis
- Tali raffia - Pasak ukuran 50cm 12 buah
- Meteran
3.1.2 Metode Kuadrat
- Tali raffia - Pasak ukuran 50 cm 12 buah
- Meteran - Alat tulis
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Metode Garis
- Membuat garis sepanjang 10 m sebanyak 5 garis
- Membagi masing-masing garis sebanyak 5 segmen dengan ukuran segmen 2 meter.
- Mencatat dan menghitung semua jenis tumbuhan yang tersentuh dan berada di bawah garis
- Menentukan persentase kanopi masing-masing jenis tumbuhan
- Menghitung harga relatif dari tiap segmen
- Menentukan nilai penting denganmenggunanan angka perhitungan relatif.
- Menyusun jenis-jenis tumbuhan berdasarkan nilai penting yang terkecil.
- Memberi nama bentuk vegetasi berdasarkan 2 jenis tumbuhan dengan harga nilai penting terbesar.
- Rumus
Kabs =
Dabs =
Fabs =
Perhitumgan Krelatif =
Perhitungan Drelatif =
Perhitungan Frelatif =
NP tiap jenis suatu tumbuhan = Krelatif + Drelatif + Frelatif
3.2.2 Metode Kuadrat
- Membuat plot dengan ukuran 5 x 5 m secara acak sebanyak 5 plot
- Setiap plot di lakukan analisis vegetasi berdasarkan variabel-variabel kerapatan
- Menganalisa vegetasi di seluruh kuadrat dan melakukan perhitungan untuk mencari harga relatifnya dari setiap jenis tumbuhan
- Melanjutkan perhitungan untuk mencari harga nilai penting dari setiap jenis atau spesies tumbuhan.
- Menyusun dalam satu tabel jenis tumbuhan berdasarkan harga nilai penting dari harga terbesar sampai terkecil.
- Memberi nama vegetasi berdasarkan dua jenis atau spesies dengan harga nilai penting terbesar.
- Rumus Perhitungan
- Kbs =
- Dbas =
- Fabs =
- Perhitungan Krelatif =
- Perhitunan Drelatif =
- Perhitungan Frelatif =
- NP tiap jenis tumbuhan = Krelatif + Drelatif + Frelatif
IV DATA PENGAMATAN
Tabel.I pengamatan metode Kuadrat
No | Spesies | Plot 1 | Plot 2 | Plot 3 | Plot 4 | Plot5 | Total | ||||||
| | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov |
1 | Rumput teki | 9 | 36 | 12 | 48 | 41 | 164 | 10 | 40 | 9 | 36 | 81 | 324 |
2 | Tnm klencir | 50 | 200 | 60 | 240 | 55 | 220 | 40 | 160 | 45 | 180 | 250 | 1000 |
3 | Ilalang | 30 | 120 | 40 | 160 | 7 | 28 | 20 | 80 | 15 | 60 | 112 | 448 |
4 | Urang aring | 22 | 88 | 4 | 16 | 11 | 44 | 11 | 44 | 13 | 52 | 61 | 244 |
5 | P. Elephanus | 19 | 76 | 70 | 280 | 9 | 36 | 43 | 172 | 54 | 216 | 195 | 975 |
Tabel.I.I NP ( Nilai Penting)
No | Jenis Tumbuhan | NP% |
1 | Rumput teki | 9,606 |
2 | Tanaman klencir | 29,649 |
3 | Ilalang | 13,282 |
4 | Urang aring | 7,234 |
5 | Pseudo elephanus | 23,126 |
Tabel.II Pengamatan Metode Garis
Garis ke-1
No | Spesies | Segmen I | Segmen II | Segmen III | Segmen IV | Segmen IV | Total | ||||||
| ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | |
1 | Rumput teki | 2 | 12 | 5 | 30 | 3 | 18 | 1 | 6 | 2 | 12 | 13 | 78 |
2 | Klencir | 9 | 36 | 3 | 12 | 5 | 20 | 2 | 8 | 3 | 12 | 22 | 88 |
Garis ke-2
No | Spesies | Segmen I | Segmen II | Segmen III | Segmen IV | Segmen IV | Total | ||||||
| ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | |
1 | Rumput teki | 20 | 60 | 3 | 18 | 5 | 30 | 8 | 48 | 2 | 12 | 38 | 168 |
2 | Klencir | 10 | 40 | 2 | 8 | 4 | 16 | 2 | 8 | 3 | 12 | 21 | 89 |
Garis ke-3
No | Spesies | Segmen I | Segmen II | Segmen III | Segmen IV | Segmen IV | Total | ||||||
| ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | |
1 | Rumput teki | 15 | 60 | 5 | 30 | 3 | 18 | 1 | 6 | 4 | 24 | 28 | 138 |
2 | Klencir | 7 | 28 | 6 | 24 | 2 | 8 | - | - | 3 | 12 | 16 | 72 |
Garis ke-4
No | Spesies | Segmen I | Segmen II | Segmen III | Segmen IV | Segmen IV | Total | ||||||
| ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | |
| Rumput teki | 20 | 120 | 1 | 6 | 8 | 48 | 3 | 18 | 10 | 60 | 42 | 252 |
| Klencir | 7 | 28 | 3 | 12 | 5 | 20 | 2 | 8 | 2 | 8 | 19 | 98 |
Garis ke-5
No | Spesies | Segmen I | Segmen II | Segmen III | Segmen IV | Segmen IV | Total | ||||||
| ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | |
| Rumput teki | 21 | 126 | 7 | 42 | 3 | 18 | 5 | 30 | 6 | 36 | 42 | 252 |
| Klencir | 8 | 32 | 5 | 20 | 2 | 8 | 2 | 8 | 3 | 12 | 20 | 80 |
Tabel NP (Nilai Penting)
No | Jenis Tumbuhan | NP% |
1 | Rumput teki | 0,0026 |
2 | Klencir | 0,00236 |
V. PEMBAHASAN
Dengan menggunkan metode garis kita dapat mengunakan data yang didapat sebagai perbandingan dengan data yang didapat dengan menggunakan metode kuadrat. Dari data yang di dapat
VI. KESIMPULAN
VII. DAFTAR PUSTAKA
- Anwar, 1995, Biologi Lingkungan. Ganexa exact. Bandung.
- Guritno, 1995. Analisa Pertumbuhan Tanaman. Rajawali Press. Jakarta
- Harun, 1993. Ekologi Tumbuhan. Bina Pustaka. Jakarta.
- Rahardjanto Abdul Kadir,2005. Buku Petunjuk Pratikum Ekologi Tumbuhan. UMM Press. Malang
Ilmu vegetasi sudah di mulai hampir tiga abad yang lalu, mula- mula kegiatan utama dilakukan lebih di arahkan pada deskripsi dari bentang alam dan vegetasinya.
Kemudian pada abab ke XX usaha-usaha di arahkan untuk menyederhanakan deskripsi
dan vegetasi dengan tujuan untuk meningkatkan keakuratan dan untuk mendapatkan
standar dasar dalam evolusi secara kuantitatif.
Vegetasi sebagai salah satu komponen dari ekosistem yang dapat menggambarkan pengaruh dari kondisi-kondisi fakta lingkungan yang mudah di ukur dan nyata. Dalam mendeskripsikan vegetasi harus di mulai dari suatu titik padang bahwa vegetasi merupakan suatu pengelompokkan dari suatu tumbuhan yang hidup di suatu hidup tertentu yang mungkin di karakterisasi baik oleh spesies sebagai komponennya
maupun oleh kombinasi dan struktur serta fungsi sifat-sifatnya yang mengkarakterisasi gambaran vegetasi secara umum.
1.3 Rumusan Masalah
- Bagaimana bentuk cuplikan dari vegetasi di Coban Rondo?
- Bagaumana kerimbunan,kerpatan dan frekuensi tanam secara umum di Coban Rondo?
1.3.Tujuan
Untuk mengetahui bentuk cuplikan dan sistem analisis vegetasi dengan menggunakan metode kuadrat dan metode garis.
- Dapat menggunakan variabel kerimbunan, kerapatan, dan frekuensi dengan cara yang berbeda dengan metode kuadrat dan metode garis.
II DASAR TEORI
2.1. Metode Kuadrat
Bentuk Cuplikan
Bentuk sampel dapat berupa segi empat atau lingkaran dengan luas tertentu. Hal ini tergantung pada bentuk vegetasi. Berdasarkan metode pantauan luas minimum akan dapat di tentukan luas kuadrat yang di perlukan untuk setiap bentuk vegetasi tadi. Untuk setiap plot yang di sebarkan di lakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan dan frekuensi. Variabel kerimbunan dan kerapatan di tentukan berdasarkan luas kerapatan. Dari spesies yang di temukan dari sejumlah kuadrat yang di buat (Rahardjanto, 2001).
Sistim analisis
1. kerapatan, ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasi jenis tumbuhan didalam area cuplikan. Pada beberapa keadaan kesulitan dalam melakukan batasan individu tumbuhan, kerapatan dapat ditentukan dengan cara pengelompokan berdasarkan kreteria tertentu.
2. Kerimbunan, ditentukan berdasarkan penutupan oleh populasi jenis tumbuhan. Apabila dalam menentukan kerapatan di jabarkan dalam bentuk kelas kerapatan, maka untuk perimbunannyapun lebih baik di gunakan kelas keribunan.
3. Frekuensi, di tentukan berdasarkan kerapatan dari jenis tumbuhan di jumpai dlam sejumlah area cuplikan (n) di bandingkan dengan seluruh atau total area cuplikan yang dibuat (N) biasa dalam persen (%).
2.2 Metode Garis
Selain metode kuadran kita juga bisa menggunakan metode garis untuk menganalisis vegetasi. Panjang sample berupa garis, untuk vegetasi hutan dapat lebih dari 50 meter, semak belukar sepanjang minimal 1 meter cuplikan berupa garis, untuk vegetasi sangat di pengaruhi oleh kekompleksitasan dari hutan tersebut.
III METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Metode Garis
- Tali raffia - Pasak ukuran 50cm 12 buah
- Meteran
3.1.2 Metode Kuadrat
- Tali raffia - Pasak ukuran 50 cm 12 buah
- Meteran - Alat tulis
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Metode Garis
- Membuat garis sepanjang 10 m sebanyak 5 garis
- Membagi masing-masing garis sebanyak 5 segmen dengan ukuran segmen 2 meter.
- Mencatat dan menghitung semua jenis tumbuhan yang tersentuh dan berada di bawah garis
- Menentukan persentase kanopi masing-masing jenis tumbuhan
- Menghitung harga relatif dari tiap segmen
- Menentukan nilai penting denganmenggunanan angka perhitungan relatif.
- Menyusun jenis-jenis tumbuhan berdasarkan nilai penting yang terkecil.
- Memberi nama bentuk vegetasi berdasarkan 2 jenis tumbuhan dengan harga nilai penting terbesar.
- Rumus
Kabs =
Dabs =
Fabs =
Perhitumgan Krelatif =
Perhitungan Drelatif =
Perhitungan Frelatif =
NP tiap jenis suatu tumbuhan = Krelatif + Drelatif + Frelatif
3.2.2 Metode Kuadrat
- Membuat plot dengan ukuran 5 x 5 m secara acak sebanyak 5 plot
- Setiap plot di lakukan analisis vegetasi berdasarkan variabel-variabel kerapatan
- Menganalisa vegetasi di seluruh kuadrat dan melakukan perhitungan untuk mencari harga relatifnya dari setiap jenis tumbuhan
- Melanjutkan perhitungan untuk mencari harga nilai penting dari setiap jenis atau spesies tumbuhan.
- Menyusun dalam satu tabel jenis tumbuhan berdasarkan harga nilai penting dari harga terbesar sampai terkecil.
- Memberi nama vegetasi berdasarkan dua jenis atau spesies dengan harga nilai penting terbesar.
- Rumus Perhitungan
- Kbs =
- Dbas =
- Fabs =
- Perhitungan Krelatif =
- Perhitunan Drelatif =
- Perhitungan Frelatif =
- NP tiap jenis tumbuhan = Krelatif + Drelatif + Frelatif
IV DATA PENGAMATAN
Tabel.I pengamatan metode Kuadrat
No | Spesies | Plot 1 | Plot 2 | Plot 3 | Plot 4 | Plot5 | Total | ||||||
| | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov |
1 | Rumput teki | 9 | 36 | 12 | 48 | 41 | 164 | 10 | 40 | 9 | 36 | 81 | 324 |
2 | Tnm klencir | 50 | 200 | 60 | 240 | 55 | 220 | 40 | 160 | 45 | 180 | 250 | 1000 |
3 | Ilalang | 30 | 120 | 40 | 160 | 7 | 28 | 20 | 80 | 15 | 60 | 112 | 448 |
4 | Urang aring | 22 | 88 | 4 | 16 | 11 | 44 | 11 | 44 | 13 | 52 | 61 | 244 |
5 | P. Elephanus | 19 | 76 | 70 | 280 | 9 | 36 | 43 | 172 | 54 | 216 | 195 | 975 |
Tabel.I.I NP ( Nilai Penting)
No | Jenis Tumbuhan | NP% |
1 | Rumput teki | 9,606 |
2 | Tanaman klencir | 29,649 |
3 | Ilalang | 13,282 |
4 | Urang aring | 7,234 |
5 | Pseudo elephanus | 23,126 |
Tabel.II Pengamatan Metode Garis
Garis ke-1
No | Spesies | Segmen I | Segmen II | Segmen III | Segmen IV | Segmen IV | Total | ||||||
| ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | |
1 | Rumput teki | 2 | 12 | 5 | 30 | 3 | 18 | 1 | 6 | 2 | 12 | 13 | 78 |
2 | Klencir | 9 | 36 | 3 | 12 | 5 | 20 | 2 | 8 | 3 | 12 | 22 | 88 |
Garis ke-2
No | Spesies | Segmen I | Segmen II | Segmen III | Segmen IV | Segmen IV | Total | ||||||
| ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | |
1 | Rumput teki | 20 | 60 | 3 | 18 | 5 | 30 | 8 | 48 | 2 | 12 | 38 | 168 |
2 | Klencir | 10 | 40 | 2 | 8 | 4 | 16 | 2 | 8 | 3 | 12 | 21 | 89 |
Garis ke-3
No | Spesies | Segmen I | Segmen II | Segmen III | Segmen IV | Segmen IV | Total | ||||||
| ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | |
1 | Rumput teki | 15 | 60 | 5 | 30 | 3 | 18 | 1 | 6 | 4 | 24 | 28 | 138 |
2 | Klencir | 7 | 28 | 6 | 24 | 2 | 8 | - | - | 3 | 12 | 16 | 72 |
Garis ke-4
No | Spesies | Segmen I | Segmen II | Segmen III | Segmen IV | Segmen IV | Total | ||||||
| ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | |
| Rumput teki | 20 | 120 | 1 | 6 | 8 | 48 | 3 | 18 | 10 | 60 | 42 | 252 |
| Klencir | 7 | 28 | 3 | 12 | 5 | 20 | 2 | 8 | 2 | 8 | 19 | 98 |
Garis ke-5
No | Spesies | Segmen I | Segmen II | Segmen III | Segmen IV | Segmen IV | Total | ||||||
| ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | ∑ | Cov | |
| Rumput teki | 21 | 126 | 7 | 42 | 3 | 18 | 5 | 30 | 6 | 36 | 42 | 252 |
| Klencir | 8 | 32 | 5 | 20 | 2 | 8 | 2 | 8 | 3 | 12 | 20 | 80 |
Tabel NP (Nilai Penting)
No | Jenis Tumbuhan | NP% |
1 | Rumput teki | 0,0026 |
2 | Klencir | 0,00236 |
V. PEMBAHASAN
Dengan menggunkan metode garis kita dapat mengunakan data yang didapat sebagai perbandingan dengan data yang didapat dengan menggunakan metode kuadrat. Dari data yang di dapat
VI. KESIMPULAN
VII. DAFTAR PUSTAKA
- Anwar, 1995, Biologi Lingkungan. Ganexa exact. Bandung.
- Guritno, 1995. Analisa Pertumbuhan Tanaman. Rajawali Press. Jakarta
- Harun, 1993. Ekologi Tumbuhan. Bina Pustaka. Jakarta.
- Rahardjanto Abdul Kadir,2005. Buku Petunjuk Pratikum Ekologi Tumbuhan. UMM Press. Malang